06. Sabtu Pagi

2.3K 525 16
                                    

Pagi hari menjadi awal penanda bahwa Rose akan kembali menjalani harinya yang membosankan di dalam rumah megah ini.

Wanita itu sedang terduduk seorang diri di ruang makan, hari ini adalah hari Sabtu, bibi ART yang biasanya sudah berada di dapur kini sedang libur saat weekend.

Rose mengaduk teh di hadapannya dengan pandangan kosong, ia sungguh merindukan anak-anaknya. Rasanya ia ingin kembali kabur dari Jaehyun.

Kali ini sejauh mungkin agar pria itu tidak bisa menyusulnya.

Tanpa ia duga, pria yang baru saja berada di benak pikirannya itu kini datang memasuki ruang makan.

Jaehyun mengenakan sebuah celana training panjang hitam dan atasan crewneck abu-abu.

Cukup terlihat rapi hanya untuk sekedar di rumah saja.

Namun Rose tahu bahwa sedari dulu pemuda itu selalu berpakaian rapi bahkan di rumah. Hal itu menjadi salah satu hal yang membuat Rose menyukai Jaehyun (dulu).

Pria itu meraih sebuah apel dan memakannya, tentu ia tidak menyapa Rose sekalipun ia tahu bahwa istrinya itu berada di hadapannya.

Rose juga tidak merasa repot untuk menyapa Jaehyun. Ia dengan cuek menggunakan ponselnya, mencari nomor Jennie untuk menanyakan kabar anak-anaknya, Nino dan Ilo. Ah, Rose sungguh rindu dengan kedua buah hatinya itu.

Namun belum sempat Rose menghubungi Jennie, Jennie sudah lebih dulu menghubungi wanita itu yang membuat Rose bingung dan segera menjawab panggilan itu.

"Iya, Jen?"

Rose mengangkat telpon tanpa beranjak dari duduknya.

"Rose, aku mau kasih kamu suatu kabar tapi kamu jangan panik oke?" tanya Jennie yang justru membuat Rose panik, jantung tiba-tiba berdebar kencang.

"Kenapa, Jen? Anak-anak?"

"Iya, Ilo sakit, kena demam-"

"Ilo demam?!" pekik Rose dan hal itu sukses menarik perhatian Jaehyun.

"Rose, jangan panik dulu, oke? Iya, Ilo demam tapi sudah aku tangani, kamu lupa aku dokter?" ucap Jennie dari ujung sambungan telpon.

"Ya Tuhan, lalu bagaimana keadaan Ilo, Jen?" tanya Rose dengan mata berkaca-kaca.

"Suhu tubuhnya sudah turun, berangsur normal," jawab Jennie.

Rose menutup mulutnya, rasanya ia ingin segera terbang ke Kupang dan memeluk Ilo dalam dekapannya. Lebih baik dirinya saja yang sakit ketimbang anak-anaknya.

"Nino pintar banget, dia bantu aku buat jagain Ilo yang lagi sakit," jelas Jennie.

Dan air mata pun lolos dari kedua mata Rose, wanita itu memalingkan tubuh agar Jaehyun tidak melihat air matanya, "Jen, kalau Nino sehat kan di sana?" tanya Rose,

"Puji Tuhan, Nino sehat kok, ini Ilo juga sebentar lagi sehat."

Sebuah isakan lolos dari mulut Rose, wanita itu pun segera berdiri dan berjalan meninggalkan ruang makan, ia sungguh tidak ingin Jaehyun melihat dirinya menangis.

Rose memasuki ruang tengah dan mendudukkan diri di sofa, "Jen, aku ke Kupang hari ini ya?"

"Ngaco kamu, katanya mau selesaikan urusan di sana? Kalau kamu balik nanti bukannya selesai malah semakin runyam," cegah Jennie.

"Aku kangen banget sama anak-anak Jen, mau peluk mereka, mau cium mereka," jelas Rose.

"Rose, kalau kamu balik ke sini apa suami kamu gak bakal marah sama kamu? Kamu aja pergi dengan meninggalkan anak-anak pasti ada alasannya kan? Sekalipun kamu belum cerita detail sama aku, tapi aku tahu kalau kamu lagi ada masalah sama suami kamu," balas Jennie yang membuat Rose semakin sedih rasanya.

Sunny | Book 2 of "Sore"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang