Empat ◾ Shani CS

1K 157 5
                                    

"Eh! Lo masih jadi anak baru udah kegatelan banget sama pacar orang!"

"Maksud lo apasih!"

"Halah ngak usah sok ngak tau salah lo dimana"

"Lo bisa lebih jelas lagi ngak? Lo ngapain ini bawa gue ke gudang dan ngiket tangan gue gini? Dan lo juga, tadi bilangnya minta tolong bantuin mindahin barang, kok malah ngejebak gue?"

Shani pun berjalan mendekat ke arah Ariel yang sedang duduk di kursi dengan keadaan tangan terikat.

"Ok, sekarang gue bakal bicara to the point nya aja, lo jauhin Oniel sekarang juga!" Ucap shani sambil menatap wajah Ariel yang sedang duduk terikat.

"Jauhin gimana? Kita aja ngak deket" bantah Ariel.

"Ngak deket? Pulang pergi bareng itu maksudnya apa?" Tanya Shani dengan emosi.

"Emangnya lo siapa sih? Ngatur-ngatur hidup orang aja, lagi pula gue juga terpaksa pulang pergi sama Oniel"

Plakkk

Sebuah tamparan melayang di pipi kanan Ariel. Dan berhasil membuatnya meringis kesakitan.

"Udahlah lo nurut aja, lo jauhin Oniel dan masalah ini kelar" ucap gadis yang berdiri disebelah kanan Ariel. Gracia.

"Tapi gue ngak ada masalah sama kalian bertiga, jadi apa yang mau diselesain?" Bantah Ariel.

Mendengar hal itu, Shani semakin memanas. Dia merasa Ariel sedang meremehkannya, baru kali ini ada murid SMA Pelita yang berani melawannya. Biasanya tidak akan ada orang yang berani melawannya di sekolah ini, termasuk para guru sekalipun. Hal ini karena Shani selalu mengancam para guru jika berani membuatnya tidak nyaman, maka dia akan meminta ayahnya untuk memecat guru tersebut.

"Lo jangan main main sama gue!" Bentak Shani. Ia pun segera mengambil  tongkat kasti yang berada di gudang penyimpanan alat olahraga ini dan segera mengambil ancang-ancang untuk memukul Ariel.

Namun tangannya tertahan, Shani pun refleks melihat kearah belakangnya. Nampak seorang pria jangkung menahan tongkat kasti itu.

"Lo mau ngapain dia Shan?" Tanya pria itu dengan nada agak tinggi.

Shani hanya diam, kemudian melepaskan tongkat kasti itu.

"Gue tanya lo ngapain!" Kini pria itu agak sedikit membentak Shani. Namun, Shani tetap saja terdiam dan menoleh ke arah kedua temannya itu.

"Gracia, Anin, kalian ngapain juga disini?" Tanya pria itu.

Sama seperti Shani, mereka berdua juga hanya diam seribu bahasa.

Pria itu pun menghembuskan nafasnya kasar dan berjalan kearah belakang Ariel kemudian melepaskan ikatan yang menyiksanya sedari tadi.

"Ayo" ajak pria itu.

Mereka berdua pun keluar dari gudang itu.


-○-

Oniel pun memutuskan untuk mencari Ariel setelah menunggu 50 menit didalam mobil. Ia pun mematikan mesin mobilnya dan kembali berjalan masuk ke dalam gedung sekolah.

Awalnya dia hanya mengecek pintu depan semua toilet di sekolah. Namun hasilnya nihil, Ia belum bisa menemukan Ariel.

-○-

Ariel sedang duduk terdiam, tiba-tiba pria yang tadi menyelamatkannya dari Shani datang menghampirinya sambil memberikan sebuah botol air mineral dingin.

Pria itu pun memberikan botol air mineral itu pada Ariel, dan Ariel pun menerima botol itu dengan tangan kanannya.

"Makasih" ucap Ariel dengan senyumannya yang terlihat berpura-pura tersenyum.

"Oh iya, nama gue Eriko Ebisawa, panggil aja Erik" ucap Erik.

"Gue Ariel"

Suasana kini kembali hening, tak ada percakapan antara Erik dan Ariel. Ariel nampak masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi padanya. Dan Erik, dari tadi hanya melamun sambil memperhatikan Ariel.

"Ariel!" teriak seorang laki-laki yang tak jauh dari meja kantin tersebut. Ya, itu adalah Oniel. Melihat Ariel disana, Oniel pun segera berlari menghampiri Ariel.

"Ayo pulang Riel" Ucapnya dengan nada yang sangat lembut. Kemudian Ia pun menatap mata Erik yang berada didepan Ariel dengan tatapan yang sangat tajam.

Oniel pun menggapai tangan Ariel dan segera membawanya pergi meninggalkan Erik.

-○-

Seperti yang terjadi tadi pagi, mobil ini hanya diisi oleh lagu yang mengalun indah.

Oniel merasakan sesuatu yang aneh, seperti ada yang kurang dari cewek disebelahnya ini. Ya, sejak bertemu di kantin tadi,  Oniel belum sama sekali mendengar celetukan dari Ariel. Dan raut wajah Ariel pun seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ariel kok tiba-tiba diem? Apa dia ngambek sama gue? Tapi emang gue salah apa?" Tanya Oniel dalam batinnya.

Akhirnya, Oniel pun menurunkan rasa gengsinya dan mulai membuka percakapan.

"Are you okay?" Tanyanya.

Seketika Ariel membulatkan kedua matanya. "ini Oniel? Tumben-tumbennya ngak mode kulkas" batinnya.

"I'm okay"

"Gue ada salah ya sama lo?"

Ariel pun mengerutkan keningnya. Ada apa dengan Oniel? Apakah dia sehat-sehat saja? Pertanyaan itu mengisi pikirannya saat ini, pasalnya pria yang biasaya bersikap dingin ini, kenapa dia tiba-tiba peduli padanya. Sungguh aneh pikirnya.

"Riel?"

Suara Oniel itu pun membuyarkan lamunan Ariel tadi.

"Ngak kok, lo ngak salah apa-apa" ucapnya mencoba meyakinkan Ariel.

"Lo mau makan ngak?" Tanya Oniel.

"Ngak ah, gue kenyang"

"Oh okay" Ucap Oniel sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Namun tiba-tiba saja Oniel membelokkan mobilnya ke arah restoran ayam goreg cepat saji yang berada disebelah kanan jalan.

"Niel ngapain?"

"Mau makan"

"Tadi kan gue udah bilang, gue kenyang"

"Emang gue ngajak lo makan sekarang?"

Pertanyaan barusan sontak membuat pipi Ariel berubah menjadi merah.

"Yoklah turun, temenin gue aja misalnya lo ngak mau makan"

TBC.

.
HALO SEMUANYA APA KABAR? SEMOGA KALIAN BAIK-BAIK SEMUA YA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAA, SEE U GUYS!❤

Cornelio & AriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang