Aku kesal dengan jarak, yang selalu memisahkan kita..
••
"Maaf, tapi (Name).. ini adalah sebuah rapat, aku tak bisa mengabaikan nya begitu saja.."
Pemuda bertopeng itu berkata dengan lembut, berusaha meyakinkan kekasihnya agar mengizinkan dirinya untuk pergi.
Mereka sedang berada di sebuah kencan yang pada awalnya memang berjalan normal dan penuh romansa, hingga si Julius itu menyuruh William untuk datang ke markas utama secara mendadak.
"Kau selalu saja berkata seperti itu, dan...mau bagaimana lagi. Kau adalah seorang Komandan.."
William terus memegangi punggung tangan kekasihnya dan sesekali mengecupnya juga. Berusaha menarik hati sang pujaan.
"...Apa aku boleh pergi sekarang? Aku berjanji akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan mu, sayangku.."
"......."
"Baiklah, dan hati-hati William.."
"Terima kasih banyak, kekasihnya Wiliam.."
━━━━━━━━━━━━━━━━━━♡ෆ
Hingga aku hanya bisa, berbincang dengan mu di surat..
••
Dan sampai malam tiba pun, pasangan tersebut tak dapat melanjutkan kencan mereka. Lagi-lagi itu karena pekerjaan William, namun juga tugas (Name) sebagai pengusaha yang sibuk.
Tapi tentu, gadis itu tak sesibuk kekasihnya yang menjadi abdi negara.
Lalu kini, sebab tak dapat bertemu karena kondisi. (Name) maupun William hanya saling menukar surat saja dari tempat mereka berada.
"Bagaimana rapat itu? Apa berjalan lancar? Pekerjaan ku disini sudah selesai, mungkin aku tidak akan bergadang lagi seperti kemarin.."
—·(Name) (LastName)
"Ya itu berjalan lancar, Kaisar Sihir hanya membahas tentang pekerjaan para Komandan selama satu bulan ini, dan hasil merekrut anggota baru minggu lalu.
Dan itu bagus, kau akan mendapatkan tidur yang berkualitas. Aku iri.."
—·William Vangeance
"Iri? Kau iri dengan kualitas tidurku? Kalau begitu aku juga iri dengan pena dan kertas-kertas yang selalu menemanimu.
Dan meja serta kursi yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan Komandan milikku ini.."
—·(Name) (LastName)
"Nona pengusaha, pemilik hati Komandan William merasa iri pada sebuah meja dan kursi? Apa dia tidak tahu, betapa lebih berarti nya setiap waktu yang mereka habiskan itu, meski sedikit?
Ketimbang banyak waktu yang Komandan ini habiskan bersama para kertas-kertas.."
—·William Vangeance
"Tentu saja aku tidak tahu, kupikir sang Komandan malah lebih menikmati waktu-waktu nya bersama kertas itu, ketimbang kekasihnya yang cantik ini.."
—·(Name) (LastName)
"Apa nona pengusaha itu baru tahu? Kalau dirinya memang secantik itu? Baik hati dan fisiknya? Apa selama ini sang belahan jiwa dari Wiliam Vangeance tak pernah mendengar tiap-tiap kata-kata pujian dari kekasihnya?"
—·William Vangeance
"Sedari lama aku mengetahui hal itu. Tadi aku hanya mengetes, apakah William akan mengakui kecantikan ku atau dia malah menyangkalnya.Tapi tampaknya, Kepala Keluarga Vangeance memang selalu jujur apa adanya.."
—·(Name) (LastName)
"Aku memang selalu begitu, sayangku. Jujur apa adanya. Dan hal itulah yang membuat mu jatuh hati bukan?
Sekarang, lebih baik sang nona pujaan ini segera tidur. Karena jika tidak sekarang, kualitas tidur yang membuat ku iri itu, akan terbuang..
Selamat malam, love.."
—·William Vangeance
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮; William Vangeance
Fiksi Penggemar❝𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘤𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶 𝘬𝘶..❞ -Fiersa Besari Based on a song by Fiersa Besari ━━━━┅━━━┅━━━━ 𝘿𝙧𝙖𝙗𝙗𝙡𝙚 Written by: sanss_tuyy William Vangeance ©Yuki Tabata