01. PROLOG

468 90 29
                                    

"Bukan tentang seseorang berubah menjadi malaikat. Tentang hamba yang ingin taat,  tentang bagaimana merangkak, berjalan, lalu berlari menuju ridho nya. Bukan tentang seberapa cepat ia berubah, tapi seberapa kuat ia bertahan."

"Sama halnya dengan kami, aku kira mereka yang terlalu bodoh dalam mengenal agama terlalu fanatik dalam segala perilaku yang di ajarkan, tapi ternyata aku yang sangat bodoh dari mereka."

"Bahkan di usiaku yang akan beranjak dewasa aku terkalahkan oleh orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik tapi mereka sangat dekat dengan sang pencipta padahal aku sendiri jauh lebih mampu dari mereka."

"Mereka yang hidupnya sederhana padahal aku yang berkecukupan malah jauh dari kata dekat dengan sang pencipta."

"Mereka yang rajin melaksanakan perintah nya di berikan ujian yang mungkin kita kira tidak mampu melewati hal itu, tapi kita yang bahkan sering melakukan dosa dan maksiat bahkan lupa siapa pencipta kita hidup kita jauh lebih nikmat tanpa ada sedikit kesalahan."

"Ternyata bukan dia ( Allah ) yang membutuhkan aku tapi aku sebagai hamba yang sangat membutuhkan Allah, betapa bodohnya aku dulu."

"Cepat menilai seseorang, tapi lupa dengan diri sendiri."

🍂

"Nak Azhar." Panggil salah seorang pria paruh baya yang berumur sekitar 56 tahun

Mendengar panggilan itu Azhar menoleh dan menghampirinya.

"Afwan Pak Kiyai ada yang perlu Azhar bantu?" Azhar sedikit membungkukkan badannya

"Mari nak kita duduk dulu Kiyai ingin sedikit berbincang dengan nak Azhar."

"Na'am." Angguk Azhar

Azhar dan sang Kiyai duduk di salah satu kursi yang ada di koridor pondok pesantren.

"Pelepasan mengabdi nak Azhar sudah selesai, kiyai harap Azhar bisa jauh lebih baik kedepannya dan Kiyai harap Azhar selalu Istiqomah." Senyum itu sangat menenangkan

"Na'am Kiyai, Azhar minta doanya saja untuk kedepannya, dan terimakasih atas ilmu yang Kiyai berikan untuk beberapa tahun ini, sangat bermanfaat bagi diri Azhar."

"In syaa Allah, Kiyai titip salam sama Abi dan Umi Azhar di sana semoga sehat sehat ya nak."

"Iyah Kiyai in sya Allah, kalau gitu Azhar pamit Kiyai sehat sehat di sini untuk kedepannya Azhar akan usahakan untuk sering datang ke pondok."

"Iyah nak hati hati di jalan."

"Na'am, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kiyai." Pamit Azhar menyalami tangan Kiyai Fahri

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh."

Azhar hanya tersenyum dan berjalan pergi dengan membungkukkan badannya seraya memberikan hormat.

Azhar tak sengaja bertemu dengan ustadzah Aini di depan gerbang asrama putri. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka,  mereka hanya saling menunduk ( menjaga pandangan ).

"Didepan mu aku Selalu memalingkan pandangan, tapi di hadapan sang pencipta aku meminta agar nama mu yang tertulis di lauhul Mahfudz ku." Batinnya

.......
...
..

Al FURQON   [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang