2. Grocery

110 28 3
                                    

Mencintai itu mudah, tapi balik dicintai itu susah

-Daniel
.
.
.

"Ini lagi libur dangdutan apa gimana nih? Sepi amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini lagi libur dangdutan apa gimana nih? Sepi amat." Daniel berjalan keluar kamar sembari menguap dengan rambut acak-acakan.

Ia baru saja bangun setelah menyambung tidur selepas subuh.

"Libur dulu, Arka barusan tidur habis subuh tadi." Jawab Jati selaku seksi perdangdutan di kontrakan.

Daniel hanya mengangguk, lantas melanjutkan langkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Suasana kontrakan sudah cukup sepi, pasalnya Keenan sudah berangkat ke kampus dan Chandra juga sudah ke sekolah, sehingga hanya menyisakan Jati yang kini sedang kebagian tugas mencuci piring.

"Oh iya, persediaan rumah udah mulai menipis. Minggu ini jadwal lo yang belanja kan?."

Daniel mengangguk sembari mengunyah sarapannya.

"Nanti gue belanja selesai kuliah."

"Ya udah gue berangkat dulu ya Niel. Kalau udah selesai jangan lupa piringnya di cuci."

Daniel hanya mengangguk. Hidup di dalam kontrakan yang berisi lima orang pria membuat mereka harus pintar-pintar mengatur keadaan kontrakan. Maka dari itu mereka membagi berbagai tugas bersama, seperti bersih-bersih rumah, cuci piring, memasak dan berbelanja persediaan rumah.

Daniel dapat melakukan semuanya kecuali satu hal, yaitu memasak. Hal itu disebabkan karena Daniel sangat buruk dalam hal memasak. Tidak hanya itu, saat awal-awal di kontrakan, Daniel hampir saja membakar dapur hanya karena ia ingin memasak telur goreng. Ya, Daniel memang seburuk itu, berbeda dengan keempat temannya yang sangat pandai memasak.

Akhirnya sebagai ganti, setiap kali jadwal memasak Daniel tiba biasanya Daniel akan menukar dengan siapa saja yang mau ditukar, entah Keenan, Jati, Arka atau Chandra. Daniel baru saja beranjak dari duduknya saat Arka keluar dari kamar dengan mata yang masih terpejam.

Daniel berdecak. "Melek dulu kali Ka, kesandung terus jatuh baru tau rasa lo!."
Arka tidak menggubris Daniel, pria itu berjalan menuju galon air minum.

"Jam berapa sekarang Niel?." Pria itu bertanya setelah meneguk satu gelas air putih.

"Jam delapan, kenapa?."

Arka melambaikan tangan dan berjalan kembali ke kamar. "Masih ada satu jam lagi buat gue tidur."

Daniel hanya geleng-geleng kepala, kadang ia kasihan kepada Arka, pria itu memiliki banyak sekali hal yang harus dikerjakan. Entah itu proker, persiapan lomba atau apapun. Arka adalah definisi orang sibuk sesungguhnya, hingga untuk tidur pun ia kehabisan waktu, sungguh teramat berbeda dengan dirinya yang hanya sibuk kelayapan.

DanileaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang