Don't put your expectations too high on me, because I write what runs through my imagination.
***
Pagi harinya, semua orang tengah sarapan bersama di meja makan, hanya jennie dan lisa yang tidak pagi ini di meja makan. Levon sudah sangat rapi, namun wajahnya begitu murung dikarenakan orang tuanya yang tidak bisa bergabung sarapan dan mengantarnya ke sekolah hari ini
"Baby yakin mau pergi ke sekolah hari ini?" Tanya lembut rosé yang duduk tepat di samping pria kecil itu
Levon mengangguk lalu memakan serealnya "baby ada tunjunan te zoo momté" jawab anak itu lemah dan tidak bersemangat
Rosé menghela nafasnya, sebenarnya ia tak ingin levon pergi karna kemarin levon sempat demam tinggi. Rosé melirik satu persatu anggota the luts, seakan mengerti akan kekhawatiran rosé, mereka memberi isyarat jika akan menemani anak itu dari jauh nantinya dan rosé akhirnya dapat bernapas lega
"Hm ya sudah... Momsé antar ke sekolah bersama bubu ya?" Levon melihat pada rosé dan mata anak itu kembali berkaca-kaca lalu bibirnya melengkung ke bawah seakan siap untuk menangis "ada apa sayang?" Tanya rosé tangannya sudah mengelus lembut kepala levon
"Baby tida unya uan untut bayal tunjunan itu momté" suara levon menjadi bergetar, semua yang ada disana tertawa kecil bahkan rosé pun ikut tertawa melihat bagaimana lucunya anak itu saat khawatir
Rosé menangkup pipi anak dari iparnya itu "bubu yang akan bayarkan semuanya... Jadi, ayo habiskan sarapan kamu lalu kita berangkat" mendengar itu levon tersenyum cerah dan kembali melanjutkan sarapannya
Di dalam kamar utama, jennie tengah menyuapi lisa sup sarapan lisa, hanya tinggal mereka berdua di dalam kamar saat ini. Jennie sangat dipusing oleh lisa saat ini karena setiap suapan yang jennie berikan, lisa terus mengeluh dan seolah ingin menangis
"Tidak ada rasanya sayang uweek" jennie menghela nafasnya, bagaimana mungkin supnya tidak memiliki rasa apa pun, sedangkan sedari tadi lisa terus saja menambahkan garam ke dalam supnya
"Iya honey... Itu semua karna lidah kamu sedang mati rasa sayang... Ayo makan sedikit lagi" jennie menyodorkan satu suapan lagi namun lisa menutup mulutnya dan bergeleng kuat tanda ia tidak mau lagi memakan sup yang hambar itu menurut lidahnya saat ini
"Honey..." Lisa semakin menggeleng, ia benar-benar muak menelan sup yang sedang jennie sodor kan itu
Jennie menghela nafasnya lagi, ia tidak akan memaksa lisa kali ini karna manusia itu sangat mudah menangis jika sedang sakit, dan jennie sedang tidak di repotkan dengan rengek kan siapa pun saat ini
Jennie kembali meletakkan sendok ke dalam mangkuk sup, lalu ia letakkan mangkuk itu di atas nakas sebelah kasur mereka. Jennie mengambil gelas yang sudah terisi air dan tak lupa beberapa butir obat untuk segera lisa minum
"Ayo minum obat dan setelah itu kita berjemur di luar" jennie membantu lisa untuk meminum obatnya. Setelah semua obat tertelan habis, jennie membantu lisa berjalan menuju balkon kamar mereka
Jennie dengan hati-hati mendudukkan lisa di atas sofa balkon mereka, kondisi tubuh lisa masih sangat lemas karena itulah jennie membantunya berjalan. Jennie duduk di sebelah lisa, dan wanita yang tengah sakit itu langsung memeluk jennie. Kepala lisa berada tepat di dada jennie dan tangan jennie terus mengusap kepala lisa
"Aku kangen baby" gumam lisa karna ia sudah satu hari tidak melihat anaknya. Jennie mengulum bibirnya kedalam, ia juga rindu anak mereka saat ini
"Tidak bisakah kami bertemu sayang? Batuk dan fluku sudah reda" pinta lisa, matanya masih saja tertutup rapat seolah enggan untuk terbuka