Part 3 - The First Time

7K 119 0
                                    

Sebulan telah berlalu setelah dimulainya tahun ajaran baru. Sedihnya, walaupun kami duduk sedekat ini, tetapi Jeremy tidak pernah berbicara satu katapun kepadaku. Padahal dia berbicara dengan teman-teman perempuan yang lain, termasuk Amelie. Mungkin karena pacar Amelie yang bernama Carter adalah teman baik Jeremy. Namun, ada perasaan iri muncul di hati kecilku setiap kali dia berbicara dengan anak perempuan di kelasku. Bahkan dia bercanda dan mengejek teman-temanku yang lain. Setiap kali yang bisa kupikir adalah “Kenapa sih dia tidak bisa begitu kepadaku?”

Aku tidak mengerti pada diriku sendiri. Aku seperti terkena sihir. Setiap kali kulihat sosok Jeremy, otomatis mataku langsung beralih memperhatikannya. Seramai apapun orang-orang di kantin, aku selalu bisa melihat keberadaannya dari jarak jauh. Memang sepertinya aku mulai menyukainya dan kian hari sepertinya rasa suka ini semakin dalam. Hatiku sangat ingin mengenal dirinya. Aku selalu ingin menyapanya terlebih dulu akan tetapi aku terlalu takut. Ugh, kadang aku sebal kepada diriku yang pemalu ini.

Aku ingat hari itu adalah hari Kamis pada tanggal 13 November 2008. Kami sekelas harus pindah ke kelas lain yang berada di gedung SMP untuk pelajaran bahasa inggris. Dikarenakan aku dan Amelie habis dari kamar kecil, kami adalah orang terakhir yang sampai di kelas. Walaupun kelas kami sebelumnya lebih kecil, tetapi kelas ini lebih kecil lagi dengan meja dan kursi yang pas-pasan. Kulihat teman-temanku yang sedang mengobrol dan juga kulihat meja kosong untuk aku dan Amelie berdua tetapi hanya ada satu kursi kosong.

“Amelie, kamu tempati dulu saja kursi kosong itu,” kataku kepada Amelie.

“Oke, cepat kamu cari kursi kosong sebelum guru galak itu datang,” kata Amelie yang terlihat sedikit khawatir.

Aku tidak tahu apakah masih ada kursi kosong yang tersisa untukku. Mataku mengelilingi ruangan kelas untuk mencari kursi kosong. 

“Hey,” kudengar suara anak lelaki dibelakangku.

Kubalikkan badanku dan mataku tertuju kepada bangku kosong yang berada di depanku. Untuk setengah detik, aku merasa lega karena akhirnya sudah mendapatkan kursi kosong untukku. Namun, kulihat tangan yang memegang kursi itu dan kulihat keatas untuk melihat wajah lelaki yang memberikan kursi itu.

JEREMY?! teriakku dalam hati. Badanku kaku, pikiraku nge-blank. Untuk beberapa saat aku cuman melihatnya tak bisa berkata apa-apa.

Jeremy menatap mataku dan menatap kursi kosong itu bergantian. Mungkin dia bingung karena tidak mendapat respon dariku. “Kau tidak mau ya kursinya?” Tanya Jeremy

“Eh! Mauuu..” Jawabku yang sedang berusaha mencerna kejadian ini.

Aku langsung mengambil kursi kosong itu dan menempatkannya di belakang meja. Aku bisa mendengar tawa kecil darinya dan kuperhatikan dia saat dia kembali ke tempat duduknya. Shoot! Aku lupa bilang terima kasih kepadanya. Tapi sepanjang pelajaran, aku hanya bisa senyam-senyum sendiri mengingat-ingat kejadian itu. Dan baru kusadari bahwa hari itu adalah pertama kali aku berbicara kepada Jeremy.

Forever and Always (Michelle's POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang