Chapter 10 - Hollymoon

8.6K 536 16
                                    

HAPPY READING - WARNING AREA 🔞🔞

Underage skip ajalah part ini😅 dosa masing-masing ya gaiss 😭
.
.
.







"Apa yang sedang kau lakukan?,". Suara Jevano menyadarkan Karin dari lamunanya. Gadis itu enggan menjawab membiarkan Jevano menghampiri dan duduk disampingnya.

"Memangngya enggak dingin?,". Karin tersenyum menggeleng. Kini keduanya tengah duduk pada balkon kamar hotel tempat honeymoon mereka. Setelah berkeliling beberapa destinasi menghabiskan waktu keliling negeri sakura saat siang tadi, malam harinya keduanya memilih beristirahat dihotel daripada berburu streetfood sesuai kesepakatan yang diperoleh dari hasil pemaksaan Jevano siang tadi. Padahal Karin masih ingin mengunjungi Disneyland Tokyo pada malam hari.

"Kau ingin pergi kemana besok?, cukup disayangkan jika kita hanya berdiam diri dihotel jauh-jauh ke Jepang,". Jevano mengangguk-angguk mendengarkan celotehan Karin. Dia sendiri pun tahu gadis itu kesal dengannya karena menganggu waktu jalan-jalannya tadi.

"Memangnya kau ingin pergi kemana?,". Karin tersenyum lebar menatap suaminya itu.

"Boleh aku pergi ke teamLab Borderless?,".

"Kau ingin kesana?,". Karin mengangguk semangat.

"Kalau kau tidak mau aku akan pergi sendiri,".

"Atau kalau tidak aku akan meminta Osaki menemaniku,".

"Baiklah kita kesana,". Dengan cepat Jevano mengiyakan. Mana mungkin ia tega membiarkan Karin berjalan-jalan sendiri di negeri Orang. Apalagi jika perginya dengan Osaki. Bukannya berkencan dengannya malah jadi dengan Osaki.

"Malamnya kita pergi ke Disneyland Juga ya,". Mata Karin menatap Jevano dengan binar memohon seperti anak kecil yang meminta dibelikan es krim. Melihat itu Jevano tertawa. Dia jadi ingat sore tadi gadis itu merajuk bahkan tidak mau berbicara dengannya karena gagal pergi ke Disneyland. Jevano mengacak rambut Karin gemas.

"Iya besok kita pergi kesemua tempat yang kau mau,". Karin tersenyum lebar mendengar persetujuan Jevano. Setelah percakapan itu keduanya kembali hening menikmati pemandangan lampu-lampu kemerlap bangunan Tokyo pada malam hari.

"Jevano,". Panggilan Karin memecah keheningan keduanya. Pria itu menoleh ke kanan melihat wajah Karin yang kini telah menjadi istrinya itu tengah menggadahkan kepalanya menatap langit.

"Bagaimana rasanya jatuh cinta?,". Karin menoleh mentap Jevano. Kini keduanya saling menatap dengan tatapan Jevano mengernyit heran.

"Kau tidak pernah?,". Gadis itu menggeleng.

"Belum, aku tidak pernah berniat melakukannya sedari dulu,".

"Apa kau ingin tau?,". Jevano mendekatkan wajahnya pada Karin.

"Deskripsikan!,". Jevano tersenyum mengggeleng.

"Tidak, akan kubuat kau merasakannya,". Jevano menempelkan bibirnya pada bibir Karin. Karin memundurkan tubuhnya Kaget, dengan cepat Jevano kembali menarik tubuh Karin.

"Ah bukan, ayo jatuh cinta bersama,". Karin terkesiap mendengar bisikan Jevano padanya. Ia menatap lamat pria didepannya itu, apa ia sedang mabuk atau hilang akal.

"Lalu bagaimana dengan kekasihmu?,". Jevano mengernyit heran, siapa kekasihnya. Beberapa detik kemudian ia bisa menangkap maksud gadis itu. Tubuhnya medekat membisikan pada telinga Karin.

"Kami sudah berakhir sebelum pernikahan kita,". Perkataan Jevano membuat Karin merasa lega seperti ada satu beban yang hilang dari dadanya, meskipun ia belum mencintai pria itu tapi ia merasa bahagia ketika berakhirnya hubungannya dengan Jiya keluar dari mulut pria itu sendiri.

Play Love - JENRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang