Chapter 8

455 43 4
                                    


"Uhmmm..." Shiho bergumam ketika terbangun pagi hari itu dan menemukan mantel Hakuba telah menyelimutinya.

"Pagi," sapa Hakuba ramah dengan senyum memikat.

Shiho mengusap-usap matanya, "aku ketiduran ya?"

"Eh, semalaman kau mengerjakan data itu sampai ketiduran. Aku tak tega membangunkanmu,"

"Gomene,"

"Aku sudah meminta Baaya untuk membuatkan kopi dan sandwich blueberry-peanut,"

Shiho ingat, dirinya dan Hakuba semalaman berusaha memecahkan kasus mengenai firewall ini. Mereka bekerja di ruang perpustakaan Hakuba. Dokumen, kertas-kertas, foto dan laptop berserakan di meja kerja Hakuba. Sepertinya karena terlalu lelah, Shiho jadi jatuh tertidur di sana. Shiho merasa dirinya merindukan momen-momen seperti ini, namun bersama detektif yang lain. Bila Shinichi terlibat kasus pelik, mereka juga suka membahasnya semalaman sampai ketiduran sendiri.

Hakuba menutup mulutnya dengan sopan ketika menguap.

"Kau begadang juga ya?" tanya Shiho.

"Eh, kalau sudah penasaran seperti ini, rasanya enggan untuk tidur. Lagipula mana bisa aku meninggalkanmu tidur di sini sendirian, sementara aku enak-enak tidur di kamar," kata Hakuba seraya mengusap-usap matanya juga.

Shiho jadi tidak enak hati.

Mendadak ponsel Hakuba berbunyi dan pria itu segera menjawabnya.

"Baik, bawa dia ke tempat yang aman dan berikan penjagaan," gumam Hakuba di ponselnya sebelum memutuskan sambungan.

"Ada masalah?" Shiho ingin tahu.

"Sebaliknya, perkembangan baru," kata Hakuba dengan mata bersinar, "ada korban lain yang identitasnya dicuri,"

Shiho mengerjap, "jadi sekarang sudah ada dua?"

"Eh, dan aku masih mencari yang lainnya,"

"Aku harus bergegas kalau begitu," Shiho kembali fokus ke monitornya.

"Jangan terlalu memaksakan diri Miyano-San," pinta Hakuba lembut, "kau sudah mengerjakannya semalaman, istirahatlah sejenak saja,"

"Sebelum ada korban lainnya," sahut Shiho.

Tapi dalam hati Hakuba tahu, Shiho ingin segera bertemu Shinichi.

"Aku tidak ingin kau jatuh sakit, bagaimana aku menjelaskannya pada Kudo-Kun nanti? Istirahatlah sebentar, aku akan meminta Baaya mengantarkan sarapanmu ke kamar. Lagipula aku sendiri juga perlu kopi," bujuk Hakuba.

Melihat kelembutan Hakuba, Shiho pun melunak, "baiklah kalau begitu," ucapnya sebelum beranjak ke kamarnya seraya berandai-andai Shinichi bisa sedikit saja lembut seperti Hakuba.

Sudah sebulanan Shiho tinggal di kediaman Hakuba. Perlahan-lahan Hakuba telah belajar kebiasaan-kebiasaan dan makanan kesukaan Shiho. Semakin dipandang, Hakuba semakin menyukainya. Shiho sangat fokus dengan pekerjaannya, di sela-sela waktu itu, ia suka minum teh atau kopi. Shiho juga sangat modis, seleranya dalam memadu-madankan busana sangat baik. Meski terlihat sangat dingin dan irit bicara, bahkan sesekali bicaranya tajam, tapi ia jauh dari kesan bossy. Ia berbaur dengan baik bersama para pelayan, tidak belagak seperti ratu. Bahkan sesekali, Shiho menyalurkan kemampuan memasaknya di dapur. Dia bisa membuat cookies yang sangat renyah, nasi karinya juga sangat enak. Shiho juga mampu menyeimbangi pemikirannya dalam membuat deduksi. Betapa Shiho merupakan paket lengkap dari seorang wanita yang cerdas. Wanita yang langka dan Hakuba sudah terlanjur terbiasa dengan kehadirannya di rumahnya. Tentu Hakuba ingin kasus yang pelik ini cepat selesai, tapi jauh di dalam lubuk hatinya, ia belum siap kehilangan Shiho.

The Best Partner EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang