1. Awal Cinta Bermula

153 29 2
                                    

Jatuh cinta itu seperti orang yang sudah kebelet boker, alias nggak bisa di cegah dan tidak bisa di tahan

-Jepri
.
.

Pernah nggak sih, jatuh cinta dengan cara yang enggak biasa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernah nggak sih, jatuh cinta dengan cara yang enggak biasa?. Misalnya seperti jatuh cinta hanya karena melihat doi bisa makan bakso pakai lima sendok sambal tanpa kepedesan?.

Bukankah itu aneh? Mengapa seseorang bisa jatuh cinta dengan sangat tidak estetik seperti itu?. Awalnya Daniel ingin menolak fakta yang ada, tapi itulah yang terjadi kepada dirinya.

Katanya cinta itu bisa datang kapan dan dimana saja, enggak peduli bagaimana cara dan keadaannya. Kalau kata Jepri—teman Daniel yang sesama buaya, jatuh cinta itu seperti orang yang sudah kebelet boker, alias nggak bisa di cegah dan tidak bisa di tahan karena bisa-bisa malah boker di tempat kan malah bahaya.

Untuk beberapa waktu Daniel tidak setuju dengan pendapat Jepri, karena meski buaya begini, Daniel juga tetap pilih-pilih. Namun, ketika ia mulai masuk semester dua kuliah, semuanya berubah ketika ia mengalaminya sendiri.

Siang itu, Daniel bersama dengan Theo—teman sekelasnya, memutuskan untuk makan siang di warung bakso Mang Adi. Andai saja Jasmine tidak ada kelas, tentu Daniel lebih memilih makan siang bersama Jasmine ketimbang dengan Theo.

Alasan Daniel dan Theo memilih warung bakso Mang Adi, selain karena jeda kelasnya yang hanya setengah jam, juga karena di fakultasnya itu ada semacam tradisi. Katanya 'lo bukan anak FISIP kalau belum pernah coba bakso Mang Adi'.

Ya, bakso Mang Adi memang menjadi salah satu ikon dari FISIP, yang mana setiap anak FISIP wajib mencobanya.

Warung bakso Mang Adi yang Legend itu bukan warung besar, melainkan warung kecil yang masih menggunakan tenda. Letaknya tepat di seberang gerbang belakang FISIP.

Siapapun pasti akan dengan mudah menemukan warung Mang Adi, karena meski kecil begitu, warungnya tidak pernah sepi pelanggan. Bahkan anak-anak dari fakultas lain pun banyak yang makan disana.

Sebagai anak FISIP, khususnya anak ilmu komunikasi, tentunya Daniel seperti memiliki kewajiban untuk merasakan bakso Mang Adi. Tapi sayangnya, sejak semester satu kemarin, ia belum memiliki kesempatan untuk mencoba. Maka dari itu, untuk meresmikan dan membuktikan bahwa dirinya benar-benar anak FISIP, siang itu Daniel memutuskan untuk makan siang di sana.

Begitu masuk, Daniel langsung disuguhi berbagai macam orang. Ada yang tengah duduk sembari menikmati bakso, ada yang masih menunggu pesanannya tiba, ada pula yang sudah hampir selesai. Saat menoleh ke sisi kanan, Daniel juga bisa melihat beberapa pelanggan yang memilih berdiri untuk menunggu pesanan take away mereka.

"Penuh banget, cari tempat makan lain aja lah." Keluh Daniel saat melihat keadaan warung bakso Mang Adi. Bukan bagaimana-bagaimana, warung bakso Mang Adi ini sangat penuh dan tidak ada tempat duduk yang tersisa. Bagaimana bisa ia makan disana.

DanileaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang