Setelah sekian banyak drama kehidupan, akhirnya kini Nino sudah mulai masuk sekolah.
Bahkan yang lebih mencengangkan adalah Jaehyun sendiri yang mengantarkan Nino ke sekolah barunya. Pemandangan yang tentu sudah lama Rose idamkan.
Seharusnya setelah mengantar Nino, Jaehyun harus bekerja di kantor tetapi karena keadaannya yang masih dalam tahap pemulihan ditambah bumbu 'rindu' dengan keluarga kecilnya, lagi-lagi Jaehyun memutuskan untuk bekerja dari rumah.
Membuat pria berusia 30-an itu segera masuk ke ruang kerjanya setelah menyapa Rose dan Ilo yang tengah bermain bersama.
Rapat demi rapat ia lalui, ia kerjakan dengan serius, sesekali meminta waktu izin untuk sejenak menenangkan diri kala rasa emosi yang muncul begitu saja karena mendengar beberapa hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi nya.
Jaehyun meminum air, berolahraga ringan, mengatur nafas sebelum akhirnya melanjutkan rapat dan mengecek beberapa hal yang perlu ia cek.
Hingga ketika rapat berakhir, Jaehyun mematikan kamera dan meregangkan tubuh, melirik ke jam dinding dan menyadari jam telah menunjukkan pukul 1 siang.
Oh shit, ia harus bersiap-siap karena Nino pulang pukul 3.
Jaehyun pun berjalan keluar dari ruangan kerjanya dan mencari sosok Rose, ia masuk ke kamar Nino dan Ilo, mendapati sang istri sedang duduk sembari membaca buku miliknya sendiri.
Ilo tertidur di atas ranjang.
"Kamu sudah makan?" tanya Jaehyun seraya berjalan mendekati istrinya itu.
Rose menolehkan kepala, menutup buku di pangkuan dan tersenyum ke arah pria itu, "belum, kalau kamu?"
Jaehyun menggelengkan kepala, "gimana kalau kita keluar sekarang, membeli makanan sekaligus menjemput Nino?"
"Rapat kamu sudah selesai?"
"Iya."
Rose pun meletakkan bukunya di single sofa yang ia duduki itu dan mengecek keadaan Ilo sebelum akhirnya menghampiri Jaehyun.
"Ayo."
Dalam perjalanan keluar dari rumah menuju mobil Jaehyun yang terparkir di teras, Rose bertemu dengan bibi ART rumahnya dan segera menitip Ilo untuk dipantau sebelum akhirnya ia dan Jaehyun pergi berdua dengan mengendarai mobil pria itu.
"Kamu ... kangen sama kegiatan kamu dulu gak?" tanya Jaehyun.
"Menulis dan menjadi jurnalis?"
Rose tertawa kecil saat melihat Jaehyun menganggukkan kepala, "cukup rindu."
Jaehyun melirik sang istri kemudian menghembuskan nafasnya pelan, "aku setuju kalau kamu ... mau balik nulis lagi, kamu boleh jadi penulis lagi."
Ucapan Jaehyun baru saja membuat Rose melebarkan matanya.
"Jaehyun ... kamu serius?"
Jaehyun menganggukkan kepala, "iya, kamu boleh jadi penulis lagi, tapi untuk jadi seorang jurnalis ... aku tidak mengizinkan dirimu."
Senyum Rose sontak saja merekah lebar, membaca ulang karya-karya nya tadi membuat wanita itu rindu dunia tulis menulis.
Dan ia tidak menyangka doa nya kala membaca tadi dikabulkan secepat itu, tidak kah Tuhan begitu baik?
"Jaehyun, terima kasih! Aku benar-benar merindukan dunia kepenulisan ku!" ucap Rose dengan mata yang kini berkaca-kaca.
Jaehyun tersenyum sembari melirik Rose yang kini tampak amat bahagia, pria itu mengulurkan tangannya untuk mengelus pucuk kepala istrinya, "no need to thank me, kamu juga pasti merindukan kehidupan mu."