6. Oh, no!

509 110 34
                                    

Jangan lupa BINTANG dan KOMENTARnya ya. Thank you

=========

Sepuluh hari lagi Zanna menjadi asisten Troy, Zanna bisa gila menghadapi pria itu. Namun, Zanna masih butuh pekerjaan setidaknya sampai dua bulan ke depan. Meskipun ia tahu Radit bisa membiayai pernikahan mereka, tetapi sebagai wanita yang punya harga diri Zanna tidak mau berpangku tangan. Ia tidak mau dianggap memanfaatkan kebaikan sang calon suami. Setidaknya, ia pun harus ikut andil dalam masalah pembiayaan pernikahannya.

Mau tidak mau dan dengan sangat terpaksa Zanna akhirnya makan siang bersama Troy dan harus membatalkan janjinya dengan Donna. Duduk berhadapan dengan Troy membuat Zanna sedikit gugup. Pria itu seakan-akan sedang menunjukkan kesuperiorannya dengan membawa Zanna ke restoran mewah yang berada di lantai 21 hotel berbintang lima di jantung kota. Troy rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk memperlihatkan pada Zanna seperti apa makanan favoritnya.

Berlebihan. Zanna menggerutu dalam hati dan ia hampir mati terkejut ketika melihat hidangan yang disajikan pramusaji ke atas meja mereka. Ia berusaha keras menahan mulutnya agar tidak asal menyeletuk sampai pramusaji itu meninggalkan meja.

"Nasi goreng buntut ...," ucap Zanna lirih sambil tatapannya tertuju pada hidangan yang tersaji.

"Yep. One of my favourites. Nasi goreng ini salah satu signature dish di sini."

"Oh." Zanna segera mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ia mengucap syukur dalam hati karena ia akan menikah dengan pria yang bisa berpikir lebih bijak daripada Troy. Radit tidak akan membuang-buang uangnya hanya untuk makan di restoran mewah seperti ini. Mereka sudah merencanakan masa depan dengan detail. "Saya bisa membuat nasi goreng seperti ini," cetus Zanna tanpa ia sadari.

"Oh, iya? Kapan kamu bisa memasak untuk saya?"

"Apa?" Zanna dikagetkan pertanyaan Troy. Bola mata gelapnya yang dihiasi bulu mata lentik tampak membulat.

"Katanya kamu bisa memasak nasi goreng seperti ini. Saya menantang kamu untuk memasak nasi goreng ini."

Ucapan Zanna tadi menjadi bumerang dan Zanna sangat menyesalinya. Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk memasakkan Troy nasi goreng. Keahliannya memasak hanya ingin ia tunjukkan pada Radit dan bukan orang lain. Zanna mengangkat pundaknya menanggapi tantangan Troy.

"Besok pagi saya mau kamu membawakan nasi goreng buntut untuk sarapan saya." Troy memutuskan sendiri apa yang harus Zanna lakukan sebelum wanita itu sempat membuat penolakan.

"T-tapi, Pak-"

"Tugas asisten itu membantu menyiapkan seluruh keperluan atasannya termasuk membuatkan sarapan." Troy tidak memberi kesempatan Zanna untuk memprotes keputusannya. Ia meletakkan kedua tangannya di atas meja lalu mencondongkan tubuhnya ke tepi meja dan menatap Zanna tanpa berkedip. "Bagaimana kalau saya pingsan karena tidak sarapan?"

"Lebay," cibir Zanna.

"Pria kuat sekali pun akan jatuh pingsan kalau dehidrasi dan kurang nutrisi."

Zanna mengangkat alisnya dan menurunkan kedua ujung bibirnya meledek Troy. "Masa? Memangnya rumah Bapak sedang dilanda musim kemarau panjang sampai tidak ada air? Aneh, bisa-bisanya dehidrasi."

"Saya tidak meminta kamu untuk protes. Saya minta kamu untuk melaksanakan perintah saya." Troy merespons dengan geram. "Satu lagi, kalau ternyata nasi goreng buatanmu tidak enak, saya akan pecat kamu dan akan saya pastikan kamu tidak bisa bekerja di perusahaan mana pun."

"Kejam banget ancamannya, Pak," cetus Zanna.

"Makanya jangan banyak omong. Laksanakan apa yang diperintahkan."

CEO MeresahkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang