PART 11. Misteri Jaket Bertudung Hitam
Ladin diteror. Dia terkena perundungan oleh sosok misterius. Baju olahraganya menghilang dan jaketnya dirusak seseorang. Kemal berinisiatif membantu Ladin. Sampai tanpa sadar, Kemal diam-diam rasa simpatik dengan perempuan berwajah datar dan memiliki sifat seperti singa betina itu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ladin mengiyakan. Dia lalu menatap Kemal. "Mal, terima kasih ya. Pak, saya permisi duluan."
Kemal merasa prihatin melihat kondisi Ladin. Sehingga usai mengucapkan terima kasih kepada penjaga sekolah, Kemal berlari mengejar Ladin.
Di sepanjang koridor, Ladin memandangi bajunya dengan wajah sedih. Dia bahkan tidak peduli dengan tatapan aneh para siswa lain yang memandanginya penuh tanya dan juga dingin yang menusuk di tubuhnya.
Kemal yang berhasil mengejar Ladin segera menarik tangan perempuan itu. Dia lalu menyeret Ladin menuju toilet siswa. Begitu keduanya sudah berhenti di depan toilet wanita, Kemal membuka seragam pencak silatnya dan menyisakan kaus putih polos di tubuhnya.
"Pakai ini dulu. Lo enggak mungkin pakai baju basah. Apalagi sekarang hujan dan Bang Dewo minta kita buat lihat pembukaan kafe hari ini."
Ladin masih membungkam mulutnya rapat-rapat. "Enggak usah."
"Jangan ngeyel. Ayo!" Kemal membawa tubuh Ladin ke dalam toilet wanita, meletakan baju seragam pencak silatnya ke atas kepala Ladin, dan meninggalkan perempuan itu di dalam sendiri. "Gue tunggu di luar."
Read more at :
https://karyakarsa.com/mooseboo
***
Halo guys, penasaran dengan kelanjutan cerita Ladinda dan Rumah Kata-Kata langsung kunjungi akun Mooseboo di Karya Karsa dan cari karyaku dengan tag Ladinda dan Rumah Kata-Kata. Ditunggu kunjungannya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[KARYAKARSA] Ladinda dan Rumah Kata-Kata
Teen FictionSpin off dari cerita "LADINDA DAN LELAKI PATAH HATI" . . "Mau taruhan? Hari ini kita mungkin merasa muak sama hidup. Capek, mau marah, atau mungkin nyerah kayak yang dibilang Ladin. Gimana kalau sepuluh tahun lagi? Kita enggak pernah tahu kan gimana...