27. Pria tegas

63 18 13
                                    

"iih, dodol." Ucap Nopal sedikit kaget dan terkena semburan dari Rizal

"Eh maaf." ucap Rizal

"Jorok banget sih lo." ucap Nopal bangun dari duduk nya

"Sorry sorry gue gak sengaja, duduk lagi lah."

Fahmi sedikit menyenggol lengan Rizal.

"Apa?" Tanya Rizal bingung menatap Fahmi

"Hmmm hmmm." Dehemnya sambil sedikit mengangkat angkatkan kepalanya

Tiga orang pria berbadan tegap, besar dan tinggi dengan tatapan tajam menatap ke arah mereka.

Semua mata saling menatap satu sama lain.

"Wa...waalaikumusalam om." ucap mereka dengan sedikit gugup

"Waalaikumusalam, silahkan masuk pak." ucap Abi tiba tiba yang sudah berada di samping Dito

"Baik." ucapnya dengan datar

Tatapan tajam masih mengarah kearah mereka, dan sekarang tatapan itu mengarah kearah Rizal, Nopal, dan Fahmi.

"O-oh silahkan duduk pak." ucap Nopal bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri sang Abi begitupun dengan Rizal dan Fahmi

"Oh jadi ini anak anak nya?" Ucap salah seorang pria dengan tegas

Sang Abi hanya mengangguk dan tersenyum menatap semua teman teman Azmi.

"Kalian ganti baju dulu di atas." perintah sang Abi

"Iyah Abi." ucap mereka mulai berjalan dan menaiki anak tangga

"Besar juga yah rumah nya." ucap Rizal yang sudah sampai di atas

"Ya iyalah seorang kiyai dan seorang C...."

"Eh ganti bajunya dimana?" Tanya Dito memotong omongan Nopal, dan melirik kearah Azmi

"Di sini ayok." Ajak Azmi

"Ini kamar lo?" Tanya Nopal melihat sekeliling

"Ini kamar kalau ada tamu khusus nya Abi." ucap Azmi

"Berarti kita tamu khususnya Abi dong." Ucap Rizal dengan bangganya

"Idih pede banget." Balas Nopal

"Buktinya kita bisa masuk kamar ini."

"Ganti baju nya dimana?" Tanya Aldi melewati Rizal

"Bisa di toilet atau disana." Tunjuk Azmi kearah ruangan kecil

Semua sudah siap, dan sudah keluar dari ruangan ganti pakaian, namun beda halnya dengan Rizal yang masih sibuk di toilet ntah apa yang ia lakukan sedari tadi.

"Kalian obatin dulu luka nya." ucap Azmi memberikan kotak obat

"Thank." Balas Reval menerima kotak obat

"Gak salah tu anak lama banget di toilet." Ucap Nopal menatap kearah pintu toilet

"Zal, Lo lagi apa sih di dalam?" Tanya Aldi sedikit mengetuk pintu toilet

"LAGI PESTA, MAU IKUT LO?" Jawabnya dengan sedikit keras

"Gila ya lo."

"Huh, seger banget." ucap Rizal yang baru saja keluarga toilet

"Lo?" Tunjuk Dito memperhatikan Rizal

"Lo ngapain lama di toilet?" Tanya Nopal dengan sedikit geram

"Hmmm, gue mandi." Jawabnya dengan sedikit tersenyum

"Sudah kuduga." Sambung Dito

Semua mata tertuju pada Rizal.

"Gue tau gue ganteng biasa aja kali." ucap Rizal

"Pede banget sih." ucap Aldi dengan wajah sedikit julid menatap Rizal

"Masih mending gue mandi, dari pada kalian." ucap Rizal dengan gaya sombongnya

"Masih mending gue mandi di rumah SENDIRI dari pada lo. di rumah orang lain." Balas Nopal penuh penekanan

"Tapi lo belum pernah nyoba kan mandi di rumah Azmi? Hah hah?"

"Tapi gue gak pernah nyusahin dia dodol."

"Emang gue nyusahin?" Tanya Rizal menatap Azmi

Azmi hanya menggeleng menatap Rizal.

"Tukan, dia aja gak ngerasa." ucap Rizal menghampiri Reval

"Tapi seengganya lo nyadar diri markonah." Sambung Aldi

"Ya udah maaf."

"Udah udah lo gak usah pake ini, lama lagi nunggu lo." Ucap Reval menutup kotak obat

"Tapi gue kan luka."

"Segimana parah sih luka loh." Ucap Nopal memukul bahu Rizal

"Punya temen gini banget sih gak perhatian sama sekali."

"Terserah lo." ucap semuanya serentak bedahalnya dengan Azmi Azhar dan Fajri yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka

"Siapa mereka?" bisik Azmi memperhatikan tiga orang pria yang sedang berbincang dengan Abi

"Entah mungkin temennya Abi?" Jawab Azhar

"Kalian bakal berdiri terus?" Padahal di sini sudah di sediakan kursi." Ucap salah seorang pria dengan tegas

Semua mata saling melirik satu sama lain.

"Baik pak." Ucap mereka

"Jadi ini pak Bowo, pak Haris, dan pak Taufan." ucap sang Abi memperkenalkan satu persatu

"Oh jadi ini pak Bowo tah." ucap Dito sedikit mengangguk anggukan kepalanya

"Iyah saya pak Bowo, kenapa?" Balasnya dengan tegas

"E-enggak pak, saya Dito." ucap Dito seakan memperkenalkan diri

"Saya sudah tau." ucapnya datar

"Kalau diliat liat anak anak ini jago bertarung." ucap pak Haris

"Jago juga ngomong lagi, lu yang mulai duluan dan lu yang harus nerima resikonya." ucap pak taufan meniru suara Rizal

"Hah? Kok....Tau?" ucap Rizal sedikit terkejut

"Pak Bowo tadi mengikuti Azmi, Azhar dan Fajri. Pak taufan, sama pak Haris ngikutin kalian dan Abi tau semua kejadian kalian di sana terutama Azmi, dan Azhar." ucap sang Abi menatap kedua putranya

"Tapi Azmi gak ngelakuin itu Abi, pasti pak Bowo juga liat kan kalau kami bertiga sebelumnya gak mancing mereka buat bertengkar." ucap Azmi membela diri

"Tapi Azhar?" Ucap sang Abi yang sekarang melirik kearahnya

"Hmmm, maaf Abi tapi Gezza yang mulai duluan, dan emosi Azhar gak bisa di tahan." ucap Azhar sedikit menunduk

"Abi ngerti tapi dengan kalian seperti itu apa kalian ketemu Rifki?" Tanya sang Abi dan sekarang semua mata memperhatikan percakapan antar ayah dan anak

"Tidak Abi." geleng Azmi dan Azhar

"Fajri juga minta maaf Abi." ucap Fajri

"Sudah, semuanya sudah berlalu dan jadikan pelajaran terakhir buat putra putra Abi dan untuk kalian semua." ucap sang Abi

"Baik Abi." Ucap semuanya

"Pak, makanannya sudah siap." ucap bi Lilis menghampiri Abi

"Baik."......

.....
.....
.....












Al FURQON   [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang