Bab 6

252 42 1
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya...

Maaf, typo bertebaran..

Happy reading...

🙂🙂🙂

Alana, gadis cantik itu saat ini sedang berjalan menuruni tangga rumahnya dengan langkah gontai. Hari ini, gadis cantik tersebut begitu lesu dan tidak berniat untuk pergi ke sekolah.

Semalaman menangis karena Hendry yang tidak menghubunginya setelah pertengkaran kemarin. Seriang dan seceria apapun Alana, dia akan tetap sedih saat kehilangan orang yang ia sayang. Walaupun Hendry yang sering selingkuh dan terkesan menyia-nyiakan dirinya, tapi Alana sangat mencintai pria itu.

"Alana!" panggil seseorang dari arah dapur.

"Iya," jawab gadis itu malas menatap kakak iparnya itu yang super menyebalkan.

"Beliin gue pembalut dong di warung depan," ucap Vina memberikan yang 20 ribu pada Alana yang sedang menatap dirinya malas.

"Lo liat jam nggak?" tanya Alana menatap sang kakak kesal, tidak taukah wanita ini bahwa dirinya tidak sedang dalam mood yang baik?

"Iya tau, beliin bentar sana Al. Ayo lah," rengek Vina lagi.

"Gue ng-..."

"Beliin aja sana, lo pelit banget sih!" ketus Dhika yang sudah rapi dengan jas dokternya.

"Belain aja terus," ketus Alana mengambil dengan kasar uang dari tangan Vina dan pergi dengan langkah kesal.

"Alana!" panggil Dhika tapi dihiraukan oleh sang adik.

Sedangkan Alana terus-menerus melihat kearah jam di layar ponselnya. Sudah dipastikan bahwa hari ini akan terlambat sekolah. Ia sudah pasrah, palingan hanya di suruh berdiri didepan tiang bendera sampai jam istirahat atau tidak disuruh berlari mengelilingi lapangan.

Sekitar sepuluh menitan, Alana kembali lagi ke rumah dengan wajah di tekuk. Tapi baru saja sampai di ruang tamu dia sudah melihat wajah sang ibu yang menatap dirinya tajam. Sedangkan Vina? wanita itu malah memasang wajah penuh kemenangan.

"Kamu kenapa balik lagi!!?" bentak Benazir menatap sang putri tajam.

"Tanya menantu mama," ketus Alana melempar pembalut yang ia bawa tadi tepat didepan wajah Vina yang sedang tersenyum.

"Alana!! lo yang sopan sama istri gue!!" teriak Mirza yang akan berangkat bekerja. Tapi baru saja sampai di ruang tamu dia malah melihat istrinya yang dilempar oleh sang adik.

"Nggak usah teriak-teriak, ntar nyawa kalian kabur," jawab Alana cuek sambil keluar dari rumah. Dia sudah muak dengan tingkah keluarganya, benar-benar sangat menyebalkan. Selalu saja dirinya yang salah, padahal nyatanya Vina itu yang sering mencari ribut dengan dirinya.

"Kamu nggak papa?" tanya Mirza lembut pada sang istri.

"Aku nggak papa kok," lirih Vina, kali ini dia tidak berbohong. Wajahnya memang sakit karena lemparan Alana tadi, gadis itu benar-benar melempar dirinya dengan keras.

"Perlu ke rumah sakit?" tanya Benazir.

"Nggak papa kok Ma, kalau gitu aku ke kamar dulu ya," jawab Vina berlalu dari sana dengan perasaan kesal. Tak lupa wanita itu juga mengambil barang yang dilemparkan oleh adik iparnya yang tidak berakhlak tadi.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang