#12

12.5K 1.8K 350
                                    

Saat ini Nachelle sedang berada di ruang kesehatan sekolah. Entahlah, tiba-tiba dirinya di panggil oleh salah satu dokter yang mengawas UKS. Dan menyuruhnya agar menggantikan dokter itu untuk dua jam ke depan.

Nachelle yang memang menyukai hal-hal yang berbau kesehatan, tanpa berfikir panjang langsung setuju. Selain bisa membolos, ia juga bisa terhindar dari kelima protagonis pria itu.

Masih kesal rasanya, kala Devara bertanya apakah ia memakai pelet. Hei, yang benar saja!

"Chel. Jangan ngelamun. Ntar lo kesurupan!" Tegur Dongpyo yang memang ditugaskan untuk menemani Nachelle.

Suasana di ruangan ini senyap. Tak ada siapapun selain mereka berdua. Awalnya sih, mereka menggibah. Tapi lama-kelamaan keduanya kehabisan topik pembicaraan. Jadi ya gitu, Dongpyo main ponsel dan Nachelle yang melamun.

Suara derap langkah yang mendekat, membuat keduanya menoleh menatap pintu UKS.

Pintu terbuka lebar, menampilkan kelima protagonis pria yang berdiri dengan gaya cool nya.

Dapat Nachelle lihat jika Dongpyo yang gelisah di sampingnya. Aneh memang. Padahal kemarin pemuda itu terlihat akrab saat menggibah bersama Ravish.

Gadis itu menepuk-nepuk pundak Dongpyo mengatakan seolah semuanya akan baik-baik saja. Kemudian ia berdiri menelisik penampilan kelimanya.

Garis-garis samar mulai menghiasi keningnya ketika tak menemukan luka pada mereka. Jadi, ngapain ke sini?!

"Ngapain kesini?" Tanyanya dengan raut tak bersahabat.

Devara lah yang menyahut pertama kali. Pemuda itu merasa bersalah mengingat pertanyaan nya tadi pagi.
"Emm, itu Chel. Ada bed UKS, ga?"

Pertanyaan itu mampu membuat Ravish, Nachelle dan Dongpyo menjatuhkan rahang. Nih bocah buta kah? Dia nanya ranjang UKS?! Seketika darah Nachelle naik ke atas.
"Ada, depan mata lo! Liat!!" Jawabnya geram dengan kedua tangan yang menujuk ke sampingnya.

Dongpyo yang semakin bergetar takut pun, menarik ujung jas petugas yang di pakai Nachelle.
"N-Nachelle, kalo sama pasien harus sopan. Jangan kasar." Ucapnya takut-takut.

Ayolah. Siapa yang tak takut dengan kelima pangeran sekolah itu?! Aura kelimanya sangat mengintimidasi lawan mereka.

Ravish yang tak tahu situasi pun, ikut bertanya. Sepertinya menyenangkan melihat gadis itu marah. Yah, gadis itu terlihat berkali-kali lipat lebih menggemaskan.
"Chel, ada seblak ga?"

Semua orang menatap tak percaya pada Ravish. Sepertinya kebodohan Devara tertular padanya.
"Gua sabit make sapu lo, ya. Ini tuh UKS! Bukan kantin!!"

"Kalo ga ada juga, ga usah nyolot. Baik-baik aja ngomong nya Chel." Ucap Dongpyo ikut berdiri. Tak tau saja gadis itu jika Dongpyo sudah berkeringat dingin disini.

"Nachelle, ada i-"

"Ada apaan?! Mau nyari apaan lo disini, njing?!" Gadis itu memotong ucapan Arghi. Kepalanya mungkin sudah berasap sekarang.

Dongpyo dengan wajah pucat nya, kembali menenangkan Nachelle.
"Istighfar, C-Chel."

Arghi ikut duduk di samping Vernon pada sofa UKS. Ia menatap Nachelle yang terlihat amat kesal dengan kehadiran mereka.
"Gua mau minta vitamin. Cuma lo nyolot gitu, ga jadi deh." Balasnya seraya mengangkat bahu acuh.

Nachelle menghela nafasnya panjang. Gadis itu mencoba menenangkan diri dengan memijat pelipisnya. Tumben sekali Arghi mau nimbrung bersama kedua curut itu. Biasanya, pemuda itu hanya diam.

"Nachelle."

Gadis itu menoleh dengan senyuman yang dipaksakan. Ia menatap Devara yang juga tersenyum manis padanya.
"Ada ciput, ga?"

Hei Antagonist! Change Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang