prolog.

12.8K 778 48
                                    













"Kita putus."

Adel menatap gadis bermata coklat dengan gummy smile yang membuat beberapa manusia di sekolahnya itu ambyar.

"Yaudah terserah." Jawab adel santai sambil mengunyah permen karet.

Gadis di hadapannya cemberut.

"Kenapa?" tanya adel.

"Kamu ngomongnya gitu doang?"

Adel senyum sambil menatap mata gadis itu. " kan kak chika sendiri yang bilang kalo pacarannya cuman sampe batas dua bulan kalo mau putus ya terserah."

Chika mau nangis, dia kira kalo ngomong gitu adel bakal mertahanin hubungan mereka tapi malah iyain aja keputusan dia buat udahan.

"Oiya, makasih juga kak buat uang jajan dua bulannya hehe." Adel berlalu dengan senyum manis.

Sehabis berkata begitu adel langsung berlari menuju lapangan dimana zee sedang memantulkan bola kesana kemari. Adel menepuk pundak zee sambil membawakan air minum kepada sahabatnya itu.

"Kenapa lagi lu sama chika?" tanya zee tanpa basa basi.

"Putus haha." Jawab yang lebih muda kayak gak ada beban.

"Gila kali orang baru putus ketawa begitu del del." Zee tadi ngeliat mereka di pojok ngomong serius dan chika yang terlihat sedih, ya dirinya satu ekskul basket dengan chika.

"Lagian udah tau pacaran pura-pura masih aja baper." Adel ikut meminum minuman di hadapan zee.

"Itu air gu--" telat air dingin itu sudah di minum adel sampe tersisa setengah.

"Pacar pura-pura gimana? Gue liat lu berdua kalo pacaran adem-adem aja." Ucap zee lagi.

"Ya berarti ekting gue sukses. Dia minta gue jadi pacarnya cuman buat manasin mantannya yang selingkuh itu." Jelas adel.

Zee menoleh "kak vivi maksud lo?"

Adel mengangguk. "Asik tau pacaran sama dia, dibayar."

Zee menyenggol lengan gadis itu gak nyantai "yee kurang gue traktir lu selama ini?"

"Ya engga, sih. Tapi ngomong-ngomong traktiran nah kantin rada sepi tuh, traktir gue dong zee."

"Hubungannya apa hari ini gue harus traktir lu?"

"Pajak putus, tapi karna putus jadi lu yang bayarin." Kata adel.

Zee memasang wajah malas, selalu saja begini jika berbicara dengan adel. " lu tuh u-u-m."

"Apaan?"

"Ujung-ujungnya makan!"

Adel ketawa terus bangkit dan narik tangan zee buat pergi ke kantin, meski zee belum berganti seragam sekolah gadis itu hanya memakai jersey ungu milik
ekskul sekolah.

Tapi tentu saja zee sayang banget ke adel. Mereka dari kecil bareng, tetanggaan pula. Kemana-mana lengket kayak perangko. Mode pakaian dan kepribadian mereka juga sama, dulu pas sd tingginya hampir sama walaupun adel sama dia beda dua bulan doang tapi akhir smp adel langsung tinggi banget kek sutet gak jadi upin ipin deh mereka.

Papa nya adel kerja di perusahaan papinya zee, kedua orang tua mereka juga bersahabat baik, persahabatan itu nurun ke anak-anak mereka.










***










"Del, bagi kecap sama saos dong."

Adel dengan cepat memberikan beberapa hal yang zee perlukan itu, kemudian melahap bakso miliknya dengan damai dan dengan perasaan bahagia.

Fyi, dia makan cuman pake kecap, gabisa makan sambel kasian.

"Pelan-pelan aja kali, kek sumanto lu makan." Ucap zee meliriknya.

"Brisik lu, ini gue lagi self reward." Jawabnya singkat.

Zee geplak kepala adel "abis putus malah self reward lu."

"Makan aja sih, gak usah mukul-mukul."

Zee menghela nafas, lebih memilih gigit bakso yang enak itu.

Matanya melihat seorang gadis kecil yang bayar makanan di mba-mba yang jaga kantin.

"Del, liat noh siapa." Tunjuk zee ke arah gadis itu.

"Anjir ada flora!" Adel buru-buru makan, gak mau sampe diliat gadis itu.

Zee ketawa liat adel yang tadinya makan dengan bahagia malah sekarang ketar ketir, salah sendiri pacaran sama cewek galak, biasanya kalo flora melihat atau menyadari akan ada keberadaan adel maka gadis itu akan menginjak atau mencubit lengannya dan jujur itu beneran sakit.

"Salah sendiri, mantan lu banyak banget deh."

Adel menghela nafas kala gadis dengan poni gempi itu berlalu di hadapannya, tanpa marah.

"Rejeki anak soleh." Ucap adel mengelus dada.

Zee menatapnya cuek.

"Eh btw, gue nambah ya." Adel mencolek pipi zee.

Membuat gadis yang masih menggunakan jersey itu membulatkan matanya.

"Gue aja baru makan satu sendok, lu udah mau nambah! Magadir lu!"

Zee mah ngomel tapi tetep aja dia mau ngeluarin duit buat si bestie nya itu, udah konco kentel bos dari kecil mana bisa dia marah beneran sama adel, si adel juga dibaikin malah makin ngelunjak, ngomongnya mau nambah bakso tapi gak ngomong tambah rempeyek sama soto ayam, bikin zee makin pening ngadepin dia.

Adel makan dengan tenang, di hadapannya ada zee yang sedang asik bermain game. Namun pandangan gadis itu sedikit melirik ke arah kaki adel, kaos kaki berwarna hijau muda dengan bordiran bergambar dino.

"Heh," zee mentoel lengan adel.

"Apaan sih, orang lagi makan."

"ITU YANG LO PAKE KAOS KAKI GUE!"

Adel senyum "abisnya kaos kaki gue masuk ke got kemaren heheh sorry zee."

Sekali lagi zee hanya mengelus dada, memaklumi sifat sahabat baiknya itu.







































Ꮯᥲꪑᥲɾᥲdꫀɾเꫀ - 【A3】

Ꮯᥲꪑᥲɾᥲdꫀɾเꫀ - 【A3】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Haiii welcome to 2nd story.

Ꮯᥲꪑᥲɾᥲdꫀɾเꫀ -【A3】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang