2

9.1K 931 42
                                    

"Sakura, Sasuke pulang sendiri. Dia sedang keluar sebentar. Kau tidak mau pulang dengannya?"

Pulang sekolah, Sakura sudah meniatkan diri menebalkan muka di depan kelompok siswa itu sebelum pertanyaan seperti ini keluar dari mulut Sai. Shit, seharusnya Sakura pulang dengan Ino tadi, dari pada berlama-lama di kelas seperti ini.

"Aku bisa pulang sendiri," ucap Sakura, kaku. Mengemasi barang-barang di atas meja terburu-buru.

Kalau saja bukan karena piket, dia mungkin tidak akan terjebak di kelas bersama kelompok laki-laki. Demi Tuhan!

"Kau bolos di pelajaran terakhir?" tanya Naruto pada Sakura, duduk di depan AC kelas, mendominan AC untuk diri sendiri.

"Kau malu diketahui suka dengan Sasuke?" tanya Sai, tersenyum palsu. Sakura ingin melempar pot bunga ke bibir Sai hingga bengkak, sekarang.

"Aku tidak malu." Sakura berucap gugup. Hampir tidak pernah Sakura berbicara dengan kelompok laki-laki ini tanpa ditemani Ino.

Ini pertama kali! Dan itu pun setelah kejadian memalukan!

"Jadi kenapa kau bolos?" tanya Naruto, mengernyitkan dahi terang-terangan.

"Aku hanya ingin udara segar."

"Kau takut kami mengejekmu bukan?" ceplos Sai.

Rasanya ada lava dalam mulut Sakura. Ingin menyemburkan hawa panas mendidih pada pria yang Ino sebut tampan ini. Tapi seseorang datang masuk ke dalam kelas, mengambil atensi Sakura untuk membalas ucapan Sai.

"Kalian membicarakan apa?" Sosok tinggi itu masuk ke dalam kelas. Dia mengenakan pakaian sekolah dengan tidak rapi. Sasuke baru saja kembali dari ruang ganti, mengganti baju basket dengan baju sekolah biasa. Pakaiannya bahkan belum terlalu rapi, begitu juga dengan dua kancing atas yang terbuka.

Kenapa terlihat lebih berkarisma?

"Sakura, kau belum pulang?" Suara bariton yang jarang menyapanya, kini terdengar, Sakura hampir kalut beberapa saat.

"Aku baru selesai piket," ucap Sakura cepat. Dia tidak ingin di duga, berlama-lama di sekolah karena menunggu kelompok laki-laki selesai ganti baju, sesudah eskul.

"Sendiri?" tanya Sasuke, mengambil botol minum yang Naruto lempar.

Bisakah crush-nya tidak bertanya? Tidak tahu kah jantungnya berpacu karena ditatap lima pria?

"Seharusnya aku piket pagi, tetapi aku datang lama, jadi pulang ini aku lakukan sendiri." Lancar, kata-katanya lancar. Sakura bersyukur pada dewi Fortuna dia tidak pingsan.

Sasuke tidak bertanya lagi. Dia membuka botol minum dan meminumnya. Sakura ingin menatap Sasuke saat sosok itu minum dan meneguk air, tapi itu memalukan untuk di lakukan sekarang.

"Sasuke kau tidak pulang bersama Sakura?"

Pertanyaan bodoh itu meluncur bebas dari mulut Shikamaru. Sakura merinding di tempat, nyaris menoleh melotot pada Nara itu kalau saja dia tidak tahu malu. Astaga, baru kali ini Shikamaru yang pintar terlihat menyebalkan.

"Aku pulang sendiri," tegas Sakura, panik. Wajahnya terlihat pias kalau seseorang teliti mengamati.

"Dia bisa pulang sendiri," ucap Sasuke, membuat yang lain terdiam.

Sasuke mengatakan kata-kata yang mendukung ketegasan ucapan Sakura, tapi kenapa Sakura merasa tidak suka sekarang, GOD.

Sakura tersenyum dan mengangguk, senyumnya dipaksakan, dalam hati Sakura memang berharap Sasuke tidak mengantarnya pulang tapi bukan langsung dikatakan seperti tadi. Apa Sasuke benar-benar tidak suka dengannya setelah berkataan Tenten tadi?

Argh, inernya menjerit dalam hati.

Sakura tidak ingin lama-lama. Terutama mereka tidak membicarakan apa-apa lagi setelah Sasuke bicara, bahkan Naruto yang bisanya melucu kini diam. Apa teman-teman Sasuke juga merasakan yang seperti Sakura rasakan? Tertolak.

Barangnya sudah dikemas semua di dalam tas. Sakura pergi begitu saja, hanya tersenyum sekilas pada Neji yang menatapnya, lalu keluar kelas.

Dia menyalakan lagu dan memakai airpods dengan volume sedang.

"Seharusnya kau tidak seperti itu Sasuke, Sakura menolak pulang bersamamu karena malu, bukan benar-benar menolak," ucap Shikamaru, Sakura masih bisa mendengarnya dari luar.

Setelahnya, Sakura membesarkan volume lagu agar tidak terdengar apapun lagi.

***

"Seharusnya aku tidak piket," gumam Sakura murung, duduk di halte.

Sudah setengah jam duduk sendiri menunggu bus lewat. Apa busnya mengalami kendala? Seharusnya bus terakhir hari ini sudah lewat dari sepuluh menit lalu tapi tidak ada apapun sekarang. Dia mengembuskan napas, memikirkan cara untuk pulang.

Sekolah sudah tutup. Baterai ponsel low, Sakura tidak bisa menghubungi Sasori. Bagaimana ini? Teman-teman Sasuke dan Sasuke sendiri sudah pulang dengan motor mereka dua puluh menit lalu.

Kacau, kaasan akan memarahinya saat pulang nanti.

Rintikan hujan terus turun, hujan akan segera tiba, cuaca juga sudah mendung dan mendukung untuk membuat bumi basah sekarang. Jika pulang jalan kaki, itu akan memakan waktu dua puluh menit, bisa-bisa Sakura kehujanan sebelum tiba di rumah.

Tidak bisakah sesuatu yang baik datang sekarang?

Sakura membuat permohonan kecil, membayangkan Sasori datang dan menjemputnya. Meski mustahil, karena Sasori di jam seperti ini sedang sibuk di GYM untuk UFC-nya.

Suara motor terdengar dekat. Sakura menoleh, menatap sosok yang datang dengan motor sport berhenti di depan halte. Motor sport dengan skotlet animasi, tidak asing untuk Sakura.

"Sasori," seru Sakura, terkejut melihat Sasori datang.

Sasori membuka helmnya, mematikan mesin motor dan memandang Sakura yang senang dengan tersenyum. "Ayo pulang."

"Sasori-nii kemari?" Sakura tahu pertanyaan terkesan bodoh, tetapi dia terkejut sekarang. Sasori menjemputnya, dan Sakura sangat senang.

"Yeah, seseorang berkata kau menungguku, untuk dijemput. Kau ketinggalan bus Saku?" tanya Sasori. Memberikan helmnya pada Sakura.

"Aku piket di kelas, dan busnya tidak datang dari tadi," jawab Sakura, memakai helm milik Sasori. "Siapa yang memberitahu Sasori-nii aku masih di sekolah?" tanyanya.

"Sasuke. Dia datang ke GYM-ku dan bilang kau menunggu di sekolah. Dia juga dapat informasi jika bus terakhir hari ini mengalami kendala, jadi tidak bisa menarik penumpang," jelas Sasori.

Sakura terdiam. Memikirkan Sasuke datang ke Gym Sasori dan memberitahu tentangnya, membuat Sakura tidak bisa berkata-kata.

"Sasori-nii. Sasuke temanmu bukan?" tanya Sakura, memastikan.

Sasori mengernyit. "Dia kan teman masa kecilmu, Saku. Dia juga sering main ke rumah saat kau junior high school untuk mampir. Ada apa? Kau tidak ingat?"

Ucapan Sasori yang terlalu tinggi atau Sakura yang tidak bisa menerimanya. Yang Sasori ucapkan fakta. Sasuke teman masa kecilnya, mereka tetangga. Tetapi saat masuk sekolah dasar Sakura sedikit menjauh, menjaga jarak dengan laki-laki termaksud Sasuke. Bahkan saat Junior high school Sasuke sering mampir untuk bermain game bersama Sasori, dan Sakura hanya melihat Sasuke dari jauh.

"Ayo, pulang," ajak Sasori lagi.

Sakura mengangguk, menaiki motor Sasori dengan hati-hati dan perlahan. Lalu membiarkan Sasori membawa motor dengan kecepatan sedang dan pikiran Sakura yang terbang jauh memikirkan Sasuke.

TBC

Aku Adalah Kamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang