07

354 68 3
                                    

Berboncengan dengan mu, mengelilingi kota..








••








Angkasa tampaknya sedang bersedih. Dia meneteskan rintiknya dan membasahi bumi. Namun tanah malah bersuka cita akan percikkan hujan saat ini.


Begitu juga dengan pasangan yang tengah berada di markas Fajar Keemasan. (Name) sedang duduk di pinggir jendela memandang kearah luar. Di sisi lain William kini mengerjakan tugasnya dengan senang karena ditemani pujaan.






"Ne, Wiliam.."










"Hm? Ada apa, sayang?"








"Apa kau ingin tahu sesuatu mengenai seberapa jauh aku jatuh karena mu..?" Celetuk gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya.




Namun William lah yang terhenti berkerja ketika mendengar pertanyaan itu. Dia segera menoleh kearah (Name) yang tersenyum menatap arah luar.



William agak bingung akan pertanyaan yang diajukan gadisnya. "Kurasa iya.. memang seberapa jauh dan dalam itu, (Name)..?"




Keheningan sempat melanda ketika (Name) belum menyahut. Namun sebaliknya gadis itu menunjuk langit gelap diatas mereka sembari mengisyaratkan Wiliam untuk mendekat.



Komandan itu segera meninggalkan meja nya lalu berjalan kearah (Name) secara perlahan. Dan ketika sampai, dia tak langsung melihat kearah jendela. Melainkan menatap netra obsidian milik gadisnya yang memantulkan pemandangan luar.



Bagai tersihir sesuatu. Wiliam tertegun melihat mata nonanya. Dia tak menghiraukan yang lain dan hanya pada satu sosok.





"Aku.. meminta mu untuk melihat kesana, ke angkasa, Wiliam." Ujar (Name) sambil terkekeh.




Komandan Vageance langsung tersentak dan gelagapan ketika itu. Membuat (Name) terkikik karena kelucuannya. Dan segera saja Wiliam salah tingkah lalu mengikuti arah tunjuk (Name).





Dia terdiam dan bingung. Karena hanya mendapati cuaca gelap saja dihadapannya. "..Memang ada apa disana, (Name)? Aku tak melihat jawaban untuk pertanyaan mu di langit."






Tapi (Name) malah bergeleng. "Bukan langit jawabannya, namun sesuatu yang jatuh dari sana."





"Maksud mu hujan?"







(Name) akhirnya mengangguk kemudian ikut berdiri. "Benar, hitunglah ada berapa banyak rintik yang jatuh, maka sebanyak itu pula rinduku padamu.."





















"........"














"Sial– siapa yang mengajari mu cara menggoda, huh?" Tanya William tersipu.






"Semua lelaki yang pernah menggoda ku-"


















"........"











━━━━━━━━━━━━━━━━━━♡ෆ





..Menikmati surya perlahan menghilang.






••






Sekarang (Name) sedang dalam bahaya. Dia telah membuat William cemburu atas pernyataannya barusan. Gadis itu segera berlari menjauhi sang kekasih sambil tertawa kegirangan.





"Katakan sekali lagi, dan aku akan mengurungmu bersamaku selamanya..!"





"Hei-hei tenanglah, Wiliam. Aku hanya bercanda tadi HAHAHA!"






"Tapi dari cara kau mengatakannya, itu tidak terdengar seperti candaan, (Name)!" Ujar William mulai berjalan mendekat.




(Name) dengan senyumannya langsung saja bergerak menuju pintu keluar dan dia menertawakan William yang berusaha mengejarnya.


Gadis itu tampak begitu bahagia ketika melihat wajah kesal sang kekasih. (Name) berlarian di lorong markas dengan komandan Fajar Keemasan yang berusaha menangkap nya.




"Kau bilang adalah bos dari pasukan terbaik, tapi menangkap penyihir tipe bertahan saja tidak bisa, Wiliam!" Seru (Name) tertawa.



Mendengar ucapan gadis nya, langsung saja Wiliam menggunakan sihir pohon nya dan mengunci jalan untuk (Name). Namun meski begitu, si nona pengusaha tak habis ide.


Dia merubah arah dan kini berlari menuju halaman. Membiarkan dirinya basah karena hujan dan kotor karena tanah. Wiliam sempat terkejut ketika melihat itu, namun dia ikut tersenyum dan lantas menyusul (Name).




"Kau pikir bisa menghindari ku dengan hujan ini, sayang?" Seru Wiliam makin mempercepat lajunya.





"Tentu saja HAHAHA!"





Kedua pasangan itu akhirnya kejar-kejaran di halaman markas. Bersama hujan deras yang tepat turun di atas mereka. Tak peduli jika menjadi kotor baju mewah keduanya.



Menatap senyum (Name) dan bersenang-senang secara sederhana seperti ini, begitu menghangatkan hati William ditengah varsha yang dingin. Sebuah harsa..





Hingga ketika, akhirnya (Name) tak sanggup untuk berlari lagi. Dia perlahan melambat dengan nafas pendek nya. Segera saja Wiliam menyusul dan akhirnya menangkap sang nona.




Teruna itu langsung menahan (Name) dipelukkannya. Lalu dia tertawa ketika melihat kekasihnya yang kelelahan sendiri sekarang.










"Seberapa pun kau menjauh, berlari dariku, pada akhirnya kau tetap akan kembali di dekapan ku, (Name).."

𝐂𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮; William VangeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang