01

790 110 7
                                    

Aku kesal dengan waktu, yang tak pernah berhenti bergerak..





••






"Kepercayaan hanya bisa didapat dari janji yang ditepati.."


Itulah apa yang menjadi jawaban Wiliam ketika (Name) bertanya-tanya tentang bagaimana bisa pemuda itu selalu menepati apa yang dikatakan nya.


Seperti saat ini, kepala sang pemuda tengah terbaring di atas paha si nona. Bersama senyum keduanya yang mengembang. Setelah kencan mereka yang bisa dikatakan gagal saat itu, William langsung mengganti kegagalan tersebut dengan hal ini.

Begitu waktu senggangnya tiba, William tidaklah menghabiskan masa itu untuk beristirahat di rumahnya. Justru, ia kembali pada seorang gadis yang di nyatakan lebih nyaman dari rumah manapun.



"Merindukan posisi ini?"




William yang telah melepaskan topeng nya itu, tampak mengangguk kecil dan menutup matanya. Menikmati kenyamanan ini sebelum akhirnya akan direbut kembali.




"Sangat, sudah lama sekali.."





Gadis itu terkekeh kecil, dia mengelus pipi Wiliam dengan hati-hati. "Aku juga, paha ku selalu menganggur jika kau tidak melakukan ini.."



"Kau benar, bahkan kepala ku sepertinya hampir melupakan bagaimana perasaan hangat ini terakhir kalinya.."


(Name) diam saja, dia menghela nafas dan tak henti-hentinya untuk mengukir senyuman.




"Aku tahu kau sedang tersenyum, itu sangat manis, (Name)." Celetuk William, namun tetap ia tak membuka mata.




"Tidak, aku tidak tersenyum. Kaulah yang tersenyum sekarang.."




"Tidak usah mengelak, sayangku. Aku sudah mengenal mu selama 10 tahun, aku tahu setiap bagian-bagian dirimu.." Wiliam berkata lirih.




"Sialan, kau menang. Tapi kau juga sedang tersenyum ya, Komandan William." Ujar (Name) mencubit dagu kasihnya.



William terkekeh akan hal itu.











━━━━━━━━━━━━━━━━━━♡ෆ













..Barang sejenak, agar ku bisa nikmati tawa mu.





••







Selama beberapa jam bercanda gurau dan mengobrol bersama. Menikmati indahnya dunia berdua, bagai telah mendapat restu dari Andromeda.


Tetapi lagi-lagi, hal itu harus dihentikan. Karena baik William dan (Name) tiba-tiba dipanggil oleh masing-masing wakil mereka. Keduanya berkata mendapatkan masalah dalam pekerjaannya.


Dengan terpaksa, sang Komandan dan nona pengusaha itu menghentikan kegiatan mereka.



".. Kenapa ini selalu terjadi? Semakin lama kita semakin di beri jarak saja oleh pekerjaan.." gumam (Name) sebal.

William yang melihat kasih nya merengut, hanya tersenyum.



"Kau bilang ingin menjadi kaya, lalu baru menikah setelah itu. Jadi jika kekasihnya William ini bermalas-malasan, kapan kekayaan itu terwujud? Dan kapan juga kita akan menikah, hm?"








"...."









"Kenapa yang kau katakan itu selalu benar? Dan aku selalu salah?" Bukannya membaik, gadis itu semakin kesal.



William agak terkejut, tapi dia terpikirkan sesuatu.




"Bukankah itu poin pentingnya? Kesayangan ku ini akan berbuat salah, dan aku yang akan membenarkannya. Itulah apa yang disebut saling melengkapi.."









𝐂𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮; William VangeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang