05. R.

165 18 0
                                    

HAPPY READING

Orang yang merasa tidak pantas untuk di cintai bukan berarti tidak ada yang mencintainya dengan tulus.

Sudah Satu minggu Raina tak masuk sekolah,vpagi ini Raina memutuskan kembali ke sekolah. Ia duduk memakan selembar roti bakar dan segelas susuk strawberries kesukaannya.

"Bibi udah makan?" Tanya Raina menatap bi em yang sibuk di dapur.

"Belum neng,tunggu neng berangkat dulu baru bibi makan." Ucap bi Em.

"Yaudah makan bareng aja Raina aja bi. "

"Nggak usah neng." Ujar bi Em menolak halus.

"Nggak, kalau bibi nggak mau, aku nggak mau berangkat sekolah." Ucap Raina tegas.

"Eh jangan gitu neng, yaudah bibi makan bareng sama neng."

Raina tersenyum, lalu bi Em menyendok nasi goreng lalu mereka berdua makan dalam diam.

Beberapa menit kemudian Raina telah menyelesaikan makannya, ia bangun mencium tangan bi Em.

"Raina berangkat dulu yah bi." Ucap Raina.

"Iya neng."

"Raina kayaknya pulangnya malam, kalau bibi mau pulang, kuncinya taruh aja di pot yang warna merah." Setelah mengatakan itu, gadis itu pergi menuju sekolah.

Sesampainya disekolah, Raina mendapat tatapan kagum sekaligus bisik-bisik orang yang tak suka padanya semakin terdengar di telinga gadis itu.

Raina mengabaikan itu semua, ia berjalan menuju kelas dengan pandangan lurus tanpa mempedulikan orang-orang yang terus memandangnya.

"Raina." Teriak Andin yang dibelakangnya dengan suara cempreng menganggu telinga Raina, membuat langkah Raina yang sudah mau memasuki ruang kelasnya terhenti.

"Gue turut berduka yah atas kematian nyokap lo. Sorry gue nggak bisa hadir soalnya gue nggak tau rumah lo dimana." Ucap Andin tulus, mendengar itu Raina hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Andin menuju tempat duduknya.
Andin itu mengikuti langkah Raina lalu duduk di samping gadis itu.

Raina mengerut keningnya merasa heran, sejak kapan ia duduk bersebelahan dengan Andin. Setahunya yang Raina ingat itu, ia duduk bersebelahan dengan Dody bendahara kelasnya.

"Lo ngapain duduk disini?" Tanya Raina heran. Gadis yang disampingnya hanya cengengesan lalu mengangkat dua jari berbentuk peace.

"Gue pengen duduk bareng loh, kita kan sahabat." Ucap Andin dengan Sangiran lebar.

"Mimpi." Ucap Raina, lalu kembali menulis di bukunya.

***

Raina berjalan menuju kantin bersama Andin.Gadis itu, merenggek seperti anak kecil pada Raina, agar bisa pergi ke kantin bersama. Karena tak mau mendengar ocehan panjang dari gadis itu, artinya Raina pun menyetujuinya.

Sesampainya di kantin,banyak pasang mata yang memuja mereka, Andin gadis cantik itu terus menebar senyum manisnya pada pria-pria yang menyapanya dan juga Raina. Sedangkan Raina hanya memasang wajah tanpa ekspresinya dan berjalan dengan pandangan lurus ke depan.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Andin yang sibuk dengan mescrool tik-tok nya sambil sesekali ikut bernyanyi sedangkan Raina hanya mengetuk-gentuk meja dengan jarinya untuk menghilangkan bosan.

Drrtt. Drrtt. Drrtt.

Riana yang merakan getaran di HP disaku bajunya pun mengangkat telfon dari seseorang yang ia kenal.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang