22. Start

69 14 5
                                    

Jika bersamamu adalah jalan terbaik, maka aku akan selalu memilihmu

- Lea
.
.
.


"Aww..."

Lea meringis saat Daniel nimenuangkan obat merah pada lukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea meringis saat Daniel nimenuangkan obat merah pada lukanya. Rasanya begitu perih hingga ia ingin menangis.

Daniel yang melihat Lea seperti kesakitan pun meniup-niup luka Lea, berharap bisa sedikit meredakan rasa sakitnya. "Sory ya, bentar lagi selesai kok." Ucap Daniel yang kini tengah telaten mengobati luka Lea

Jujur saya, Lea baru kali ini melihat sisi Daniel yang tampak begitu bertanggung jawab. Ia kira, Daniel hanya bisa merepotkan saja. Tapi rupanya pria itu juga bisa menjadi sosok yang dapat diandalkan.

"Lagian tuh motor ugal-ugalan banget sih. Mana langsung kabur lagi." Gerutu Lea, sementara Daniel hanya meringis.

Dalam hatinya Daniel rasanya ingin sekali marah. Pasalnya ia mengenal dua orang yang hampir mencelakai Lea. Namun Daniel berusaha tenang, ia tidak ingin membuat Lea panik saat mengetahui bahwa orang yang menyerempetnya adalah orang suruhan Papa Daniel.

"Lo kok diem aja?."

Daniel mendongak. "Lagi fokus nih." Jawab Daniel sekenanya.

Setelah itu ia tersenyum. "Udah selesai, semoga cepat sembuh ya, ngobatinnya pakai cinta nih." Jawab Daniel yang langsung dijawab dengan dengusan Lea.

"Bilang apa?." Tanya Daniel sembari menaik turunkan alisnya.

Sementara Lea kembali mendengus. "Thankyou."

"Good." Jawab Daniel sembari menepuk-nepuk kepala Lea.

"Anyway Le--."

Kruuukkkk...

Daniel terkekeh saat ucapannya terpotong dengan suara perut Lea.

"Kenapa?."

Daniel menggelengkan kepala. "Kayaknya sebelum gue balik, kita makan dulu deh."

Mendengar ucapan Daniel, seketika Lea menjadi malu. Memang sejak siang ia belum makan sih ia hanya memakan sarapan tadi pagi, dan sekarang hari sudah beranjak petang. Jadi ya tidak heran jika perutnya berbunyi.

"Nanti gue makan sendiri aja."

"No..no..no." Jawab Daniel sembari menggelengkan kepalanya. "Kita makan bareng aja, kebetulan gue juga laper."

"Ya udah mau makan dimana? Gue siap-siap dulu."

Daniel menahan tubuh Lea yang hendak beranjak dari duduknya. "Makan disini aja. Pesan online gimana? Lagian udah mau magrib juga."

"Ya udah deh."

Daniel pun segera mengambil ponselnya. Ia segera membuka aplikasi untuk memesan makanan.

DanileaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang