Don't put your expectations too high on me, because I write what runs through my imagination.
•••
"eugh huaaa" seorang wanita bermata seperti kucing baru saja terbangun, jennie dialah yang baru saja terbangun dari tidurnya dan memang tubuh wanita itu akan selalu terbangun tepat dipukul 6 pagi
Cup
CupJennie mengecup masing-masing pipi dari kedua jagoannya, dan setelah ia memberikan morning kiss pada keduanya, jennie berdiri untuk membersihkan wajah kemudian akan dilanjutkan dengan memasak sarapan
"Pagi ini sarapan roti bakar dan susu aja kali ya" gumamnya sambil menyiapkan facial wash, odol dan sikat giginya
Jennie mulai membersihkan rongga mulutnya lalu dilanjut dengan membersihkan wajahnya. Setelah kegitan didalam kamar mandinya selesai, jennie langsung melangkah keluar kamar membiarkan kedua jagoannya tetap terlelap hingga sarapan yang akan ia buat siap untuk disantap bersama
Jennie berjalan menuruni tangga lalu langsung memasuki area dapur dan saat ia sudah didapur, jennie langsung mengeluarkan roti, selai, kotak uyyu dan buah-buahan
Jennie mulai memanggang roti dan memotong buah untuk pagi ini. Bahkan wanita itu sudah sangat fokus pada bahan dan alat tempur dapurnya hingga ia tak menyadari bahwa sedari tadi ia tengah diperhatikan oleh simata hazel seakan siap untuk memangsanya saat itu juga
"Ssst aish istriku saat didapur kenapa kesexyannya bertambah berkali lipat" gumamnya sambil berjalan mendekati jennie
"Pagi sayang" sapanya sambil memeluk jennie dari belakang, membuat wanita itu terkaget dan hampir melayang pisau pada wajah lisa
"Hufft hufft hufft" helaan nafas lisa karna nyaris terkena pisau yang ada ditangan istrinya itu
"Hah astaga boo! kenapa ngagetin nini kayak gitu sih! Untung ga kena kan!" Omelnya sambil mengelus dadanya
"Maaf sayang maaf" ucap lisa yang ikut mengelus dada jennie
"Ssst" desis jennie saat lisa tak lagi mengelus dadanya melainkan meremasnya. Lisa memajukan kepalanya hingga berada dilekuk leher jennie, sedangkan tangannya yang lain membantu menurunkan tangan jennie yang masih menggenggam pisau lalu kemudian menuntun jennie agar melepaskan pisau itu
"Mmhh baby L akan bangun boo aah" ucap jennie disela desahannya saat lisa mulai bekerja pada lehernya dan tangan pada hentai boobies miliknya
"Dia tidak akan bangun, kita bisa bermain cepat, dan ingat sayang, kecilkan suaramu, mengerti hmm?"
"Mmmh yaaah" jawab jennie dan dengan cepat lisa memutar tubuh jennie lalu langsung ia menyambar bibir ranum itu dengan rakusnya
Selagi sepasang umat didapur itu sedang berperang, hal lain terjadi dilantai dua tepatnya dikamar jenlisa. Levon, malaikat kecil jenlisa itu sudah terduduk dengan rambut acak-acakkan, tak lupa empengnya yang menutupi mulut pria kecil itu dan matanya yang masih tertutup
"Tenapa baby tendilian ditini? Tanan-tanan baby ditindaltan" gumamnya dengan mata yang masih setia tertutup tertutup dan tak lupa garukkan tangannya pada kepala
"Tida mutin, tan baby baby tetayanan mommy an dada" Ucapnya lagi, lalu ia merangkak menuruni kasur kala matanya sudah terbuka sempurna
Levon sudah berjalan menjauhi kasur dan menuju pintu kamarnya, ia terdiam sejenak memandangi pintu yang knopnya cukup tinggi bagi tubuhnya sedangkan kemaren dia bisa membuka pintu itu karena bantuan kursi yang ada diluar kamarnya
"Duh tan nda tampe, api baby au nih pati mommy tedan matak blikfes. To (so), baby ayus tedapul untu inta nen, tan baby tudah aus" ujarnya sambil matanya melirik setiap sudut kamar itu dan untuk seperkian detik senyum levon mengambang membuat pria kecil itu langsung belari kecil