acara

7 1 0
                                    

                             •|FOS|•

Pengen nangis tapi ga tau kenapa,mau galau tapi ayank aja ga punya,mau bahagia tapi bahagia kenapa.ada yang itu sikap siapa?ya sikap readers lah,yakali saya😏(tapi pernah sih kek gitu)

                          ~~~~~~~~~~

rain bangun pagi-pagi sekali, agar bisa mengingatkan kedua abangnya untuk mengantar rain sekalian mengambil rapot kelulusan.

saat turun tangga, ia malah melihat bang gev yang terburu-buru memakai jass kampus

"Abang!" Teriak rain smbil berlari ke arah luar. gevran berbalik, lalu menatap rain smbil membuka pintu mobil.

"Ya?" tanya gevran, melihat arloji ditangannya.

"Abang ga lupa kan, hari ini?" ujar rain mendekati sang abang yang sedang mengotak atik hpnya.

"Ah iya" gevran menepuk jidatnya lalu menutup pintu mobil dan mndekati rain yang tak jauh darinya.

"Ra.." Gevran memegang kedua pundak rain sambil menarik nafas.

"Ya?" Tanya rain bingung mlihat abangnya menarik nafas dalam-dalam.

semoga berbeda sama apa yang gua pikirin sekarang, plis. pinta rain dalam hati sambil memejam kan matanya.

"Maaf" deg jantung rain rasanya akan berhenti, sepertinya ini akan menjadi ke2 kalinya ia mngambil rapot sendiri.

"Abang bakal telat dateng, abang harus pergi sebentar. Gpp kan? Cuma sebentar kok" beritau gevran, sambil mengembuskan nafas yang sejak tadi ia tahan.

gevran tak sanggup melihat kekecewaan di mata rain.

rain membuka mata, lalu mengangguk.
"Gpp, yang penting abang dateng!!" Semangat rain walau ia sedikit kecewa.

gevran menepuk Kepala rain, lalu masuk ke mobil dan pergi dari perkarangan rumah.

rain menunduk lalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas dan memakai sepatu.

saat masuk ia melihat bang afran keluar dari kamar

"Tumben keluar dari sangkar.." rain berbicara sambil melihat dari bawah sampai atas penampilan sang abang yang macco.
"Beuh kemana lu, rapih bener"

afran memalingkan wajahnya lalu mengunci pintu kamar "lu kek siti, kepoan" ujar afran melengos melewati rain yang berdiri di depannya.

"Lah, abang ga mau nganter rain? rain anak perawan loh. ntar mama marah, rain pergi sendiri!" teriak rain lagi saat sang abang memakai sepatu di kursi ruang tamu.

"berisik, lagian dah biasa pergi sendiri kan" ujar afran acuh.

rain duduk di kursi, berhadapan dengan afran.

"Abang, ga lupa sama janji tadi malem?" tanya rain mengingat kan afran tntang janji tadi malem, untuk datang ke sekolah rain.

"Ga lupa, cuma sekarang gua ada janji" ujar afran, berdiri stelah menyelesaikan tali sepatunya dan berjalan ke arah pintu luar.

rain menunduk. bang afran pasti dateng dia ga akan ingkar janji!!, ujar rain dalam hati.

saat melewati rain dan melihatnya yang menunduk membuat hati afran tega, tapi ini janji yang penting, ia tak bisa melewati hal ini.

"maaf" ujar afran dalam hati, iya gengsi untuk mngucapkan scara langsung.

Saat afran ingin keluar dari dalam rumah, rain berteriak

"Apa janji itu lebih penting dari rain? abang juga punya janji sama rain!, Kenapa abang malah ingkari janji rain. Kenapa ga janji yang lain aja abang ingkari! Kenapa harus janji rain!WHY?!" Ungkap isi hati rain yang sejak tadi ia tahan, sambil berdiri dan mendekati afran. Afran hanya diam menatap perkarangan rumah.

Full Of Secrets√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang