13

7.2K 813 64
                                    

"Terlambat."

Sakura mendengus secara terbuka di depan Sasori yang baru saja datang menjemputnya. Lama, hampir dua puluh menit Sakura menunggu.

"Kau beruntung aku masih ingin menjemputmu." Sasori berdecak, helm full face menutupi wajah kesalnya.

Sasuke menghubunginya, memintanya menjemput adik sialan yang sangat dia sayangi ini. Terlalu mendadak hingga Sasori tidak sempat mengganti baju taekwondo.

"Kau bau keringat." Sakura naik ke atas motor Sasori, membawa sesuatu di tangan, itu makanan dari kantin yang Sasuke pesankan untuknya, Sakura belum menyentuh makanan ini.

Sasori menahan motor saat Sakura asal naik. "Aku bau keringat karena tidak sempat ganti pakaian, Imouto."

"Benarkah?" Mata Sakura memincing. "Aku tidak percaya."

Ada saat di mana Sakura begitu menyebalkan, menyedihkan dan terkadang ingin Sasori sayangi. Tetapi Sekarang semua itu menyatu, Sasori ingin menendang Sakura turun dari motor tetapi memikirkan pada akhirnya Sasori sendiri yang akan merasa bersalah dan sedih, Sasori mengurungkan niat.

"Kau jelek." Sasori asal berbicara. "Jelek, bau, jidat lebar, tidak tahu diri. Kau apakan Sasuke hingga dia suka denganmu?"

Sakura melotot, itu hinaan terbanyak yang pernah dia terima di dalam sejarah. Tidak terima, Sakura memukul bahu Sasori sebelum motor berjalan, dia tidak sadar memukul Sasori dengan makanannya.

"Apa katamu? Cabut kata-katamu Sasori-nii," ucap Sakura, memukul Sasori brutal.

"S-Sakit Imouto." Sasori lupa mengatakan sisi adiknya yang satu ini. Brutal, entah bagaimana Sasuke suka dengan adik jeleknya ini.

"Kuperingatkan kau jangan asal bicara." Sakura melirik sinis Sasori, tatapan itu bagai dewi perang yang enggan diusik.

"Terserah padamu."

Sasori menjalankan motor tanpa aba-aba. Sakura terkejut, memukul kepala Sasori dengan kepalan tangan, memberi beberapa protes walau Sasori mendiaminya.

"Kau mau membawaku ke mana?" tanya Sakura. Jalan pulang ke rumah sudah lewat.

Sasori menyeringai dibalik helm. "Menculikmu," godanya.

"Jangan bercanda!" Pukul Sakura lagi, lebih kuat.

Sasori akan membawanya ke mana? Ini arah ke pusat kota. Lebih ke tempat mall terbesar Tokyo.

"Kau mau membawaku ke mana?" Sakura cemas, dia belum berganti pakaian. Mau dibawa ke mana anak yang masih memakai seragam sekolah oleh Sasori?

"Sasori-nii."

"Sudah kubilang menjualmu."

Sakura ingin menyumpahi Sasori jatuh dari atas motor kalau saja Sakura sedang tidak bersamanya sekarang.

Mereka masuk ke dalam parkiran mall. Pikiran Sakura melalang buana ke berbagai dugaan. Sasori perlu apa di sini atau Sasori ingin membeli apa. List pertanyaan muncul dalam pikiran.

"Untuk apa kita kemari?" Sakura turun dari motor dibantu Sasori. Mengikuti langkah kakaknya masuk ke dalam mall.

"Bantu aku memilihkan hadiah ulang tahun untuk perempuan."

"Untuk kekasih jandamu?"

"Ck, bukan janda Imouto." Sasori mengapit kepala Sakura di tangan, karena kesal.

"Hei, jangan lakukan itu!" Sakura menyingkirkan tangan Sasori, malu dilihat orang-orang.

Sasori mengajaknya ke toko perhiasan. Sakura melihat sekitar, Toko permata langganan keluarganya, banyak permata cantik, dia menangkap beberapa yang terlihat indah untuk kekasih Sasori.

Aku Adalah Kamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang