Play Love - JENRINA

Chapter 25- Structure

HAPPY READING 💙
.
.
.
.

*Beberapa jam sebelum kecelakaan Jevano

"Kali ini gue gak akan main-main kalau lo berani kirim teror gajelas lagi ke istri gue!,". Harjun mentap Jevano remeh.

"Gue? Teror? Hahaha,". Harjun tertawa keras membuat Jevano semakin emosi. Alasan Karin tidak mendapat teror beberapa hari ini adalah karena Jevano yang menerima semau paket aneh itu. Terakhir yang membuat emosi Jevano hingga langsung menghampiri Harjun adalah bangkai tikus yang didalamnya ada surat cinta sekaligus makian dan foto Karina semasa SMA.

"Calm down bro, gue gak setega itu buat nyakitin orang yang gue cinta,". Kekehan remeh Harjun semakin mengundang kepalan Jevano.

"Gimana kalau lo ceraiin Karin? Pasti tuh teror berhenti,".

"Aah gue denger lo selingkuh sama Jiya? Eh lupa kan Karin ya selingkuhan lo,". Harjun terus mengolok Jevano, membuatnya semakin kesal. Pria itubmengatur rautya kembali menatap Harjun deng senyum miring. Benar ketemu! Harjun adalah dalang dari semua yang terjadi akhir-akhir ini.

"Kenapa?,". Pertanyaan jengkel dari Harjun mendapat kekehan remeh.

"Berhenti main-main sama gue, gue tahu lo manfaatin Karin karena masalah ini, kalu lo semakin nekat gue bisa hancurin keluarga lo,". Jevano menepuk pundak Harjun sebelum pergi meninggalakn pria itu. Tangan Harjun mengepal, "Gue rasa lo yang perlu hati-hati, Lo dan kembaran lo yang lebih dulu ngusik bisnis gue!,". Teriaknya marah.

"Gue gak ngusik kalo gak ada yeng ngusik duluan,". Jevano kembali meneruskan langkahnya yang sempat tertunda karena ucapan Harjun.

***

Kondisi pabrik kacau beberapa produksi rusak karena bahan baku yang dipasok ternyata adalah barang dengan kualitas rendah, sebab perusahan pemasok yang biasanya menghentikan pengiriman secara mendadak. Jevano mendesis pelan, dia tahu ini juga salah satu ulah Harjun. Perusahaan mereka memang telah menjadi rival sejak pendiri keluarga mereka dahulu, terlebih hubungan Harjun dan Jevano yang tidak pernah baik semakin membuat perusahaan keduanya berselisih. Kali ini Jevano perlu memutar otaknya.

"Segera cari produsen lain dengan kualitas yang sama dan untuk bahan yang lain lakukan pengecekan ulang juga. Pastikan saat di tes keramik tidak ada keretakan sama sekali,". Jevano mengecek jam yang melingkar pada tangannya. Dia harus segera konsultasi skripsinya dengan professornya.

"Untuk kelanjutannya tolong nanti informasikan lebih jauh,". Setelah melakukan pengecekan Jevano menuju area parkir. Hari ini dia menggunakan Motor Karena tidak ingin terjebak macet.

'Halo Ja, tolong lo bawa bahan skripsi gue ke kampus, gue otw'. Jevano menutup panggilannya pada Raja, semalam mereka mengerjakan skripsi bersama di apartment pria mungil itu. Sesaat dia menatap kontak Karin kemudian menghela nafas lelah. Dia tidak bisa melepaskan Karin begitu saja tanpa memberikan penjelasan. Jika saja Karin mau mendengarkan penjelasannya, apapun keinginan Karin akan dia turuti kecuali perceraian. Jevano tidak bisa hidup tanpa istrinya itu. Bukan Karin yang hanya jatuh cinta. Jevano lebih dulu jatuh cinta pada gadis itu bahkan sebelum berpacaran dengan Jiya.

Jevano menyalakan motornya dia keluar dari area parkiran ketika membelokkan motornya dari arah depan mobil box melaju kencang ke Jevano membuat pria itu hilang kendali tidak sampai bisa menghindar.

BRAAK..

Suara keras antara truk dan motor membuat semua orang kaget. Tubuh Jevano terpental beberapa kali, kaca helm yang digunakan pecah sehingga, darah segar mengalir dari dalam helmnya. Air matanya mengalir ketika semua ingatan tentang Karin dan kenangan bersamanya seolah berputar seperti vidio, mendadak hatinya semakin sakit dia merindukan wanitanya. Apakah keduanya harus berakhir seperti ini. Dengan sedikit kesadaran yang masih tersisa dia bisa melihat Livy yang berlari menangis kearahnya dan memeluk dirinya sebelum dia benar-benar kehilangan kesadaran penuh.