16. Kedatangan Rainner

186 22 20
                                    

HAPPY READING

Jangan terlalu merasa sendiri kau harus sesekali keluar dari kesepian mu.



Di hari minggu ini, Rainner sudah rapi dengan pakaiannya, ia menatap pada pantulan cermin, menguyar rambutnya kebelakang.

Ia tersenyum sombong ke arah cermin, "anaknya pak Arka emang paling ganteng. " Ucapnya sombong.

Ia keluar bersenandung kecil berjalan menuruni undakan tangga untuk mencari ibunya di dapur.

Tapi langkahnya terhenti menatap kaget pada kedua orang tuanya yang sedang berciuman sangat panas.

" Bu-- astaga mata anakmu ini ternodai." Teriak Rainner kaget dan reflek menutupi matanya dengan kedua tangannya, walau ada celah sedikit untuk melihat kelakuan Ayahnya.

Ana- ibu dari Rainner dengan cepat mendorong tubuh suaminya sampai terhuyung kebelakang, membuat pria paru baya yang masih terlihat gagah itu tersungkur ke belakang.

Pria itu berdecih malas kepada putranya yang setiap kali ia ingin bermesraan dengan istrinya pasti akan selalu di ganggu oleh makhluk astral yang satu ini.

Ia menatap kearah Rainner, ingin sekali melempar tubuh anaknya itu ke rawa-rawa.

" Udah tua juga, masih gatel aja. Nyosornya nggak tau tempat. " Ujar Rainner menggeleng-geleng kepalanya merasa heran dengan kelakuan pak Arka.

Wajah ibunya memerah menahan malu lalu memukul pelan dada suaminya, " kamu sih mas. " Ujarnya malu menatap sang suami.

" Malam kamu tidur di luar mas." Tegas sang istri membuat pak Arka tak Terima. Apa-apaan ini masa hanya ketahuan mesum oleh anaknya membuat ia harus tidur di luar.

" Ng-nggak bisa gitu dong mah." Renggek suaminya, jika sudah seperti ini tuan Arka terlihat seperti anak kucing yang akan di tinggal induknya.

Ibunya menyetak tangannya yang di pegang suaminya lalu melanjutkan pekerjaan dapur yang tertunda.

Karena kelakuan ayahnya membuat Rainner sontak tertawa kencang menertawai nasib sang ayah.

" Kenapa ni?" Tanya seorang pria yang baru saja datang dari kamarnya.

Raino Haris Gintara anak kedua dari pasangan Ana Delona dan Arka Javiar Gintara,dan adik dari Rainner Haldis Gintara.

Pria yang hampir sama tinggi dengan Rainner itu, memasang mukanya dengan raut wajah yang terlihat baru bangun dari tidurnya.

" Itu bokap lo, mesum banget sama nyokap gue." Ujar Rainner memeluk Ibunya posesif.

Raino membelalak matanya kaget menatap sang pelaku di kasus pagi ini.

" Ayah... Ibu ku masih polos, kenapa kau nodai...?" Tanyanya mendramatis menatap sang ayah.

" Kalian ini kenapa lebay banget sih, kalian berdua ada juga karena hasil kerja keras ayah sama ibu. Ibu kamu itu nggak sepolos yang kalian kira ya..." Ujar Ayahnya membela dirinya sendiri, seandainya saja ia mempunyai anak perempuan pasti di kasus pagi ini, anaknya akan berada di kubunya.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang