12. Paket

67 25 4
                                    

Sering jalan bareng itu bukan berarti ada rasa

-Lea
.
.
.

Akibat langkah pertama yang Daniel ceritakan kepada Lea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akibat langkah pertama yang Daniel ceritakan kepada Lea. Mau tidak mau Lea juga memulai langkah pertamanya. Perempuan itu kini mulai memberikan kesempatan kepada Daniel untuk berada di sekitarnya.

Setelah seminggu sejak kejadian Lea dan Daniel berangkat ke kampus bersama. Kini intensitas mereka berangkat bersama jadi lebih sering. Meskipun mereka hanya memiliki satu kelas yang sama dan sering kali jadwal mereka jauh berbeda. Daniel tidak pernah sungkan untuk menjemputnya dan berangkat ke kampus bersama.

Seperti siang ini. Kebetulan kelas Lea dimulai pukul satu siang, sedangkan kelas pertama Daniel telah selesai sekitar pukul sebelas dan kelas keduanya dimulai sekitar pukul tiga. Setelah selesai dari kelas pertamanya, Daniel tidak langsung pulang. Pria itu memilih untuk melajukan motornya ke kosan Lea untuk mengajak perempuan itu makan siang sekaligus nanti mengantarnya ke kampus. Lea sih fine-fine saja di jemput seperti itu oleh Daniel. Dengan syarat, Daniel tidak merasa repot dan terpaksa saat menjemputnya.

Daniel menatap Lea yang agak kesulitan mengatur rambutnya. Rambutnya yang mulai memanjang dan tidak diikat membuat perempuan itu begitu ribut saat hendak memasukkan soto ke dalam mulutnya.

"Ribet banget dah Le!. Kenapa nggak diiket sih rambutnya?." Decak Daniel sembari membantu Lea menyingkirkan rambutnya yang terurai maju.

"Ih, ikat rambut gue tuh ilang.. gue belum sempat beli."

Daniel kembali berdecak, lantas berpindah duduk yang semula di hadapan Lea menjadi di samping perempuan itu.

"Lah.. ngapain pindah?."

"Sstt.. sini dulu." Daniel menarik bahu Lea mendekat, lantas meminta perempuan itu berbalik.

Lea hampir syok saat Daniel menyentuh rambutnya dan dengan telaten menggelungnya. Lea semakin terperangah saat Daniel berhasil menggelung rambutnya.

"Udah.. sekarang lo bisa makan dengan tenang.."

Lea masih tercengang sembari memegangi gelungan rambutnya. Seumur-umur, ia yang terlahir sebagai perempuan tidak pernah bisa menggelung rambut. Sedangkan Daniel??..

Mata Lea menyipit menatap Daniel yang kini kembali duduk di hadapannya. "Kok lo bisa gelungin rambut sih?." Tanyanya curiga.

"Gelung rambut doang mah gampang."

"Kok bisa?." Tanya Lea lagi masih curiga. Sementara Daniel malah cengengesan.

"Gini-gini gue punya pengalaman sama banyak cewek." Ucapnya sombong dan membuat Lea langsung mendengus.

Hampir saja Lea melupakan fakta bahwa Daniel adalah buaya rawa. Bisa saja menggelung rambut adalah salah satu trik modusnya.

"Btw, gue cewek ke berapa nih yang lo gelung rambutnya?." Tanya Lea sembari memasukkan satu butir sate telur puyuh ke dalam mulutnya. Sedangkan Daniel tampak berpikir.

DanileaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang