Hingga kejamnya waktu, menarik paksa..
••
Mentari berada diatas kepala. Cahaya miliknya menghangatkan bumi dan semesta. Memberi penerangan bagi dunia yang asalnya gelap gulita.
Dan kini seorang nona muda sedang melakukan observasi lahan di sebuah desa. (Name) berjalan bersama asistennya untuk melihat-lihat lokasi baru pabriknya.
".. Semua berjalan lancar, tidak ada kendala atau masalah. Tanah ini pun sudah dipastikan kuat dan tidak akan amblas, nona."
"Baiklah, kerja bagus."
"Kalau begitu, sudah selesai untuk hari ini. Nona (Name) bisa segera pulang sekarang." Ujar asistennya.
Tapi (Name) malah bergeleng perlahan tanpa sebab. Sang asisten bingung melihat nya, tak biasa si bos menolak untuk pulang cepat. Namun yang lebih tak biasa adalah ketika (Name) berlari secara tiba-tiba.
"N-nona! Ada apa?!" Asisten itu langsung berlari menyusul.
Dilihatnya (Name) berlari ke sebuah lorong desa yang lumayan kecil. Membuat panik asistennya, bahkan gadis itu tak menyahut sama sekali ketika dipanggil. Itu bukanlah gelagat normal sang bos. Hingga si asisten pun terhenti ketika melihat sesuatu didalam gang itu saat ia tiba.
Didapatinya jika (Name) sedang berbicara pada empat orang anak kecil dengan salah satu dari mereka tampak bersembunyi di balik punggung (Name).
"..Jangan melakukannya lagi, mengerti? Itu tidak lucu ketika kalian menjahilinya seperti itu."
"B-baik.. Nee-san."
"Kalau kalian mengerti, segeralah minta maaf. Dan bermainlah dengan cara yang menyenangkan bersama, ya?" Ucap (Name) tersenyum.
Anak-anak itu lalu mengangguk pada si nona, dan mereka mulai berlarian bersama lagi. Namun salah seorang dari mereka yang tampak lebih kotor malah menatap riang wajah (Name).
"A-ano..aku sungguh berterima kasih, nee-san. Aku akan mengingat kebaikan mu dan pertolongan mu tadi, nee-san!" Ujar seorang anak laki-laki dari balik punggung (Name). Dia tersenyum riang pada gadis itu.
Netra obsidian nya melembut saat mendengar ketulusan dari anak laki-laki dihadapannya. "Baiklah-baiklah, bermainlah dan jangan sampai di ganggu kembali ya!"
"Tentu saja, nee-san!"
Aksi penyelamatan (Name) dari peristiwa bully barusan, di saksikan oleh asisten nya dan seketika menambah rasa hormat serta segan pada gadis itu sekarang.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━♡ෆ
..Kau dari pelukku.
••
Dua hari berlalu setelah observasi lahan milik perusahaan (LastName). Dan kini sang pemiliknya tengah di buat penasaran oleh seorang William Vangeance.
Gadis itu duduk di atas sapu terbang, bersama William yang menjaganya dari belakang. (Name) hari ini akan dibawa ke suatu tempat ujar kasihnya. Namun tempat apa dan dimana, itu akan menjadi sebuah kejutan nantinya.
"Ouh! Ouh! Apa kita akan pergi mengunjungi keluarga mu, William?!" Tanya (Name) antusias, disaat ia melihat bahwa mereka mengarah ke ibukota bagian dalam.
"Hem..coba ku pikir-pikir dahulu.." sahut William benar-benar membuat pose berpikir. Dan itu menciptakan rasa senang bagi (Name).
".... Sebenarnya tidak."
"T-tidak?– lalu kita akan pergi kemana? Mengantar ku kembali kerumah, huh?"
"Maaf, tapi jawaban mu salah nona manis."
"Lantas..? Kejutan macam apa yang akan kau berikan padaku, William? Kumohon jangan sesuatu yang menjijikkan-"
"Itu tidak akan, dan kita lihat saja nanti, sayang."
##
Setelah mengendarai sapu dan mengudara di langit, akhirnya mereka mendarat di suatu tempat. (Name) terkejut pada awalnya saat melihat kemana William membawa dirinya.
"Markas.. pusat Ksatria Sihir?"
"Tada! Kejutan untuk mu, sayang! Dan benar, aku membawa mu kesini untuk bertemu seseorang yang amat penting." Sahut William sembari mengelus surai (Name).
Sementara gadis itu sendiri masih di landa kebingungan. Dia hanya mengangguk tak mengerti akan maksud William saat ini. Dan apa pentingnya (Name) untuk bertemu orang itu nanti. Mungkin hanya sekedar rekan sesama Komandannya?
Tak lama William membawa (Name) masuk dan di arahkan ke suatu ruangan. Namun belum saja sampai, Mana yang fantastis seketika menyentak gadis itu. Dia sempat terkejut kala baru saja sampai di hadapan sebuah pintu.
"T-tunggu, perasaan apa ini? Aku baru menemukan seseorang yang sekuat ini--"
"—Ayo, (Name). Kita masuk sekarang." Celetuk William. Ia lalu membuka pintu besar itu dan terlihatlah seseorang berada disana.
Dengan jubah kebanggaan beserta senyuman wibawa. Mana fantastis tingkat tinggi. Lalu, jabatan yang begitu disegani seantero Clover.
"...Selamat sore, Kaisar Sihir. Hari ini aku benar-benar akan memperkenalkan mu dengan calon tunangan ku. (Name) (LastName)!" William berkata, terampak senyum bangga di wajahnya.
Sedangkan nafas (Name) tercegat saat itu. Dia terkejut bagaimana William memanggil orang dihadapannya dengan Kaisar Sihir. Julius pun tampak senang saat itu, dia tersenyum dan beralih menatap sang dara yang gelagap.
Sejenak Kaisar itu tertegun ketika bertatapan dengan netra obsidian (Name), Sebelum kembali menampilkan kurva dibibirnya dengan tatapan lembut untuk gadis itu beserta tunangannya.
"Senang bertemu kembali, nee-san."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮; William Vangeance
Fanfic❝𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘤𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶 𝘬𝘶..❞ -Fiersa Besari Based on a song by Fiersa Besari ━━━━┅━━━┅━━━━ 𝘿𝙧𝙖𝙗𝙗𝙡𝙚 Written by: sanss_tuyy William Vangeance ©Yuki Tabata