*
Langit Konoha terbentang luas di atas mereka, dan di bawahnya, dua pria yang kini sama-sama larut dalam pikirannya sendiri. Perjalanan pulang dari Kirigakure terasa lebih sunyi dibandingkan sebelumnya. Hinata tetap menjadi pusat pikiran mereka, tapi bukan hanya dia yang memenuhi benak mereka, melainkan perasaan mereka sendiri yang kini tidak bisa lagi mereka abaikan.
- Shikamaru -Shikamaru tahu sejak awal kalau Hinata punya tempat spesial di hatinya. Bukan dalam artian romantis sejak lama, tapi dia selalu nyaman di dekat Hinata. Dari mereka masih chunnin hingga dewasa saat ini, kedekatan mereka terbentuk karena kedua guru mereka menjalin hubungan dan membuat Shikamaru dan Hinata memiliki intensitas pertemuan yang tinggi.
Sebenarnya, dulu jika ada pertanyaan tentang pasangan di masa depan nya, Shikamaru bahkan tidak pernah membayangkan kalau Hinata ada dalam konteks romantis dan menjadi pasangannya. Justru saat itu yang sempat ada di pikirannya adalah Temari. Gadis dari negeri pasir itu kuat, cerdas, dan dalam banyak hal, mereka memiliki kecocokan dan bisa saling memahami. Justru dia bahkan sempat berpikir kalau mungkin Temari lah seseorang yang bisa ia ajak berbagi masa depan, meski bukan sesuatu yang ia kejar dengan sengaja.
Tapi masalahnya muncul ketika di setiap momen di mana ia mencoba mempertimbangkan Temari, Hinata tiba-tiba muncul di pikiran nya. Sekilas terasa konyol, karena bagaimana bisa? tapi kenyataannya itulah yang terjadi. Kadang hanya seperti suara di latar, samar-samar bayangan wajah Hinata yang tersenyum, atau kadang hanya ekspresi kecil seperti mengernyitkan kening yang ia tangkap dalam ingatannya.
Namun itu lebih dari cukup dalam mengganggu hari-harinya, cukup untuk menarik pikirannya kembali ke kenyataan dan menyadari bahwa Hinata bukan sekedar teman biasa baginya. Semakin dia berusaha melihat ke arah lain, semakin bayangan Hinata menariknya kembali, membuatnya tanpa sadar ingin lebih dekat, ingin lebih banyak berada di sisinya.
Ditambah lagi lamaran Gaara kepada Hinata yang tiba-tiba membuat bagian di hatinya merasa sangat terganggu. Lamaran Gaara cukup jadi satu hantaman yang menyadarkan dirinya bahwa yang ia sukai dan inginkan adalah Hinata bukan yang lain.
Itu sebabnya ia sempat meracau bahwa ini hal yang merepotkan, apalagi semenjak mengetahui bagaimana sikap Sasuke kepada Hinata.
Sebenarnya Shikamaru cukup yakin bahwa hati Hinata adalah miliknya. Terlihat dari beberapa kebersamaan mereka. Bagaimana Hinata tidak menolak sentuhannya, tidak menghindari waktu untuk bersamanya. Itulah sebabnya meskipun di awal motivasi Sasuke terlihat jelas dalam mendekati Hinata, ia tidak terlalu khawatir.Tapi segalanya mulai berubah di misi ini.
Setiap momen yang mereka lewati di Kirigakure membuatnya sadar kalau Hinata bukan hanya orang yang ia sukai, tapi seseorang yang benar-benar ia inginkan di sisinya. Ia pikir itu bukan masalah besar, Hinata toh tidak akan pergi ke mana-mana. Tapi ketika ia melihat bagaimana Sasuke mendekat, bagaimana tatapan pria itu berubah saat melihat Hinata, sesuatu di dalam dirinya semakin terusik.
Shikamaru pikir dia bisa santai. Tapi dia salah besar.
Sasuke bukan tipe pria yang bisa dia remehkan. Dan Hinata... meski dia yakin gadis itu melihatnya dengan cara yang berbeda dari pria lain, dia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Hinata terguncang. Pendekatan yang terus Sasuke lakukan membuat Hinata bingung hingga ketertarikan yang terlihat juga dalam tatapan Hinata ke Sasuke. Meskipun kecil atau sedikit namun itu sudah cukup mengganggu lebih dari yang seharusnya.
Hingga akhirnya ciuman itu—ciuman Hinata dan Sasuke.
Malam itu Shikamaru merasa ada sesuatu yang hancur di dalam dirinya saat menyaksikan kejadian itu. Seharusnya bukan Sasuke yang ada di situ. Seharusnya dia yang berhak menarik Hinata lebih dekat. Seharusnya dia tidak santai dan membuang-buang waktu.
Shikamaru masih bisa mengingat jelas bayangan itu. Balkon istana, tempat Sasuke dan Hinata berada malam itu, cahaya bulan yang samar membingkai siluet Sasuke dan Hinata.
Sasuke sama sekali tidak ragu. Terlihat dari gerakannya yang tegas, dan memang tidak ada keraguan sedikit pun saat tangan kirinya melingkar di pinggang Hinata, menarik Hinata lebih dekat sampai tubuh mereka benar-benar rapat, tanpa celah sama sekali. Dari tempatnya berdiri, Shikamaru bisa melihat bagaimana jemari Sasuke menekan punggung bawah Hinata, menahannya agar tidak menjauh, seolah ingin memastikan kalau Hinata tetap berada di dalam genggamannya dan tidak akan menolak sentuhan nya. Tangan kanan nya menangkup pipi Hinata dan membawa wajah Hinata mendekati wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionIsekai Bagi Hikari hanya sebuah genre komik yang sering dia baca, tapi apa jadinya jika dirinya sendiri malah terjebak dan mengalami kejadian persis seperti komik dan novel bacaannya. ------------ Jarak di antara mereka hampir hilang. Hinata bisa me...