Chapter 19 - Worst or Clear

3.3K 332 9
                                    

Happy Reading💞
.
.
.

Memang tidak mudah bagi Winna untuk meyakinkan Karin bahwa Nalen bisa membantunya. Setelah berhasil membujuk Giana terlebih dahulu. Winna dan Gianna bekerjasama untuk membujuk Karin. Untungnya keduanya berhasil membuat Karin percaya bahwa Nalen bisa diandalkan. Kini ketiganya telah berada di cafetaria rumah sakit tempat Nalen melakukan KOAS-nya.

"Sorry lama ya,". Nalen mendudukan dirinya disamping Winna dan mengelus kepala kekasihnya lembut. Karin menatap Nalen gusar, bingung bagaimana menjelaskannya.

Nalen tersenyum tipis melih raut gusar Karin "Gue tau kok,". Ucapannya membuat Karin dan Gianna kaget, kemudian menatap Winna tajam sedangkan tersangka  hanya cengegesan dan meminum  jusnya dengan santai.

"Nalen, jangan bilang ke Jevano Please,". Nalen terkekeh, ia pun menangguk. Nalen sendiri telah paham garis besarnya masalah yang dihadapi Karin. Ia sebenarnya telah mengetahui kebenaran rumor Karin dulu sebagian informasi terkait Karin sebelum Jevano dan Karin melangsungkan pernikahan mereka. Tapi tentu saja ia tidak akan mengatakan bahwa ia dan Jevano dulu telah mencari informasi tentang Karin.

"Gimana?, kamu bilang udah cari tahu kemarin,". Winna menyenggol lengan Nalen.

"iyaa, Alex bisa kamu coret dari tersangka peneror Karin," Winna menoleh menuntut penjelasan pada kekasihnya.

"Dia hanya terlibat dengan Jiya, dia mantan pacar sekaligus kakak tiri Jiya saat ini, Harjun udah balik dari Singapore 2 minggu yang lalu tapi dia masih cuti, ada informasi bahwa Korla Group sedang ada kekacauan internal makanya Harjun belum balik kampus.  Kalau Alliya enggak ada yang mencurigakan kecuali satu hal. Dia mantan tunangan Harjun,". Karin bingung, sejak kapan Harjun bertungan dengan Alliya. yang ia tahu dulu mereka hanya berpacaran kemudian kabar putus terdengar setelah Jiya melabraknya.

"Lo dulu SMA mantan Harjun Rin?,". Gianna dan Winna kaget. Informasi baru, mereka menatap Karin penasaran. Karin dengan cepet menggeleng tidak membenarkan tuduhan Nalen.

"Enggak, dia emang sering ngikutin gue dulu tapi gak pernah jadian kok. Bahkan dia juga gak pernah bilang suka ke gue,".  Mendengar  itu  Nalen hanya mengangguk-angguk paham.

"Tapi sejak kapan Alliya dan Harjun tunangan?,". Winna menatap kekasihnya itu penasaran.

"Dia tunangan sama Alliya pas SMA,". Kejutan macam apa lagi ini, ketiga gadis itu terkejut merasa dipermainkan dengan fakta yang mereka tahu. Seolah bingung kenapa tiap mengulik peneror Karin akan mendapati Kejutan baru berupa fakta milik orang lain.

"Ngaco lo, kalau Harjun udah tunangan pasti dulu SMA ada omongan, gue juga ga pernah denger kabar itu,". Karin membantah tidak mempercayai ucapan Nalen. Sedangkan pria itu hanya mengendikkan bahunya.

"Kaniya udah cek fakta itu, dan itu beneran,". Karin memijat keningnya, ia sungguh frustasi dengan kondisinya. Gianna hanya mengelus punggung Karin, ia paham bahwa sahabatnya itu sedang kacau.

"Gue bakal bantuin lagi kedepannya tapi lo janji satu hal ke gue,". Merasa diajak bicara oleh Nalen Karin menatap pria didepannya itu dengan seksama, mendengar apa yang akan diucapkannya.

"Apapun yang dilakuin Jevano, percaya lah itu gak jauh demi kebaikan lo. dan gue minta lo gak akan pergi ninggalin dia,". Karin diam menelaah maksud Nalen, tapi ia hanya menangguk meskipun tak paham maksud pria itu. Toh kalau pisah hanya Jevano yang bis mengajukan perceraian.


Jam makan siang Nalen telah habis dan mengahruskan pria itu kembali bekerja. Sebelum meninggalan ketiga gadis itu Nalen masih sempat membucin dengan Winna yang membuat Gianna geli.

"Win, tapi bener ya Pacar lo tuh kayak cenayang,". Celetuk Gianna membuat mereka teratawa sekaligus mengangguk menyetujui pernyataan Gianna.

*****

Play Love - JENRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang