•Renjun 3 tahun•
"MAU ITUUU"
"NGGA"
"ITU!"
"NGGA!"
"INJUN MAU!"
"NGGA"
"MAU MAU MAU MAU MAU!"
"NGGA NGGA NGGA NGGA NGGA!"
Si bocah cemberut, ngambek.
"Mending lo diem, tutup mulut biar kuping gue masih aman"
"Injun pengenn"
"Minta ayah lo sana"
"Daddy Jen kan ayah Injun"
"Bukan, Eric tuh ayah lo"
"Bukan! Kak Eric kakak Injun!"
"Pokoknya diem"
"Ngga mau! Injun mau ikan!"
"Ngga!"
Masih dengan usahanya, Renjun terus merengek sepanjang troli berjalan. Sekarang kepalanya dipenuhi ikan-ikan cantik didalam akuarium yang baru saja tertangkap matanya.
Jeno tanpa peduli terus saja mendorong troli yang Renjun tumpangi, ini yang dia tidak suka. Eric selalu saja menyuruhnya pergi membawa Renjun.
Seperti biasanya si adik pergi ke kampus, dan menitipkan bocah nakal ini padanya.
"Gue kesini cuma disuruh Eric nyari daging sama roti, jangan minta aneh-aneh!" pelototnya pada Renjun yang dari tadi menatapnya.
Tatapan anak kecil itu begitu tajam hingga semakin lama malah membuat Jeno ngeri sendiri.
"Hufff... Minta yang lain aja, jangan ikan itu" Jeno mencoba membujuk.
"Ngga mau! Injun mau ikan tadi!"
"Kalau lo nakal kaya gini gue tinggal disini mau?"
"Tinggal aja! Injun mau tidur disini sama ikan"
Jeno diam, tidak percaya jika Renjun tidak mempan dengan ancamannya barusan.
"Kalau Injun ngga pulang, daddy Jen pasti juga nyariin Injun"
Diam lagi, rasanya tidak bisa menjawab. Ucapan anak itu nyatanya juga tidak bisa di salahkan. Tiap Renjun menghilang Jeno selalu mencarinya kan?
"Ck, udah lah kita pulang aja"
"HUEEEE INJUN MAU IKANN"
Jurus pamungkas yang sedari tadi Renjun tahan, menangis sekencang mungkin. Mana tau Jeno akan menurutinya.
Nampak sekeliling, orang-orang yang ada disana dengan serentak menoleh kearah Jeno dan Renjun. Panik bercampur kesal dengan tingkah nakal anak ini, Jeno membujuk Renjun agar diam.
"Ssstttt iya! Iya! Gue beliin ikan, tapi lo diemm"
"Oke daddy"
Wajahnya berubah lagi, ceria dan mengembangkan senyum yang menurut Jeno begitu menyebalkan.
"Kita pulang dulu gimana?"
"Mau beli sekarang!"
Sial,
Jeno diperalat bayi 3 tahun.
Hanya dengan ancaman tangis saja sudah membuat Jeno pasrah, dasar anak nakal.
"Gue benci sama lo"
"Injun juga sayang sama Daddy Jen"
Huff
Ajaran Eric, Jeno sangat muak.
Akhirnya, troli berjalan lagi kembali menuju ikan-ikan tadi. Mata rubah Renjun berbinar ketika melihat ikan-ikan itu dalam akuarium, menjelajahi seluruh isinya.
Tangannya bertepuk tangan pelan, bersorak senang saat Jeno mulai mengobrol dengan si penjual. Sebentar lagi pasti akan dibelikan.
"Dad, mau semua"
"Semua ikannya?"
"Sama ini nya juga dad" Renjun mengetuk-ngetuk kaca tempat ikan-ikan itu berenang.
Jeno membulatkan mata, bagaimana bisa anak itu minta ikan-ikan sekaligus akuarium nya?
"Njun jangan bercanda"
"Lucu dad"
Jeno dihiraukan, anak itu sibuk mengagumi hewan warna-warni bersirip itu.
"Pak, anak saya mau ini semua. Tolong kirim aja ke rumah saya ya pak. Semua biaya nya saya tanggung"
"Baik"
.
.Eric tertawa sendiri mendengar celotehan Jeno, setelah pulang kuliah ia dibuat bingung dengan kedatangan orang-orang yang ada di ruang tengah tepatnya yang biasa digunakan Renjun bermain.
Ia pikir sesuatu tengah diperbaiki atau hal lain nya Eric tidak tau, hingga tersadar jika akuarium berukuran lumayan panjang sudah terpasang disana.
Pandangannya mengarah ke si adik Renjun yang terlihat sangat antusias saat melihat ikan-ikan tersebut, akuarium yang terang dengan lampu warna-warni membuat Renjun tidak hentinya melompat-lompat bahagia.
Sekarang dirinya tengah duduk di sofa mengawasi Renjun yang masih berdiri didepan akuarium, mengajak ngobrol kecil si ikan.
Sementara Jeno masih mendumel di dapur, terdengar jelas hingga ruang tengah.
"Tiap kali gue bawa di belanja, dia selalu seenaknya. Minta ini minta itu, beli ini beli itu. Mau beli daging sama roti aja pulang-pulang bawa kandang ikan"
Eric menggelengkan kepalanya, kakaknya itu sangat lucu jika mengoceh.
"Apa salahnya nurutin anak sendiri"
"Anak lo aja, bukan anak gue"
"Bang.."
"Ya pokoknya ngeselin, banyak tingkah banget"
"Tapi masih lo turutin aja tuh"
"Iya lah, dia nangis kenceng di mall. Kalau aja ngga ngedrama sampe jadi tontonan orang-orang juga ngga bakal gue beliin" gerutunya mengingat lagi kejadian tadi.
"Kak Eric, ikan nya mau makan"
Eric berdiri, menghampiri Renjun dan mencari-cari dimana makanan yang Renjun maksud.
"Bang lo beli ikan gini ngga beli makanan nya juga?"
"Nih kasih aja daging"
"Gila ya lo, beli sana!"
"Males, lo aja"
"Duit?"
"Ambil aja dompet gue"
"Ayam goreng juga ya"
"Ngelunjak ya, perut lo ngga kenyang apa abis makan!"
"Belum"
"Ya udah terserah lo lah!"
Eric kesenangan, beralih menggendong Renjun mengangkat tubuh anak itu tinggi-tinggi hingga si kecil dibuat ngeri namun tertawa.
Membiarkan Jeno yang masih sibuk makan dengan mulut sesekali mendumel, keduanya berangkat untuk mencari makanan ikan sekaligus makanan Eric.
Next Later
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Renjunnie ver 2
General FictionSikap Jeno sedikit keras ketika menghadapi 'anak' angkatnya. Bukan, bukan keinginanya untuk memiliki anak seperti Renjun. Itu semua keinginan adik kandungnya, Eric. Eric yang berani mengancamnya akan membenci Jeno seumur hidup jika ia tidak mengado...