Nachelle melotot kala Devara menjatuhkan dirinya dan berguling-guling layaknya ulat keket di atas lantai. Pemuda itu bertingkah layaknya orang gila. Dengan suara tertahan, dapat Nachelle dengar pekikan Devara.
"Pliss jangan kaya gini! Gua ga bisa! Gua pengen kayang, astaga! Lo imut banget!!" Dan benar, Devara melakukan aksi 'kayang' nya.
Percayalah. Saat ini Nachelle benar-benar malu akan tingkah protagonis pria ke lima itu. Tolong bawa Nachelle pergi jauh dari sini! Semua mata tertuju pada mereka, dan ada beberapa siswa-siswi yang terbahak ditempatnya.
"Dev, sadar Dev! Bangun njir!" Gadis itu berjongkok lalu menarik-narik ujung hoodie Devara. Bukannya mengidahkan, pemuda masih sibuk dengan aksi kayang nya.
Nachelle yang sudah kepalang kesal sekaligus malu pun, mengalihkan tarikan pada ujung hoodie pemuda itu, menjadi ke surai lebat milik Devara.
"BANGUN SETAN! GUA MALU!!" Teriaknya lantang dengan kelima jari yang berada di kepala Devara, ditariknya ke kanan dan ke kiri. Membuat Devara mengaduh dan memberhentikan aksi aneh, nya.
"A-aduh, Chel. Duh sakit!" Rintihannya tak di pedulikan oleh gadis itu. Nachelle terlalu mendalami peran ibu tirinya. Kesal rasanya kala pemuda itu cosplay menjadi keset kaki lalu melakukan kayang.
Tiba-tiba saja dua tangan kekar membelit pinggang rampingnya, disusul tubuhnya yang melayang di udara.
"Sabar Chel. Sabar!"
Nachelle terdiam sejenak. Dengan nafas yang memburu, ia menoleh kebelakang. Lebih tepatnya pada Ravish yang tadi memeluk dan mengangkat nya dari belakang. Di samping pemuda itu, terlihat Iden, Vernon dan Arghi.
Iden maju selangkah. Tangannya terulur guna merapikan surai panjang Nachelle yang sedikit berantakan. Dirinya sendiri sungguh tak menyangka, bukan dirinya saja. Melainkan ketiga sahabatnya yang lain. Mereka dengan jelas melihat bagaimana beringas nya gadis itu menghujam kepala Devara dengan jambakan.
"Kenapa, hm?" Tanyanya setelah merapikan surai coklat kehitaman milik Nachelle. Tak menanggapi, Nachelle masih menatap sinis korban nya yang terduduk di atas lantai seraya memegangi kepalanya.
"Dia tadi cosplay jadi orang gila! Trus dia guling-guling di lantai, trus kayang! Gua maluu!" Adu gadis itu dengan wajah yang masih memerah terutama di bagian kedua pipi gembul nya.
Ravish mengigit bibir bawahnya kuat. Sial! Bukankah sudah Ravish katakan jika Nachelle terlihat jauh lebih menggemaskan ketika marah? Lihatlah mata kucing yang masih menatap nyalang bocah prik itu, kedua pipi yang memerah, dan bibir ranumnya yang maju beberapa centi. Sepertinya tak lama lagi, Ravish akan menjadi buronan karena mencuri salah satu anak gadis orang. Amit-amit dah!
Arghi menggeleng pelan. Dirinya ikut mendekati gadis itu. Meraih sapu tangan dari kantung celananya, ia menyeka lembut pelipis yang berhiaskan beberapa bulir keringat Nachelle. Bibirnya berkedut kala Nachelle tak mengalihkan tatapan sinis nya dari Devara yang sudah tertunduk. Malu, mungkin?
"Ngucap Chel. Tenang, petik hikmahnya, aja." Ravish kembali berucap sembari menepuk-nepuk pucuk kepala gadis itu.
Barulah pandangan Nachelle beralih pada pemuda itu. Dengan mata yang berkedut sebelah, Nachelle menahan kesal.
"Hikmah apa yang bisa gua petik dari kejadian yang amat menjengkelkan ini?!"Rahang Ravish terkatup rapat. Iya juga, ya. Apa yang bisa dipelajari dari kejadian ini? Tutorial kayang, kah?
"M-maaf, Chel." Cicit Devara seraya berdiri. Dirinya menunduk dengan kedua tangan yang memilin ujung hoodie nya. Tadi itu, Devara sedang dalam mode gelo. Jadi, ya gitu. Lagian sih, kenapa Nachelle manggil dirinya sayang? Kan Devara baper tingkat internasional, jadinya. Mana mimik gadis itu sangat menggemaskan, lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei Antagonist! Change Destiny
خيال (فانتازيا)Ketika jiwa sang antagonis digantikan oleh seorang reader. Apakah alurnya akan tetap berjalan sebagaimana mestinya? We Love You Zahra. Merupakan salah satu novel yang sedang booming di kalangan remaja. Novel yang bergenre Harem itu sangat diminati...