02. Kematian.

235 22 0
                                    

HAPPY READING

Jantungnya sudah tidak diizinkan lagi untuk berdetak hingga detik ini.


Pukul 3 pagi, Raina berlari tergesa-gesa di lorong rumah sakit.
Ia mendapat kabar bahwa Mamah nya sedang kritis di rumah sakit.

Mona Dimala Mamah dari Raina, yang saat ini dikabarkan kritis.
Raina cuman hidup bersama Mona sepanjang hidupnya.

Jika ditanya Papahnya, Raina dan Mona juga tak tau dimana keberadaannya.

Sudah tiga tahun belakangan ini,Raina tinggal sendiri di rumahnya. Sedangkan Mona, ia hidup rumah sakit jiwa, akibat mentalnya Mamahnya yang semakin Parah.

Dokter sudah memvonis Mona mempunyai kelainan jiwa, mengakibatkan Mona harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit jiwa sendiri.

Sepulang sekolah, Raina harus mengurus toko bunga milik mamanya, baru setelah itu ia menuju rumah sakit untuk menemani Mamahnya. Walaupun ia hanya duduk berjaga didepan pintu kamar milik Mona.

Raina menatap cemas kearah ruang operasi dimana mamanya nya berada.

Lagi dan lagi Mamanya melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan menusuk perutnya mengunakan pecahan gelas.

Seseorang datang dengan jas dokternya berlari tergesa-gesa memeluk tubuh rapuh Raina.

"Mamah Kak." Lirih Raina, sudah tau siapa yang memeluknya.

Belova Agustine anak angkat dari mona yang berprofesi sebagai dokter Psikiater yang selama ini menangani Mona di RSJ. Ia juga merasa rapuh melihat orang yang membesarkan ia dari kecil sampai ia sesukses ini terbaring lemah diruang operasi. Mona mengangkat Belova dari anak itu berusia 7 tahun saat Raina baru berumur 6 bulan dalam kandungan. Mona yang membiayai segala kebutuhan Belova sampai ia bisa menjadi dokter di usia muda ini.

Selama ini Belova tak tinggal bersama Raina, ia menyewa satu kamar kos dekat rumah sakit, tempat kerjanya agar menghemat transportasi. Sesekali ia menjenguk Raina dirumahnya.

Dan setiap hari menjenguk Mona di rumah sakit jiwa. Tapi saat Mona merenggang nyawanya gadis itu sedang berada di tempat lain.

"Tenang yah dek, kita berdoa biar Mamah bisa selamat. " Air Mata Belova jatuh menatap Raina dengan tatapan kosong pada ruang operasi.

"Kenapa Mamah mau bunuh diri kak, apa Mamah nggak mau hidup bareng kita berdua, apa Raina nakal. Sampai Mamah kayak gini?" Tanya Raina sendu.

Belova menatap sendu kearah Raina, Belova ada saksi mata dimana hidup Raina dan mona yang hancur.

"Mamah nggak pa-pa dek, kamu harus percaya itu."

Ruang operasi terbuka menandakan operasi telah selesai. Belova dan juga Raina berdiri dari duduknya menghampiri seorang dokter yang baru saja keluar.

"Maaf pasien tak bisa kami selamatkan, ditambah lagi dengan Leukimia stadium 4 yang diderita ibu Mona, membuat dia tak bisa kami selamatkan."

DEG

Mendengar itu Raina jatuh terduduk dilantai, sedangkan Belova berlari masuk memeluk tubuh Mona yang sudah kaku. Dunia nya runtuh, orang yang menjadikan dia alasan untuk tetap hidup sampai saat ini kini telah kembali ke pangkuan Tuhan.

Mona adalah sosok wanita kuat yang membesarkan kedua anaknya Belova dan Raina sendiri. Masa lalu yang kelam, membuat ia dan anak-anak hidup menderita. Terlebih lagi ia pergi tanpa pamit dan maaf untuk Raina.

Kesalahannya yang besar membuat hidup Raina tak tentu arah atas perbuatannya.

Raina duduk di lantai dengan tatapan kosong, ia belum berani menatap mamahnya yang sudah terbaring kaku.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang