SATU

20.7K 1.2K 79
                                    

Maaf banyak typo

1
Selama 6 tahun menjadi istri dari seorang Elang Mahendra Suteja, hari ini, untuk pertama kalinya, Inara membenci hari libur. Karena artinya, sepanjang hari ia akan bersama dengan suaminya di rumah ini----- rumah yang selama 6 tahun sudah menaungi Inara dan juga suaminya selama mereka menjadi sepasang suami istri.

Rumah yang sudah banyak menciptakan kenangan manis dan membahagiakan, rumah yang membuat Inara merasa bagai berada dalam surge karena selalu suaminya Elang curahkan dengan tawa dan rasa bahagia yang tiada kira besarnya, walau selama 6 tahun pernikahan mereka, mereka belum di karuniai oleh Tuhan satu orang anakpun dan suaminya Elang tetap setia, tetap mencintai, tetap mencurahkannya dengan kasih sayang, dan sangat pengertian pada dirinya, bahkan… yang Inara dengar semalam, Elang suaminya seharusnya keluar kota   hari ini, karena ada pekerjaan penting yang mengharuskan suaminya Elang ada di sana. Tapi, karena hari ini, hari libur, Elang tak dapat menghadiri pertemuan penting itu, mengutus orang lain untuk kesana,  karena Elang ingin menghabiskan waktu dengan istrinya. .

Istrinya Inara, yang mungkin minggu lalu, akan menangis karena bahagia karean sang suami lebih memetingkan dan memperioritaskan dirinya di banding pekerjaannya, tapi untuk liburan minggu ini, Inara rasanya ingin menangis, ingin meraung, tapi Inara tahan sebisa mungkin tangisannya, Inara tahan sebisa mungkin raungan sakit hati dan kecewanya pada sang suami, yang sangat Inaara cintai bahkan melebihi Inara mencintai dirinya sendiri.

“Ah, bisakah   laki-laki itu di katakan  masih suamiku… ?”Kekeh Inara dengan raut wajah yang sangat pahit, matanya terasa sangat perih, karena Inara menahan sebisa mungkin air matanya yang ingin tumpah sejak jumat sore kemarin, tapi dengan sekuat tenaga Inara menahannya sebisa mungkin.

Tapi, yakin lah… hati Inara di dalam sana menangis, mengetahui suami yang selalu mengumbar kata cinta untuknya, sudah mengkhianati dirinya dengan Sekertarisnya Sabila bahkan Sekertarisnya Sabila… tengah hamil anak suaminya saat ini.

“Dan lucunya, aku juga sedang hamil anakmu, Mas. Aku hamil anakmu saat ini, anak yang kamu tunggu-tunggu kehadirannya selama 6 tahun kita menjalani rumah tangga ini dengan suka duka dan tawa…”Ucap Inara penuh emosional.

Dan kali ini, detik ini… Inara tak dapat membendung air matanya lagi. Air mata dengan bulir-bulir yang besar sudah membasahi kedua pipi bahkan setiap gurat dan garis wajah Inara dalam sekejap…. Dan dengan tangan gemetar, Inara menghapus cepat air matanya. .

‘”Tidak! Tidak! Jangan nangis, Nara. Jangan nangis. Ada suami brengsekmu di luar sana, jangan nangis…”Ucap Inara geram pada dirinya sendiri, yang saat ini bukannya sudah mengehentikan air matanya yang mengalir, tapi air matanya semakin menjadi-jadi keluar dari kedua matanya saat ini. Membuat Inara dengan cepat dan kasar juga, menghapus air matanya.

“Kamu terus menangis, maka suami bejatmu akan curiga, apa yang kamu sembunyikan akan di ketahui, kalau pengkhianatan yang sudah ia lakukan dengan Sabila sudah di ketahui olehmu…” 

“Please, jangan nangis, Nara. Jangan nangis. Acting lah sebaik mungkin, dan di saat yang tepat, di saat kamu sudah mengurus semuanya, rencanamu sudah berhasil kamu lakukan, baru kamu melempar bom pada suami bejatmu itu….”Ucap Inara kali ini dengan nada geramnya.

Kedua mata Inara bahkan melotot lebar, menatap dirinya penuh benci dalam cermin besar yang ada dalam kamar mandi, menampilkan dirinya yang terlihat mengenaskan, karena wajahnya terlihat sangat pucat saat ini, pucat karena menahan rasa mual sejak pagi kemarin--- hingga detik ini….
Dan sial! Rasa mual, detik ini, melanda hebat dirinya, Inara ingin muntah, membuat Inara reflek membawa kedua tangannya di depan mulutnya, menutup mulutnya kuat, dan kedua mata Inara yang melotot saat ini sudah terlihat sangat lemas dan sayu, dan Inara menatap memelas pada dirinya yang ada dalam cermin…

Dan juga kedua tangan Inara yang ada di depan mulutnya, kini sudah ada di depan perutnya yang masih rata, tapi di dalam perutnya sudah tumbuh seorang atau bahkan dua orang bayi, Inara tidak tahu, tapi yang jelas, Inara hamil, Inara sudah mengetes dengan alat kehamilan jumat pagi kemarin, dan 10 alat tes yang Inara gunakan kemarin, semuanya positif atau bergaris dua.

Dan Inara…

“Jangan… sayang. Jangan membuat mama tidak berdaya dengan rasa mual dan ingin muntah mama…. Tolong, jangan sampai papa bejatmu mengetahui kalau sudah ada kamu dalam perut mama. Jangan… jadi lah anak baik, sampai mama berhasil kabur atau keluar dengan elegan dari rumah yang bak neraka ini, sejak mama mengetahui papamu yang sangat mama puja dan cintai sudah mengkhianati mama dengan sekertarisnya…”

“Papamu juga bahkan sudah mengkhianati kamu, Sayang. Sudah memberi kamu adik atau kakak dari ibu yang berbeda. Ayo sayang, kerja sama dengan mama…”  .

Tok tok tok

Suara pintu yang di ketuk 3 kali, membuat ucapan yang keluar dengan nada mengharap dari mulut Inara terhenti telak, dan tubuh Inara terlihat sangat amat menegang kaku saat ini, karena Inara tahu… siapa lagi yang mengetuk pintu kamar mandi barusan, kalau bukan suaminya…

Suaminya…

“sayang? Kamu baik-baik saja kan? Kenapa lama sekali kamu ada di dalam kamar mandi?” 

“Aku jemput kamu di dalam, sayang, ya?” 

Ucap Elang lembut sekali, membuat kedua tangan Inara terlihat mengepal erat. Inara juga merasa jijik mendengar suara lembut suaminya barusan. Suami bajingan, suami bejat yang sudah dengan tega mengkhianatinya… dengan sangat totalitas karena selingkuhan suaminya bahkan tengah hamil anak suaminya juga saat ini….

“Kerja sama dengan mama, jadilah anak baik. Kamu harus sembunyi dulu dalam perut mama, sampai mama mendapatkan rumah mewah ini, perusahaan yang bahkan sedang papa bejat kamu jalankan selama ini, pokoknya semua milik papamu harus menjadi milik kamu dan milik mama dengan bantuan pengacara hebat. Kita nggak bisa keluar dengan tangan kosong dari rumah ini. Setidaknya dari 100% kekayaan dan warisan yang di miliki oleh papamu, harus menjadi milik kita 50%, dan untuk pengacara yang menolong mama 50%, itu lebih baik, kan sayang, dari pada harta papa  bejatmu jatuh dan di nikmati oleh pelakor laknat itu dan anak haramnya….”

Tbc

Lanjut dan ada yg kepo?

Suka dg gaya Inara yg mending kasih lawyernya harta Elang dr pada di makan pelakor?

Mau Inara di buat jadi cewek yg kuat banget? Komen kuy

Eh tenang. Inara dan anak2nya di buat ganas banget pokoknya.

ANAK UNTUK SUAMIKU! (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang