"Maafkan aku Yuto. Tapi aku tidak melihatmu seperti itu."
Nakajima Yuto membuka pintu apartemennya, manik mata nya bertemu dengan sepi dan gelapnya dan sang apartemen. Tanpa suara dia melewati genkan, sebelum melangkah dan menyalakan lampu apartemen 1 LDK itu.
Klik! Cahaya lampu berpendar cepat, menyeruak memenuhi kamar apartemennya. Manik mata Yuto langsung tertuju pada satu titik disana. Barisan foto-foto Ryosuke yang dia gantung melintang di antara dua dinding apartemennya. Entah berapa jumlahnya, Yuto tak pernah menghitungnya. Foto-foto itu semakin lama semakin banyak. Semakin lama semakin membutuhkan benang baru untuk menggantungnya.
Yuto berdiri di salah satu foto itu. Tersenyum melihat foto pemuda berambut kecoklatan di hadapannya. Ekspresinya tampak marah, sepertinya sedang kesal karena teman yang ditunggunya tidak kunjung datang. Kaca matanya menutup separuh wajahnya, tapi bibirnya yang mengerucut tampak manis dan lucu. Sudut bibir Yuto semakin naik, sebelum beralih ke foto yang lain.
Foto itu diambil saat pada event yang diadakan fakultas linguistik di taman antara Fakultas Linguistik dan Fakultas Ekonomi. Itu bukan event yang besar karena hanya melibatkan mahasiswa baru di salah satu prodi di Fakultas Linguistik. Di foto itu Ryosuke menggunakan t-shirt warna orange muda dengan tulisan dan logo event di bagian dada. Name tag panitia terkalung di leher nya. Dia tidak memakai kacamata seperti di foto sebelumnya. Seseorang disamping nya mengulurkan sisir padanya, sepertinya sedang mengeluh pada Ryosuke yang rambutnya tampak seperti baru bangun tidur. Rambut depannya yang agak terlalu panjang hampir menutup setengah mata nya.
Yuto menghela nafas.
Kini penyesalan tak lagi berarti.
Apa yang harus dilakukannya?
Bisakah dia tetap mengejarnya? Akankah Ryosuke justru menjauh jika dia melakukannya?
Entahlah, Yuto tentu saja tidak memiliki jawaban atas pertanyaannya sendiri. Tapi jika Ryosuke masih memberinya kesempatan untuk menjadi temannya. Maka dia akan sangat berterimakasih.
Karena dia... masih ingin untuk berada didekatnya. Selalu.
~0~
Setelah seluruh sesi pemotretan selesai. Semua anggota klub fotografi yang ikut project kali ini diberi waktu seminggu untuk melakukan post production, sebelum seminggu setelahnya akan digunakan untuk menyiapkan exhibition dari hasil foto mereka.
"Kurasa kita bisa memakai ukuran 61x91 cm atau 70x100 cm." ucap Yuto.
Sebelum melakukan post production mereka harus menentukan ukuran dan jumlah foto yang akan dicetak dari tiap fotografer. Ukuran foto yang dipilih harus disesuaikan dengan tema yang diangkat dan venue yang mereka pilih. Beberapa venue yang sempat mereka gunakan seperti hall utama Fakultas Seni, inner court gedung kegiatan mahasiswa, atau Art Gallery milik Fakultas Seni yang memang biasa digunakan untuk pameran. Tiap tahun mereka juga menggunakan gedung serbaguna universitas untuk melakukan pameran tahunan dari foto-foto pilihan dari setiap project yang mereka lakukan.
Kali ini mereka menggunakan venue Art Gallery milik Fakultas Seni. Venue ini memang memberi pilihan yang luas untuk konten pameran karena ruangannya memang khusus untuk kegiatan kesenian. Fakultas Seni bahkan punya partisi yang bisa disewa murah untuk mendukung pameran mereka di venue ini.
"Tidakkah itu terlalu besar?" ucap Hikaru menimbang. Setiap fotografer tidak hanya akan memasang satu foto, memilih frame yang besar akan terlalu menghabiskan tempat dan mengurangi keindahan dari setiap foto yang dipamerkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes and The Heart
FanficDari mata jatuh ke hati? Atau sebaliknya, dari hati kau melihat? For who requested Soulmate AU and Color Trope...