Adelia Faranisa Aznii dan Gavin Aldevaro selalu dipertemukan dalam segala hal. Mereka adalah musuh bebuyutan yang nggak pernah bisa akur, entah itu di rumah karena tetanggaan, atau di sekolah karena satu kelas dan satu sekolah. Setiap kali bertemu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana kelas yang tadinya tenang berubah menjadi penuh perhatian ketika Aznii dan kawan-kawan masuk. Semua mata tertuju pada Fara, yang wajahnya masih memerah dengan mata sembab. Tangisan sebelumnya jelas meninggalkan jejak yang sulit disembunyikan.
"Kenapa, Far?" tanya Sila penasaran, menatap Fara yang terlihat tidak seperti biasanya. Aznii hendak menjawab, tapi langkahnya terhenti ketika guru jam berikutnya masuk ke kelas. Semua akhirnya kembali duduk, meski rasa ingin tahu masih melayang di udara.
Bel istirahat berbunyi, siswa-siswi langsung berhamburan keluar kelas menuju kantin. Namun, tidak demikian dengan Aznii dan teman-temannya. Mereka memilih tetap tinggal di kelas, menemani Fara yang masih larut dalam kesedihan karena ponselnya yang rusak.
"Far, ke kantin yuk. Udara segar mungkin bisa bikin lo mendingan," bujuk Aznii, mencoba menghibur.
Fara hanya menggeleng pelan. "Aku nggak laper," gumamnya, suaranya serak karena tangis.
"Lo yakin? Biasanya lo paling semangat kalau ke kantin," ucap Ocha sambil memiringkan kepala. "Gimana kalau gue bayarin? Lo bebas pesen apa aja," tambahnya.
Namun, bujukan Ocha tetap tak mempan. Fara tetap menggeleng pelan, menunduk dengan sesekali menyeka air matanya.
"Far, jangan gitu dong. Kita tahu lo lagi sedih, tapi lo harus makan. Kasian perut lo kalau nggak diisi," tambah Raina dengan nada lembut.
Fara hanya menjawab dengan sesenggukan. Air mata kembali membasahi pipinya.
"Eh, eh, udah dong nangisnya," ujar Kayla sambil menepuk pundak Fara dengan lembut. "Lo jadi makin jelek kalau nangis gitu."
"Iya, Far. Jangan bikin kami ikut sedih," sambung Aznii, ikut mengusap air mata di pipi Fara.
"Lo mau makan apa, Far? Biar gue sama Ocha yang beliin," tanya Raina penuh perhatian. Tapi Fara hanya terdiam, tak merespons.
"Udah, pesenin aja kayak biasanya," kata Kayla akhirnya, memecah keheningan.
"Oke, gue pesenin makanan favorit lo ya," Raina mengambil inisiatif. "Lo semua pesen yang biasa juga, kan?" tanyanya pada Aznii dan Kayla.
"Yoi," jawab Aznii santai.
"Yaudah yuk, Ocha," ajak Raina sambil mengajak Ocha keluar kelas. "Kami pergi dulu, ya," pamitnya.
Beberapa menit setelah Raina dan Ocha pergi, seorang siswa laki-laki tiba-tiba masuk ke kelas. "Eh, lemot lo kenapa?" tanya Akbar, langsung menghampiri Fara.
Fara tidak menjawab, hanya menunduk tanpa minat untuk berbicara.
"Dia kenapa?" tanya Akbar lagi, kali ini pada Aznii dan Kayla.
"Gapapa," jawab Aznii singkat, enggan menjelaskan lebih jauh.
"Gapapa gimana? Orang dia nangis gitu," balas Akbar dengan nada kesal.