"Cel, beneran lo gak mau gue temenin?"
Kathrina pake hoodie terus ambil topi hitam nya di atas tempat tidur ashel.
Yang ditanya menggeleng "lo pergi aja, gue mau sendiri!"
Kathrina emang dateng, disuruh mami ashel karna wanita itu ada pekerjaan dan takut meninggalkan anaknya sendiri, sebagai sepupu yang baik ya kathrina terima dengan senang hati.
Pas dia dateng malah kena cuek ashel, akhirnya dia ngusulin beliin ashel makanan diluar karna sepupu nya itu belum makan dari kemarin malam.
"Beneran?"
"Ya."
Ashel melirik pintu kamarnya yang tertutup, tanda kathrina sudah pergi.
"Menurut aku gak ada berubah apa-apa ashel."
"Aku gak ada hubungan apa-apa sama dia."
"Ara masih suka kamu, dan kamu tau itu kan?"
"Tapi aku gak suka dia sayang."
Ashel melihat handphone jessi yang menyala sebentar lalu mati, mungkin sebuah notif masuk namun tanpa suara. Namun karena itulah yang membuatnya makin yakin.
"Kita udahan, aja. Baik-baik jess. Semoga menang di acaranya nanti." Abis senyum gitu ashel langsung pergi.
Jessi, gak nyadar ashel udah mesen grab dari tadi. Saat di dalam mobil pun ashel gak liat jessi ada usaha buat ngejar dia, malam itu hubungannya beneran udah selesai sama cinta pertamanya itu.
Air mata masih membanjiri pipi nya keinget jessi lagi kan, kamar yang kosong membuat ashel menangis dengan nyaman dengan cara memeluk lutut.
dia udah nunggu orang yang dia sayang banget itu ngasih kabar tapi apa yang di dapet? Malah pertemuan yang diimpikan ashel malah berujung perpisahan.
***
"Beneran lo nyuruh gue?" Ucap adel tidak percaya.
Gimana gak percaya, dia ketemu kathrina di taman dan gadis itu nyuruh dia buat bonceng ke toko bunga oniel.
Ad pegang bungkusan bubur yang masih rada anget itu.
"Cape gue dimarahin mulu, makanya lo aja yang bawain kak."
"Emang kalo gue yang bawa dia gak marahin gitu?"
"Belum di coba mana tau kan?"
Adel menghela nafas saat mereka sudah tiba di depan toko bunga yang terlihat sepi itu.
"Nanti jemput ya kak adel, agak sorean gak apa-apa kok."
"Emang gue ojek pribadi lo apa."
"Ya gak apa-apa, tapi beneran ashel sedih banget kak dirumah."
"Kenapa?"
"Ya gak tau, kakak aja nanya ke dia gimana-gimana nya."
"Yaudah gue liat dia dulu." Ucap adel terus melambaikan tangannya ke arah kathrina di depan pagar toko bunga oniel.
Adel memasuki rumah bercat biru muda itu dengan hati-hati sambil menenteng bubur.
Liat pintu kamar yang ada foto ashel nya, ketuk pelan.
"U..ud..dah pulang lo tin?"
"Kok nangis?"
Menyadari itu bukan kathirina, orang yang sedang duduk di bawah kasur terlihat sedikit kaget dan menyembunyikan wajahnya dengan bantal.
"Boleh masuk gak nih?"
Hirup aroma ruangan yang wangi nya ashel banget.
"Hmmmm..."
"Jangan liat kesini," adel ketawa.
"Kenapa emang?"
"Aku lagi jelek." Kata ashel pelan.
Adel ambil posisi duduk di sebelah ashel, terus sandarin punggungnya ke tempat tidur.
"Engga, cantik."
Entah kenapa denger kata aku dari ashel tuh selalu bikin hatinya hangat.
"Gak mau nanya kenapa aku bisa kesini gak?"
Ashel diem.
"Kenapa emang?"
"Ketemu sepupu mu pas lagi jalan di taman, jangan di marahin mulu kasian dia."
"Siapa yang marahin."
"Kalo orang ngomong ya liat kesini, masa liat punggung doang."
"Dibilang lagi jelek."
"Adel lebih jelek, cepet sini liatin mukanya." Ucap adel lembut terus pegang lengan ashel, sedikit narik dia buat menghadap ke arahnya.
Mata gadis itu agak bengkak, namun sama sekali gak ngurangin cantiknya.
"Tadi kathrina nitip ini." Adel menyerahkan bubur ayam itu ke arah ashel.
"Hmm."
"Ada masalah?"
Ashel diem, tapi air mata nya terus mengalir udah ada banyak banget tisu di belakangnya.
"Yaudah kalo gak mau cerita, tapi makan dulu."
Ashel menurutinya, memakan bubur itu beberapa sendok kemudian mengelap air matanya lagi.
"Shel,"
"katanya yang jual bubur tuh hambar."
Ashel melihat adel "ini berasa aja kok."
"Kena air mata berarti haha."
Ashel ketawa dikit, soalnya liat penampilan dia yang makan di lantai, dengan mata sembab persis mirip orang tersad sedunia.
"Liatin kamu makan aja udah bikin seneng banget."
"Omongan buaya."
"Serius."
"Shel,"
"Hmm apalagi adel."
"Kalo disuruh milih..."
"Gak mau!"
"Pilih dulu, aku atau pacar mu yang jago dance itu?"
Ashel ketawa pelan "jangan aneh-aneh deh pertanyaan nya."
Adel ikut ketawa terus benerin posisi duduknya, "pasti pilih pacar mu lah yakan wkwkw."
Ashel cuma diem, abis itu liat adel buka bungkus permen karetnya, ashel minum air di atas meja.
"Masih ada ga?"
"Apanya?"
Adel liat arah pandang ashel ke kantongnya "oh masih ada, nih last."
Ashel terima permen karet itu terus mulai di kunyah.
"Udah mau balik?" Tanya ashel, liat adel make jaket yang tadi cuman di taruh di atas kasur.
"Kamu maunya gimana? Masih butuh aku gak?"
"Butuh."
"sorry i don't have bubblegum anymore, but if you wanna something sweet, i'm right here" adel senyum terus ikut bersandar di samping ashel.
Ashel matanya berkaca-kaca, adel jadi takut dia salah ngomong kah?
"Eh kenapa? Sorry sorry kalo ada salah."
Ashel menggeleng terus nunduk.
"Bu..buburnya." ashel usap-usap matanya yang masih bersisa air mata, persis bocil.
"Kenapa?"
"Buburnya tumpah del."
Abis itu ashel sedikit bisa ketawa karna adel hampir tersedak permen karet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮯᥲꪑᥲɾᥲdꫀɾเꫀ -【A3】
Genç KurguCamaraderie (noun), artinya memiliki rasa saling percaya dengan orang yang menghabiskan banyak waktu bersama.