SEPULUH

12.2K 697 89
                                    


Maaf banyak typo

Sial!

Elang mengumpat dalam hati, siapa yang berani mengetuk berisik pintu kamarnya di luar sana, dan sialan! Sekali lagi, pintu kamarnya di ketuk berisik, membuat Elang dengan berat hati, membuka kedua matanya yang sebenarnya masih sangat berat dan ngantuk.

Dan silau, kedua mata Elang yang barusan terbuka merasa amat silau, artinya hari sudah sangat siang saat ini, dan Elang pastikan, ia akan sangat terlambat untuk pergi bekerja hari  ini.

“Maaf, Tuan Elang. Anu, ada Ibu Tuan di bawah, dan saya di suruh untuk memanggil, Tuan Elang…”Ucap suara itu terdengar sangat takut-takut. Membuat tubuh Elang sontak menegang kaku.

Dan elang juga, sontak menatap kearah samping kanannya, dan elang mendesah lega, melihat istrinya Inara yang masih tertidur dengan lelap, tapi sial! Istrinya tidur membelakangi dirinya.

Membuat Elang tanpa kata, dengan amat hati-hati dan pelan-pelan, membalikkan tubuh istrinya agar menghadap dirinya.

“Cantik….”Kata pertama yang keluar dari mulut Elang, melihat wajah istrinya yang benar-benar sangat cantik, putih alami, kedua bibir mungil, hidung yang mancung mungil, dan alis tebal yang sangat rapi, intinya sangat cantik, mungkin karena istrinya tidak memakai make up tebal, mau wajah istrinya habis bangun tidur, setelah mandi, wajahnya tetap cantik bahkan lebih cantik dan fres kalau tidak memakai apapun di wajahnya, dan wajar Elang jatuh cinta setengah mati, pada istrinya yang sebatang kara, istrinya yang Elang temukan di sebuah panti asuhan, yang saat itu sangat kekurangan dana, bahkan anak-anak di dalamnya kelaparan, Elang mengetahui hal itu dari salah satu sahabatnya, hati Elang terketuk, dan Elang sangat senang dan berterimah kasih banyak pada Arlan, di panti asuhan itu, Elang menemukan seorang bidadari, yaitu Inara.

“Tuan… Ibu Tuan….”

“Aku akan segera turun…”Ucap Elang agak keras, dan sekali lagi, Elang mendesah lega, karena suaranya barusan, tidak membuat tidur istrinya terusik.

Dan tanpa kata, pembantu yang ada di luar pintu kamarnya, Elang yakini sudah pergi, melapor pada ibunya…. Kalau ia akan segera turun….

“Tidur lah dengan lelap, jangan bangun dulu sebelum mamaku pergi…”

“walau mamaku, aku nggak mau dan suka mendengar kamu di hina, di omeli olehnya….”

“Sekali lagi, tidur lah dengan lelap, sayang,”Ucap Elang dengan nada suara yang super lembut, tepat di depan kedua bibir mungil Inara yang sedikit terbuka.

Dan tak tahan, Elang mengecup sedikit bibir mungil istrinya, istrinya yang amat elang cintai, bahkan melebihi Elang mencintai dirinya sendiri….

****  

Perasaan Elang sangat tidak enak. Pasti kedatangan mamanya, hari ini, hanya untuk mengajak dirinya berdebat.  Menghina Inara. Inara nya yang dengan sialannya, ya… cacat, Karena tak kunjung hamil hingga saat ini, tapi apapun bentuk istrinya, secacat apapun kondisi istrinya, Inara adalah istri yang tetap di cintai oleh seorang Elang Mahendra Suteja.

“Kamu… benar kata Sabila, tidak masuk kerja hari ini…”Ucap suara itu amat datar, membuat Elang sedikit tersentak kaget.

Sial!

Bagaimana bisa, Elang tidak melihat ibunya…. Yang ada di sampingnya, yang Elang lewati begitu saja beberapa detik yang lalu. Membuat Elang harus melangkah mundur sedikit. Untuk mendekati ibbunya…

“Mama…”Panggil Elang lembut. Elang yang saat ini sudah berdiri berhadapan dengan mamanya, dan Elang yang saat ini sedang menyalimi lembut dan sopan punggung tangan mamanya, yang wajahanya terlihat sangat-sangat kesal saat ini, membuat Elang seketika merasa was-was.

ANAK UNTUK SUAMIKU! (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang