Pemandangan klasik.Kota yang polos.
Hari hari yang membosankan.
Sebenarnya aku akan pergi kemana?
Keputusan besar yang diambil oleh Ice mengejutkan dokter yang memeriksanya. Berpuluh puluh tahun dokter mengabdi di rumah sakit ini, Ice adalah orang pertama yang membuat keputusan seperti ini.
Ice, ia sudah lama menyadari bahwa tindakan penyembuhan yang dilakukan rumah sakit tidak membuahkan hasil positif. Karena itulah, tepat di hari kelulusannya, Ice meminta kepada dokter dan sang ibu untuk menghentikan semuanya.
Selang selang medis yang selama ini membantu Ice untuk bertahan pun dilepaskan. Kemoterapi dihentikan sepenuhnya. Obat-obatan pun tak lagi diminumnya. Dan Ice hanya ingin pulang ke rumahnya, dan hidup dengan normal seperti dulu.
Keputusan itu tentunya sangat berat bagi sang ibu untuk menerimanya, mengingat Ice adalah satu-satunya harta dalam hidupnya yang telah ia jaga sejak kecil. Namun lebih dari siapapun, ia tau bagaimana anaknya itu telah berjuang selama ini dan bagaimana beratnya beban yang telah ia tanggung selama bertahun tahun.
Halilintar, awalnya ia sangat keberatan dan bahkan sempat memohon pada Ice untuk tidak meminta hal yang seperti itu. Ia tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa Ice memilih untuk menyerahkan hidupnya, karena itu ia memilih untuk lari dari tempat itu begitu Ice menyampaikan kabar mengejutkan itu.
"aku berjanji bahwa aku akan menjaga ibu saat aku besar.. tapi maaf.. kini aku tidak bisa melakukannya.
Aku tau waktuku tak banyak.. karena itu aku hanya ingin hidup normal seperti dulu.
Menghabiskan waktu bersama ibu dirumah.. makan masakan ibu.. menonton televisi bersama ibu.. duduk di kebun seperti yang selalu kita lakukan saat sore.. dan bermain bersama sahabatku, Halilintar.
Semua hal itu membuatku merasa jauh lebih baik.. aku bahagia dengan kalian yang mendukungku hingga akhir"
Begitu yang dikatakan Ice, sebelum dokter akhirnya menyetujui keputusan Ice yang terbilang nekat itu. Akhirnya, semuanya dilakukan sesuai dengan apa yang diinginkan Ice. Sang ibu pun menyetujuinya dan membawanya pulang.
Ketika mereka tiba di rumah, Ibu mendudukan Ice pada sofa dan menempatkan dirinya di samping sang anak. Ia menyalakan televisi dan menyetel acara kesukaan Ice, acara dokumenter beruang kutub dan penguin yang selalu dinikmatinya sejak kecil.
Mereka pun menonton bersama, ibu berusaha untuk tersenyum dan tertawa ketika melihat gambaran diri Ice pada layar televisi. Ice ikut tersenyum melihatnya.
"ibu akan melakukan yang terbaik, dan membantu Ice untuk kembali hidup normal seperti dulu..bersama.." ibu berkata dengan senyum pahit, yang kemudian diangguki oleh Ice.
"ah- Ice mau makan apa? sudah waktunya membuat makan malam"
Kepada Ibu, yang sangat aku cintai.
Mimpiku saat kecil adalah untuk menjagamu, untuk hidup bahagia bersamamu.
Namun aku tidak bisa melakukan itu sekarang.. aku minta maaf...
"sup kacang merah.." Ice menjawab lirih, memandangi sang ibu yang terlihat begitu cantik dan menawan dengan senyumnya.
"yosh! kalau gitu ibu akan membuat sup kacang merah paling enak untuk anak ibu!"
Menatap punggung sang ibu yang berjalan menjauh, netra biru itu berkaca-kaca.
Ibu..kamu harus terus hidup dalam kebahagiaan, dalam masa depan yang panjang..
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜰɪʀꜱᴛ ꜱɴᴏᴡꜰʟᴀᴋᴇ (Ice x Halilintar x Solar) [END ✔]
Romans"apakah harus ada alasan untuk merindukan seseorang?" ❄❄❄ A winter story Ship : Ice x Halilintar x Solar Project by Limerence Project Cover by : @chisunatsu A story inspired by Winter Sonata Boboiboy hanya milik Monsta!