10. Ketakutan.

222 27 35
                                    

HAPPY READING

Kau telah berjuang sendiri dengan kenangan.
Kembalilah kami masih membutuhkanmu


Abi dan Alkana mengikuti motor milik Raina dari belakang tanpa sepengetahuan gadis itu.

Perjalanan yang cukup jauh,mereka harus melewati jalanan rusak yang entah kemana Raina akan pergi.

"Kayaknya aku tau jalan ini kak. " Ujar Alkana yang merasa tidak asing dengan jalan ini.

"Kamu pernah lewat sini? " Tanya Abi.

Pria itu mengangguk ia berusaha untuk mengingat kembali jalan yang tidak asing ini.

" Jalan ini menuju, tempat balapannya kak Gavin. " Ya ia sudah ingat tempat ini, waktu pertama kali nya kesini itu di ajak Gavin untuk menonton balapan yang Gavin sendiri selenggarakan.

" Ini bukan sembarangan tempat kak, semua geng motor biasanya ngumpul disini buat balapan. "

Abi mencengkram stir mobilnya kuat, pikiran buruk berkeliaran di otaknya, jangan sampai dugaannya benar kalau Raina juga akan mengikuti balapan yang membahayakan nyawanya.

"Telfon Gavin sekarang. " Ucap Abi dingin, jika sampai sesuatu terjadi pada Raina, ia akan memukul Gavin habis-habisan.

Alkana tau apa yang sedang di pikirkan kakaknya itu, ia mengangguk lalu mengambil handphonenya menghubungi Gavin.

Beberapa kali mencoba menelfon Gavin tapi pria itu tak menjawab sekalipun.

"Nggak di angkat. "

"Shit."

Sesampainya di sana,tempat yang cukup ramai. Ratusan orang yang berada di sana, banyak motor yang berjejeran, membuat Abi susah mencari tempat parkir.

Abi akui Gavin sangat pintar dalam, mencari area balapan yang seperti ini, susah di cari polisi karena tempat ini tersembunyi. Pantas saja Gavin jarang pulang, ternyata ia mempunyai bisnis tersembunyi disini.

"Kalau sampai terjadi apa-apa sama Raina, Gavin orang pertama yang abang hajar. " Desis Abi, tangan pria itu sudah mengepal kuat.

"Acaranya udah di mulai bang. " Ucap Alkana mereka membelah kerumunan orang yang ada disitu, dengan cepat berjalan kearah Raina untuk menghentikan gadis itu balapan.

Benar dugaannya Raina yang menjadi salah satu peserta dalam balapan ini.Dan menjadi lawannya adalah, Rainner sahabat dari adiknya.

Terlambat mencegah, Raina sudah memacu motornya cepat, balapan sudah dimulai dengan sorak-sorakan para penonton.

Membuat Abi dan Alkana takut terjadi apa-apa dengan adik mereka.

Jeno dan Dito yang melihat keberadaan Alkana pun langsung menghampiri pria itu.

Dito menepuk pundak Alkana, "tadi katanya lo nggak datang. " Ujar Dito membuat Alkana menoleh kearah pria itu.

"Kenapa lo nggak ngomong, kalau lawan Rainner itu Raina. " Marah Alkana.

"Yah mana kita tau, Rainner aja nggak tau.Yang tau cuman noh tuh abang lo, si Gavin. " Ujar Jeno sambil menunjuk Gavin yang sedang duduk di atas motornya sambil menghisap sebatang rokok.

"Benar-benar tu anak harus di beri pelajaran. " Ujar Abi, lalu berjalan ke arah Gavin berada. Belum sempat kakinya melangkah, suara dentuman keras membuat pria itu menoleh ke arah bunyi berasal.

Bruk

Handphone yang di pegang Abi terjatuh. Matanya terpaku beberapa meter didepannya, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat kecelakaan adiknya sendiri.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang