My Stepmother?-13

19.1K 1.7K 74
                                    

"Lo ada niat mau kabur, ya?" tanya Romeo pada saat di saat mereka sedang sarapan karena tadi malam, ketika tiba waktu makan malam, Estelle tidak terlihat.

Estelle terlihat bingung sedangkan Damar menghela napas.

"Untuk apa saya kabur?" tanya Estelle dengan raut bingung.

"Karena lo lama balik ke hotel." Damar yang membalas.

"Oh, ada banyak tempat yang saya kunjungi. Vera juga orangnya asyik."

Damar mengangguk-anggukan kepala sedangkan Romeo diam, menatap lurus Estelle yang duduk berhadapan dengannya.

Damar yang sedang menikmati sarapannya merasa terganggu dengan ulah kaki Romeo yang terus saja menyenggol kakinya. Damar menatap laki-laki itu seraya menunjukkan raut kesal.

Romeo menunjuk Estelle yang juga sedang menikmati sarapan, menunjuk Estelle menggunakan gerakan kepala dan Damar mengerti maksud teman sekaligus bosnya itu.

"Elle, lo mau ikut ke acara penghargaan?" tanya Damar seraya melirik Romeo. Kemarin, Romeo menyuruh Damar untuk bertanya kepada Estelle apakah gadis itu ingin ikut atau tidak.

"Emang jam berapa?" tanya Estelle balik.

"Acaranya mulai jam tujuh, mau ikut?" tanya Damar.

Estelle bingung, sejujurnya ia mau. Namun, yang mengajaknya bukanlah Romeo, Estelle tidak ingin Romeo merasa risih jika ia ikut nanti.

"Mungkin, kalian aja deh."

"Lo agak lama jawabnya, gue yakin lo mau ikut sih pasti." ujar Damar.

Estelle tertawa kecil. "Emang, boleh kalo saya ikut?" Arah mata Estelle tertuju pada Romeo.

Romeo sengaja diam sejenak lalu bersuara. "Asal lo nggak nyusahin, terserah." Romeo pun beranjak dari kursinya.

Estelle sedikit merasa lega lalu menatap Damar. "Saya emang pengen ikut, tapi, saya takut kalo Romeo ngerasa risih. Secara, Romeo nggak suka sama saya."

Damar bingung harus merespon seperti apa memilih untuk mengangguk seraya tersenyum kecil, sedikit merasa miris juga kasihan dengan Estelle.

Damar bingung harus merespon seperti apa memilih untuk mengangguk seraya tersenyum kecil, sedikit merasa miris juga kasihan dengan Estelle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Please, gue jadi nggak mood sekarang gara-gara tuh cewek lama banget." Romeo menghela napas dengan bagian belakang tubuh yang disandarkan di dinding. Romeo dan Damar sedang berdiri di dekat pintu kamar Estelle.

"Lo nggak suka sama Estelle?" tanya Damar di mana Romeo tampak bingung.

"Kenapa lo makin ke mana-mana?" tanya Romeo balik.

"Maksud gue, nggak suka bukan karena lo nggak ada perasaan suka. Tapi, lebih ke benci?"

Romeo menaikkan alis.

Damar menghela napas. "Tadi pagi, Estelle bilang sama gue kalo dia emang pengen ikut, tapi, karena bukan lo yang ngajak, Estelle nggak mau karena katanya takut kalo lo ngerasa risih. Lo nggak suka sama dia katanya."

Romeo diam, benar-benar tidak memberikan respon apapun. Ketika mendengar pintu kamar hotel Estelle hendak terbuka. Romeo memasang ekspresi kesal dengan kedua tangan yang masih terlipat di depan dada, seolah memberitahu Estelle jika ia sudah menunggu lama. Namun, raut kesal Romeo hilang begitu saja, tepat saat Estelle keluar.

Romeo menatap penampilan Estelle di mana Estelle memakai gaun berwarna hitam dengan tambahan glitter di seluruh bagian gaun tetapi tidak terlihat berlebihan, bagian atas yang off shoulder dan sedikit memperlihatkan bahu Estelle, yang terakhir belahan di bagian kaki kiri yang tidak terlalu tinggi. Gaun yang tercetak pas di tubuh Estelle membuat penampilan Estelle tidak terlihat seksi melainkan elegan.

"Kedip." bisik Damar di mana tatapan kesal Romeo kembali muncul dan kali ini tujukan untuk Damar.

"Buruan." Romeo pun berjalan lebih dulu dengan langkah lebar.

"Lo yang pilihin gaunnya?" tanya Romeo dengan mata yang tertuju pada Estelle yang sedang mencari makanan yang menggugah selera gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo yang pilihin gaunnya?" tanya Romeo dengan mata yang tertuju pada Estelle yang sedang mencari makanan yang menggugah selera gadis itu.

Acara penghargaan belum dimulai, para tamu yang hadir lebih dulu dipersilakan untuk menikmati minuman juga makanan yang disediakan. Setelah itu, ketika acara akan di mulai, mereka akan diminta untuk masuk ke ruangan yang ukurannya lebih luas di mana acara penghargaan akan berlangsung.

"Estelle sendiri. Gue liat gimana lo yang nggak jadi kesel gitu Estelle keluar kamar." balas Damar lalu meminum minumannya.

"Sayangi bibir lo." Romeo menunjukkan tangannya yang terkepal.

"Valdo Wilson." bisik Damar pada Romeo sambil menyikut laki-laki itu dan setelahnya Damar memilih untuk pergi.

"Oh, ternyata kamu hadir."

"Nggak mungkin Papi saya yang hadir." balas Romeo seraya menatap Estelle yang masih mencari makanan.

"Jadi, kamu yang gantiin posisi Papi kamu untuk gadis itu?" Valdo sempat menoleh pada Estelle.

"I'm not crazy like you." (Saya tidak gila seperti Anda). kata Romeo dengan pelan.

"Kalo aja kamu bukan anak dari Pak Evan, saya pastiin dunia kamu udah berubah. Don't be rude, Kid." ujar Valdo.

Romeo membulatkan mata. "The f*ck? Kid? Kita cuma beda tiga tahun." Romeo tertawa.

"Tetap aja kamu lebih muda dari saya, kamu harus sopan."

"Pfft! Ini bukan Indonesia. Karena Anda udah kasih nasihat ke saya, saya juga mau kasih nasihat ke Anda. Daripada Anda capek mikirin gimana caranya bunuh orang-orang, lebih bagus mikirin gimana caranya bahagiain istri. Kasihan tau istrinya, pernah hidup tersiksa." Romeo pun melangkah pergi.

"Shut the f*ck up, you bastard." kata Valdo dengan pelan ketika Romeo melewatinya.

Romeo balik badan sambil tersenyum lalu memberikan hormat pada Valdo dan pergi menghampiri Estelle yang sedang duduk sendirian.

Romeo balik badan sambil tersenyum lalu memberikan hormat pada Valdo dan pergi menghampiri Estelle yang sedang duduk sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Qotd: nyangka nggak kalo Valdo bakal muncul?

My Stepmother? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang