Kampung kecil yang miskin ini pada mulanya tenang-tenang saja. tetapi entah mengapa akhir-akhir ini banyak masalah yang muncul. Hari itu suasana pagi dikejutkan dengan para warga berkumpul di jalanan di depan rumah-rumah mereka. Migi keluar dari gubuk tua dan menyusuri jalan setapak penuh ilalang, lalu sampai ke jalan utama kampung itu.
"Tolong Tuan, nyonya, siapapun itu...kami butuh obat-obatan. Penyakit suami saya sudah semakin parah" iba seorang wanita sembari menggendong anaknya yang masih kecil.
"Suami saya juga batuk-batuk dan demam tinggi. Jangan-jangan penyakitnya juga sama dengan suamimu, nyonya?"
"Suami saya juga, kalau begitu sebelum bertambah parah kita harus segera mengobati penyakit ini!"
"Benar! Suami saya tidak bisa bekerja hari ini. Kalau sampai besok tidak sembuh, kita makan apa?"
"Tuan, tolong laporkan keadaan ini kepada Tuan Mokade. Mungkin Tuan Mokade bisa mendatangkan obat untuk penyakit ini" kata seorang wanita kepada tetangganya.
"Kau pikir siapa aku? Aku tidak mau nanti Tuan Mokade memecatku gara-gara masalah ini! Kalian tanyakan saja sendiri!"
"Kau ini laki-laki macam apa??!"
Migi mendekati kerumunan ribut-ribut itu.
"Ada apa Nyonya?"
"Ah, Migi! tolonglah kami!"
Migi: apa yang bisa saya bantu?
Nyonya1: Migi, suamiku sakit sejak kemarin. Dia batuk-batuk dan demam tinggi, setiap malam dia menggigil kedinginan. Hari ini penyakitnya tambah parah. Di tubuhnya muncul ruam-ruam merah. Aku tidak tau apa yang terjadi pada suamiku... tolonglah migi, mungkin kau bisa meminta tuan mokade menyediakan obat untuk suamiku.
Nyonya2: benar migi, suami kami juga sakit. Gejalanya sama seperti itu.
Migi: ada berapa orang yang sakit dengan gejala yang sama?
Nyonya3: sepertinya ada 5 orang...
Nyonya4: iya, itu suami kita berlima.
Migi: bolehkah saya melihat suami anda?
Nyonya1: silahkan, datanglah ke rumah kami
Migi memeriksa keadaan 5 warga yang sakit itu. Orang pertama keadaannya lebih parah dengan munculnya ruam-ruam merah di tangan dan kakinya. Sementara 4 orang lainnya batuk-batuk dan demam tinggi.
Migi: sebelum sakit, apa saja kegiatan suami nyonya?
Nyonya 1: seperti biasa. Dia pergi bekerja di rumah tuan mokade lalu sore dia pulang. Dia tidak pernah pergi kemanapun. Hanya terkadang mengambil air di sungai.
Nyonya 5: Benar. Itu juga yang dilakukan oleh suamiku.
Nyonya 2: aku rasa semua aktivitas warga di sini hanya itu.
Migi: lalu, apa yang dimakan oleh suami anda sebelum sakit?
Nyonya 1: kami hanya makan jagung tumbuk atau ubi pahit yang direbus
Nyonya 2: hanya itu makanan yang bisa kami beli.
Migi: wah, makanan mereka sedikit lebih baik daripada diriku yang mengunyah rumput alfalfa seperti kuda dan umbi rumput teki
Migi: nyonya semuanya tenang dan jangan panik. Rawat suami anda, jangan biarkan stress. Hiburlah dengan hal-hal yang sederhana. Aku akan meminta obat pada tuan pejabat
Walaupun Migi bukan tabib atau dokter, sedikit banyak dia pernah melihat seorang tabib yang mengobati pasien-pasiennya dulu.
Akhirnya hari itu Migi pergi bekerja di rumah pejabat mokade. Dia mencoba untuk membicarakan masalah obat-obatan itu dengan para pegawai yang berada di sektor logistik. Mereka pun melapor masalah itu pada pejabat mokade.
.
Migi: tuan, anda pasti sudah mendengar masalahnya dari para pegawai. para warga tiba-tiba saja terserang penyakit pernafasan. Kami benar-benar khawatir soal itu dan tidak ada orang lain yang bisa menyelesaikan masalah itu kecuali dengan bantuan anda.
Tuan Mokade: ya...aku sudah dengar itu dari para pegawaiku. Tentu saja ini persoalan yang mengkhawatirkan. Mereka terkena batuk-batuk parah dan demam tinggi sampai muncul ruam merah?
Migi: betul, Tuan
Tuan mokade: para wargaku yang malang...
Migi: untuk itu... kami meminta tolong pada anda untuk menyediakan obat-obatan bagi warga, Tuan
Tuan mokade: ah...iya. Tentu saja. obat-obatan ini mungkin ada di provinsi.
Migi: apakah anda bisa mencarikannya untuk kami Tuan?
Tuan mokade: itu...tentu aku akan mengusahakannya. Baiklah, aku akan mencarinya besok.
Migi: lalu... ada satu hal lagi yang ingin saya tanyakan tuan.
Tuan mokade: apa itu?
Migi: bagaimana dengan perkembangan masalah perekonomian desa, Tuan? Apa anda sudah menemukan solusinya dari pemerintah provinsi?
Tuan: belum...kita masih berdiskusi soal itu. pemerintah provinsi memiliki banyak hal yang harus diselesaikan. Kita harus bersabar
Migi: benar, ada banyak sekali masalah yang harus diselesaikan. Aku harap semuanya cepat membaik.
Tuan mokade: aku harap juga begitu. Migi, kau bukan penduduk desa ini kan? Tapi kau sangat peduli pada kondisi warga di sini ya?
Migi: saya hanya ingin membantu, Tuan. Jika ada yang bisa saya lakukan, saya akan lakukan
Migi merasa lega karena Tuan Mokade bersedia mencarikan obat untuk warga. Setelah itu dia pulang ke rumah tuanya dengan riang gembira. Dia yakin masalah ini akan segera membaik tanpa tahu bahwa segalanya akan berubah menjadi lebih buruk...
/// /// ///
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Momiji Rain
General FictionMigi: dimana pun dia berada, dia selalu menjadi bagian dari kemiskinan. Sanka: petarung kuat yang memeras pejabat agar harta mereka kembali ke rakyat. Riven: bandit kejam yang tidak segan membunuh orang Dunia mereka terlalu berbeda untuk petualanga...