09

380 68 7
                                    

Lalu kita kembali..









••









Senja sangatlah indah. Guratan jingga di angkasa menghiasi dunia dan membuat seri pada durja yang memandangnya. Termasuk kini (Name), dia tengah berdiri disebuah jalan sepi.



William memintanya untuk mereka bertemu disana. Dan si nona langsung menuruti hal itu. Selama beberapa waktu dia menunggu kedatangan pujaannya sendirian. Hingga terasalah Mana dari seseorang yang ia kenali.






"William! Akhirnya kau datang!" Seru (Name) berlari menghampiri kekasihnya.




William kala itu hanya diam. Dia memang tersenyum, namun tak bereaksi pada (Name). Membuat sebuah tanda tanya untuk gadis itu.





"Hm? William..? Ada apa?"






Dia bertanya-tanya, namun belum ada sahutan untuk sejenak. Hingga tiba-tiba pemuda itu melepaskan topengnya.









"T-tunggu, kau bukan kekasihku!" Seru (Name) seketika mundur perlahan.









Dia terkejut bukan karena William yang membuka topengnya, namun gadis itu mendapati jika wajah dari sosok yang di hadapannya ini tidak memiliki wajah seperti sang kekasih.




Sungguh berbeda, William mempunyai kutukan dan ia tidak, William mempunyai rambut pendek tapi ia memiliki rambut panjang, William selalu tersenyum lembut tapi yang di hadapannya memiliki senyum berbeda.




Itu bukan Komandan Fajar Keemasan, itu bukan William Vangeance, dan jelas bukan kekasih dari (Name) (LastName).





"Senang bertemu, kekasihnya William. Ini pertama kalinya aku menampakkan diri padamu, perkenalkan aku teman dari kekasih mu." Ujar sosok itu.




(Name) tetap memberi jarak pada mereka saat itu, meski dia telah berkata adalah teman dari pujaannya. Gadis itu curiga dan sedikit panik.




"..Teman dari William, huh? Apa kita punya urusan? Dan kenapa kau berpenampilan seperti nya..?" Tanya (Name) berusaha tegas dan sudah siap mengeluarkan Grimoire.




"Urusan? Bisa ku bilang iya, dan kenapa aku awalnya terlihat seperti William? Itu karena.."










"..Kami berbagi tubuh yang sama, nona." Sahutnya.





Netra obsidian itu bergetar, dia takut, panik, heran di saat bersamaan. Suasana seketika menjadi tak enak, dan alarm tanda bahaya berbunyi untuk (Name). Segera gadis itu mengambil Grimoire nya dan mencoba untuk melarikan diri dari orang yang begitu mencurigakan ini.






"Aku tahu kalian para bangsawan pasti sibuk dan tak ingin menyia-nyiakan waktu bukan?..."







"Koseki Mahō: P—"






Baru saja ingin mengucapkan mantranya, tiba-tiba 'William' sudah berada di hadapan (Name). Gadis itu terkejut, tapi yang lebih mengagetkan nya adalah ketika merasakan sesuatu menembus perut hingga dadanya.





"...Maka aku mempercepat urusan kita agar lebih menghemat waktu, nona."




Pedang cahaya itu kini bersarang di tubuh (Name). Maniknya melebar disaat melirik tubuhnya yang kini mengalami pendarahan hebat. Dan wajahnya seketika pucat di kala menatap 'William' yang tersenyum setelah menyerang nya barusan.




𝐂𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮; William VangeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang