Seminggu lamanya Zanna menutup mata dan telinga dari semua hal yang berkaitan dengan Lands Corp. Ia bahkan memblokir nomer telepon Troy dan segala yang berhubungan dengan Lands Corp, kecuali Donna. Pertanyaan yang terus bergulir dari Mama dan Papa serta Donna mengenai alasan pengunduran dirinya yang tiba-tiba hanya dijawab dengan sederhana. Semua itu berkaitan dengan persiapan pernikahannya dengan Radit.
Berbeda dengan Radit, pria itu senang bukan kepalang Zanna memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Meskipun begitu, Radit masih membebankan semua persiapan pernikahan mereka kepada Zanna. Seperti siang itu, alasan sibuk kejar setoran membuat Radit tidak bisa mendampingi Zanna bertemu perwakilan Wedding Organizer di sebuah kafe.
"Bagaimana kalau pengaturan meja tamunya seperti ini, Kak?" Perwakilan WO memutar laptopnya yang berada di atas meja ke arah Zanna untuk memperlihatkan desain meja tamu pada acara resepsi pernikahannya nanti.
Zanna mengamati sejenak. Menurutnya desain itu sudah sempurna, tapi ia butuh pendapat Radit. Zanna tidak mau mengambil risiko Radit mendadak ingin mengganti posisi meja tamu jika ia mengambil keputusan sendiri. Seleranya dengan selera Radit selalu bertentangan. "Bisa kirim desain itu ke email saya? Saya mau mengirimnya kembali kepada calon suami saya."
"Baik, Kak." Wanita cantik berambut ikal itu memutar kembali laptopnya lalu mengirimkan gambar desain itu ke email Zanna. "Done, Kak."
"Terima kasih." Zanna segera mengirimkan kembali gambar yang diterimanya kepada Radit melalui aplikasi chatting dari ponselnya.
Menunggu jawaban Radit sambil mengobrol selama beberapa menit, akhirnya Radit memberi jawaban. Zanna mendesah kesal membaca jawaban Radit. Always like this.
"Sepertinya calon suami saya kurang setuju dengan pengaturan meja tamu yang sudah kalian buat." Zanna mengembus napas. Ia merasa sedikit tidak enak hati kepada perwakilan WO. "Calon suami saya minta grup meja untuk tamu VIP ada di paling depan dan diberi jarak dari grup meja lain, disusul oleh grup meja keluarga, lalu tamu undangan lainnya."
Perwakilan WO itu tersenyum. "Oh, baiklah kalau begitu. Kita akan susun ulang desain meja tamunya."
"Satu lagi, calon suami saya minta menu catering terbaik untuk tamu VIP."
"Baik, Kak. Kalau itu, sudah kami konfirmasi sejak awal."
Bibir Zanna membentuk garis lurus. Radit selalu mengistimewakan rekan-rekan kerja dan atasannya. Ia tidak memiliki empati kepada keluarga dan tamu lainnya yang akan hadir di pernikahan mereka. Mengkotak-kotakan menu catering, hanya salah satunya. Zanna tidak menyetujui keputusan Radit, tapi ia bisa apa untuk mengubah keputusan itu? Zanna sudah malas bertengkar dengan Radit.
Di saat kesepakatan hampir selesai, ponsel Zanna berdering. Zanna meminta izin untuk mengangkat telepon kepada perwakilan WO dengan sopan. "Saya angkat telepon dulu sebentar ya, Mbak."
"Silakan, Kak."
Zanna duduk menyamping untuk menjawab panggilan telepon. "Ada apa, Don?"
"Elu di mana?" tanya Donna dari ujung telepon.
"Gue lagi ketemuan sama orang WO. Ada apa, Don?"
"Di mana?" Suara Donna terdengar tidak sabar.
"Di Kafe Sun Flower."
"Stay there! Gue langsung gas ke sana sekarang."
"Don, ada apa?"
"Nanti gue ceritain. Jangan ke mana-mana."
"Oke."
Zanna mengakhiri pertemuannya dengan pihak WO. Ia menunggu kedatangan Donna dengan was-was. Jika sahabatnya itu sudah menghubungi dan meminta bertemu dengan tergesa-gesa, itu pertanda buruk. Zanna yakin akan hal itu. Hal seperti ini merupakan kebiasaan Donna untuk menyampaikan kabar tidak sedap.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Meresahkan
RomansaMature content! Yang merasa masih di bawah umur, harap menjauh. Bisa dibaca lengkap di Karyakarsa dan Innovel "Jika kamu mencintai dua orang sekaligus, maka pilihlah orang kedua. Karena, tidak akan ada orang kedua jika kamu benar-benar mencintai or...