Chapter 27- Chaotic

3.6K 329 45
                                    


Happy Reading 💗
.
.
.
Mau tanya kalian tau cerita ini ketemu sendiri atau ada yang rekomin? Hehhe kepo aja
.
.

Winna menyilangkan kedua tangannya menatap galak Jiya yang duduk disofa ruang inap Jevano. Karin menghela nafas pasrah dengan apa yang akan dilakukan Winna.

"Lo gak malu dateng kesini?,". Celetuk Raja yang sedari tadi diam disudut ruangan yang hanya mendapat balasan degusan kesal dan tatapan sinis dari Jiya.

Entah kemana rasa takut atau bahkan rasa malu Jiya pergi. Diruangin itu ada Raja,Nalen-Winna,Gianna dan Hamara tengah menatapnya seolah menguliti tubuh gadis itu. Jevano dan Karin? Mereka seolah membutakan mata mereka dan asik berdua.

"Apa ada yang sakit?,". Jevano menggeleng.

"Barusan makan apa?,". Karin megambil duduknya disamping Jevano.

"Salad,".

"Makanlah nasi!. Kamu bisa lemas nanti. Sedari kemarin belum makan karbo kan?,". Jevano mengelus surai Karin dari samping. Jiya yang meihat itu mengepalkan tangannya lalu berdiri.

"Ngapain lo?,". Hadang Gianna.

"Minggir,". Jiya mendorong kasar tubuh Gianna.

"Jevano!,". Aksi manis-manis Jevano dan Karin terhenti karena panggilan Jiya. Keduanya menoleh menatap gadis itu heran.

"Kenapa?,". Bukan Jevano melainkan Karin yang menjawabnya.

"Aku tidak memanggilmu!,". Sahutnya.

"Apa kamu sudah merasa baikan? Aku membawakanmu pudding kesukaanmu tadi,". Ujarnya sembari mengambil tempat di sisi lain Jevano tanpa memedulikan Karin.

Posisi Winna sudah ditahan oleh Nalen. Jika tidak, bisa dipastikan gadis itu akan menerjang dan menjambak rambut Jiya. "Kami pulang terlebih dahulu,". Pamit Nalen pada mereka. Karin dan Jevano menangguk melihat gerakan Nalen yang memeluk Winna menarik gadis itu keluar agar dia tidak membuat keributan.

"Iyaa terimakasih ya Jiya aku sangat menyukai puding coklat ini. Tapi dari mana kamu tahu? Perhatian sekali deh,". Bukan Jevano tentu saja ini Karin. Melihat kelakuan Karin semua yang ada diruangan tertawa lirih kecuali Jiya yang sudah meradang. Gadis itu menatap tajam Karin seolah memberi peringatan.

"Baiklah, karena jam kunjung sudah habis alangkah bijaknya kalau kita semua pergi,". Hamara berjalan kearah Jiya mendorong tubuh gadis itu dari belakang.

"Apa yang lo lakuin? Lepaskan gue!,". Rontanya. Namun, tenaga Hamara yang lebih besar berhasil membawa Jiya keluar. Gianna tertawa melihat itu "aku akan membawakan tas tuan putri,". Memberi gerakan hormat dengan mengedip kearah Karin yang membuat gadis itu tidak bisa menahan tawanya.

"Gadismu selalu merepotkan!,". Celetuk Raja sebelum keluar ruangan.

"Raja jangan mulai! dia bukan gadisku!," Jevano mengalihkan tatapannya pada Karin "Yang ini baru gadisku!,". Melihat Jevano memegang pipi Karin dan berlagak romantis membuat Raja berdecih.

"Kita pulang dan akan mengurus mantan gadismu!, nikmati waktu kalian,". Ujarnya agak mengejek mengingat hubungan Karin dan Jevano sebelumnya.

"Gadismu ya?,". Tanya Karin menggoda Jevano.

"Ah, bukan Wanitaku, kau kan sudah bukan Gadis,". Celetuknya yang mendapat pukulan oleh Karin pada lengannya.

****

"Apa sih yang kalian lakukan? Ngusir orang sembarangan,". Teriak Jiya yang telah berhasil ditarik Hamara menuju lift dan turun pada basement rumah sakit.

Play Love - JENRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang