Jangan matikan hapemu, kau tahu aku benci khawatir..
••
Saat ini dari balik meja kerjanya, William tampak uring-uringan. Dia merasakan lelah dan cemas selama seharian ketika sang cinta tak menjawab panggilan dari alat komunikasi nya.
Sang Komandan merasa tak nyaman dengan hal ini. Jarang sekali belahan jiwa nya tidak merespon dirinya.
Terlebih ini sudah setengah hari, sejak fajar menyingsing hingga baskara naik. (Name) tak menggubris William.
Membuat kegelisahan bagi sang teruna bertopeng.
"Apa aku melakukan kesalahan? Apa dia marah? Atau.. dia berubah? Aku khawatir.."
William menenggelamkan wajahnya pada tangan yang bertumpu. Helaan nafas terdengar ketika dia melirik alat sihir nya.
...Tak ada panggilan balik.
Sang Komandan merasa bingung akan sang kekasih. Baru saja 2 hari lalu mereka saling melepas rindu, namun mengapa dia malah menjadi seperti ini?
Tak ada jawaban dan tiada kabar terdengar.
William begitu benci rasa khawatirnya layak yang kini ia rasakan. Sungguh sesak, sungguh tak enak..
━━━━━━━━━━━━━━━━━━♡ෆ
Saat kau tak mengabari, aku tak suka bertanya-tanya..
••
Lelah, dia sudah lelah. Letih untuk menunggu dan lesu ketika kecemasan datang.
Tanpa basa-basi, William Vangance datang langsung menuju Mansion sang kekasih. Bermaksud melihat apa yang terjadi pada (Name) (LastName).
Apa yang sebenarnya dilakukan gadis itu hingga menolak untuk sekedar berbincang singkat dengan nya?
Gejolak amarah berada di hati namun disisi lain kalbu, hanyalah diisi kerinduan dan ke-khawatiran seorang Komandan.
Takut jika kasih nya berubah.
Tak ingin pasangannya marah.
Tak suka ketika (Name) tak dapat disisinya.
William masuk menerobos pagar mewah itu. Sedari luar orang hanya akan melihat seorang Komandan dari regu terbaik sedang berjalan tegap.
Tapi jika melihat lebih dalam, sosok itu tak lebih dari hanyalah pemuda dimabuk cinta.
"..(Name), aku..begitu kesal padamu."
"..Aku sudah sabar menunggu dan menghubungi, tapi kau tidak menjawab atau merespon satu pun."
"...Dan inilah respon ku untuk sikap tak kooperatif mu."
Dia membatin. Sembari menyiapkan semua kata-kata yang kan di ucapkan. William pun membulatkan tekad. Dia takkan teralihkan perhatiannya dari pada sikap (Name) seharian.
William berjalan menuju ke ruang kerja (Name). Dia sangat mengetahui jika kekasihnya akan berada di sana saat jam-jam seperti ini. Dan ketika sampai, pintu pun langsung di ketuk.
"Siapa..?" Sebuah sahutan lirih terdengar dari dalam. William yakin sekali jika itu suara gadisnya.
Sang teruna menarik nafas dahulu, sebelum dia berkata dengan nada tegas berwibawa.
"Ini aku, William Vangance."
"......."
Sejenak terjadi keheningan, sebelum akhirnya terdengar (Name) memperbolehkan William untuk masuk. Segera tanpa berpikir dua kali, rival dari Yami itupun membuka knop pintu dan masuk ke ruangan itu.
"(Name)! Ada apa denganmu? Aku sudah menghubungi belasan kali, mengirimkan surat hingga sepuluh kertas, lalu menunggu untuk mu membalas semua itu selama 2 jam.."
"...Tapi tidak ada satupun yang kau kirimkan balik padaku! Ada apa–"
William yang sudah terlanjur emosi langsung meluapkannya. Namun itu semua terhenti ketika ia menyadari kondisi (Name) saat ini. Gadis itu tengah memijat pangkal hidungnya, sembari menutup mata yang telah berkantung panda.
Banyak kertas-kertas lain berhamburan di meja, bahkan (Name) sampai menghela nafas ketika dia membuka matanya dan langsung disuguhkan kertas lagi.
Netra itu bergerak perlahan ke arah William, lalu langsung menutup kembali ketika kedua manik mereka bertemu. Sang Komandan hingga menganga dan tak percaya akan tampak (Name) yang seperti ini.
"......."
"..M-maaf, aku..hanya tertidur setelah 12 jam disini, sayang."
"Aku menerima surat-surat mu, panggilan mu, dan lain-lain. T-tapi..aku tak bisa menggapai semua itu sekarang. Maaf..ya?"
(Name) berujar pelan. Suaranya parau dan bergetar. Membuat William tak kuasa untuk terus menatap tajam gadisnya yang sangat memprihatikan.
"..(Name)."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮; William Vangeance
Fanfic❝𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘤𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶 𝘬𝘶..❞ -Fiersa Besari Based on a song by Fiersa Besari ━━━━┅━━━┅━━━━ 𝘿𝙧𝙖𝙗𝙗𝙡𝙚 Written by: sanss_tuyy William Vangeance ©Yuki Tabata