"Ada yang bisa saya bantu,nyonya?" Ucap maid
"Ohh,cukup panggil Davina saja" jawabnya tersenyum
" Nona,Davina?" ucap Main.
"Terserah padamu,dan kau?" Davina menatapnya,sambil melihat sekeliling
"Nona bisa panggil aku,Damla"
"Oke baik Damla. Bisakah kau membawaku pada Milo?" Tanya Davina
Damla mengantarnya hingga masuk ke kamar Milo. Milo tersenyum melihat kedatangannya.Davina menghampiri Milo yang sangat tampan,mata birunya yang indah serta hidungnya yang mancung!
Ia meraih tubuh anak itu dan bersenandung untuknya.Tak henti matanya memantau keadaan. Di nakas,ada foto Xa dan Milo. Kamar ini sangat besar dan terdapat ruangan untuk kamar mandi dan tempat Milo mengganti popok. Davina berjalan ke arah ruangan itu,dengan masih bersenandung untuk Milo.
"Kau disini!" Xa membuatnya terkejut dan langsung berbalik arah.
"Kau tidak pergi ke kantor?" Xa menggeleng dan duduk di sofa.
"Apakah disini ada taman atau halaman?" Tanya Davina. Xa memanggil Damla untuk mengantar mereka.
Tanpa terasa,matahari sudah hamoir tenggelam. Davina dan Milo masuk ke rumah, ia mencari Xa.
"Kau melihat,Xavier?" Damla diam sebentar dan menggeleng.
Sudah hampir 3 bulan,sejak ia tinggal disini. Xa tidak memperlihatkan sisi buruknya dan hal yang mencurigakan. Tapi hati kecil Davina tetap yakin ada sesuatu.
Xa sering menghabiskan waktunya di kamar Milo atau di ruangan Gymnya.
Ia tak ambil pusing akan hal itu,dan mulai membuka hatinya serta percaya pada Xa."Aku ingin kerumah Mama" ucap Davina, Xa hampir tersedak mendengar itu.
"Untuk apa?" Tanyanya sambil menyuap makan siang.
"Aku hanya rindu." Tatapan Davina sayu ketika membicarakan Mamanya
"Apakah kau akan menemuinya?" Davina menghentikan makannya. Dan menunduk
"Entahlah. Aku merasa sangat malu" gumamnya
"Kau tak perlu datang kesana hanya untuk memandangi pagar dan pintu" ucap Xa ada benarnya.
"Aku kehilangan nomor adikku" Xa menarik nafasnya dalam, ketika mendengarnya.
"Bagaimana kalau kita sedikit liburan? Bersama Milo,kau ingin kemana?" Tanya Xa. Davina hanya diam.
Xa membiarkannya,dan lanjut makan hingga selesai kemudian pamit untuk ke kamar Milo,bermain dengan anak kesayangannya.
Davina berkutat dengan ponselnya,ia mencari social media adiknya dan mengirim pesan. Ia mengerutkan keningnya,saat melihat terakhir akun itu online 3-4 minggu yang lalu. Ia semakin khawatir.
Ia pergi kekamar dan bersiap diri,membawa tas dan dompetnya. Mencari Xa dikamar Milo untuk pamit. Ia terhenti saat melihat Milo sedang ada di taman dengan pengasuhnya.
"Sejak kapan Milo disana?" Tanya Davina
"Sebelum makan siang,Nona" jawab Damla.
"Dimana Xavier?" Damla tidak menjawab,ia malah izin untuk membersihkan ruang makan.
Davina berlari menuju kamar Milo,
Kosong?
Ia tidak bersuara dan masuk ke ruangan walk-in closet namun tak menemukan apapun. Namun pandangannya tertuju pada lemari besar yang berbeda dari yang lain. Sangat besar dan pintu lemari tidak seperti biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS DADDY [21+]
FantasiPengkhiatanan yang Davina terima sungguh sangat menyakitkan. Kekasihnya yang selama ini tega melakukan itu.Hal-hal diluar ekspetasinya membuat ia tak mengerti bagaimana kehidupannya yang telah hancur ini selanjutnya. Apalagi pertemuannya dengan Xavi...