Bab 21

77 6 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya....

Maaf, typo bertebaran...

Happy reading....

******

Hari ini merupakan perayaan ulang tahun SMA Biaksara. Banyak dari orangtua murid yang merupakan donatur sekolah yang diundang, dan bahkan si pemilik sekolah pun juga hadir bersama istrinya.

Saat ini banyak siswa-siswi yang sudah berada di aula sekolah, karena ada beberapa rangkaian acara di adakan di aula. Dan beberapa acara akan di adakan di lapangan basket nantinya.

Tapi berbeda dengan Alana, gadis itu saat ini sedang berjalan dengan langkah gontai dari pintu gerbang. Hari ini lagi-lagi dia terlambat, tapi untungnya pintu gerbang sekolah belum di tutup dan juga tidak ada satpam ataupun guru yang menegurnya.

Sekarang gadis itu sudah lebih baik, setelah kejadian beberapa bulan lalu, saat dirinya di fitnah hamil. Kini Alana sudah kembali seperti dulu, menjadi sosok yang ceria walaupun banyak kesedihan yang dia tutupi dibalik senyuman dan tawanya.

"Telat mulu," celetuk seseorang yang sudah berjalan di samping Alana.

"Nggak belajar juga," jawab Alana acuh yang sukses membuat orang disampingnya tersenyum tipis.

"Yuk ke aula, acara mau di mulai," ajak pria itu yang tak lain adalah Xavier. Cowok itu bahkan saat ini sudah merangkul pundak Alana, dan gadis itu hanya diam.

Sedangkan di sisi lain, Kaila saat ini sedang berada di parkiran. Dia harus bicara dengan Hendri, dia tidak bisa terus membiarkan cowok itu menghindarinya. Mau bagaimanapun, hubungannya dan Hendri tidak bisa berakhir begitu saja.

"Bang tunggu," panggil Kaila pada Hendri yang baru saja keluar dari dalam mobilnya.

"Apa?" tanya Hendri malas menatap Kaila.

"Lo kenapa sih ngehindar terus dari gue beberapa bulan ini?" tanya Kaila sambil berusaha menggenggam tangan Hendri, tapi cowok itu menolak.

"Lo nggak ngerti?" tanya Hendri menatap Kaila malas.

"Lo udah tidur sama Bian, dan lo masih belum ngerti Kai?" lanjut Hendri yang sukses membuat Kaila mengepalkan tangannya kuat. Jujur dia masih jijik mengingat dirinya yang sudah diperkosa oleh Bian brengsek itu.

"Gue udah bosan sama lo, masih belum ngerti juga? dari awal gue dekatin lo karena gue kesepian. Gue nggak bisa ngajak Alana keluar malam, dan gue ngajak lo. Lo cuma pelampiasan gue Kaila, nggak lebih," lanjut Hendri lagi.

"Pelampiasan lo bilang? SETELAH APA YANG GUE KASIH SAMA LO! DAN LO BILANG KALAU GUE CUMA PELAMPIASAN BUAT LO!!" teriak Kaila murka yang tak bisa lagi menahan emosinya.

"Iya, lo cuma pelampiasan dan lagi lo cuma jadi bahan taruhan antara gue dan Bian. Kalau gue bisa dapatin tubuh lo, Bian akan kasih gue mobil baru. Dan itu buktinya," jawab Hendri santai sambil melihat kearah mobil barunya.

"Lo jahat banget tau nggak! gue udah kasih keperawanan gue buat lo dan lo cuma jadiin gue bahan taruhan?" tanya Kaila yang tak bisa membendung air matanya.

"Lebih jahatan mana lo sama Alana Kai?" tanya Hendri yang sukses membuat Kaila menatap kearahnya.

"Lo selalu ngadu yang enggak-enggak tentang Alana ke nyopaknya. Lo manfaatin dia, lo selingkuh sama pacarnya. Orang yang dia anggap sahabat ternyata musuhnya. Lo lebih kejam Kai ke Alan-..."

"Alana, Alana, Alana, apa cuma dia yang ada di otak lo?" potong Kaila cepat, sungguh dia sudah sangat muak jika harus mendengar nama gadis bodoh itu.

"Iya, bukan cuma di otak gue tapi di hati gue dia masih ada," jawab Hendri cepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang