My Stepmother?-04

27K 2.4K 124
                                    

Tubuh Romeo lemas seketika melihat tubuh ayahnya yang terbujur kaku dengan beberapa luka di bagian wajah. Romeo menelan ludah seraya berpegangan pada tepian brankar yang di atasnya tidak terisi oleh apa-apa, seketika kepala Romeo sangat pusing.

Romeo menatap tubuh ayahnya yang dinyatakan sudah tidak lagi bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa sang ayah.

Romeo pun jatuh terduduk di lantai karena tubuhnya sudah semakin lemas, "Pi." gumam Romeo dengan mata yang berkaca-kaca seraya menatap sang ayah.

"No, this is not true, this is not real." Romeo menggeleng seraya tersenyum di mana saat ia ingin mencoba untuk bangkit, Romeo gagal melakukannya, yang ada hanya air matanya yang keluar semakin banyak.

Romeo mulai menangis dengan suara, kepalanya tertunduk dan air matanya keluar tanpa henti. Merasa bahunya disentuh, Romeo berusaha mengangkat kepala di mana ternyata sang kakek lah yang datang.

"Opa, tell me if this isn't true, it's not Dad, right? Please." Romeo meremas kemeja sang kakek di mana pria berumur itu tidak bisa berkata-kata dan tidak ingin melihat ke arah jenazah anaknya.

Romeo memejamkan mata saat sang nenek masuk ke ruang jenazah di mana suara tangisan langsung terdengar di sana.

Estelle sudah berjam-jam di kamar milik Evan untuk menangis hingga air matanya seperti sudah habis, terbukti dari tidak adanya lagi cairan bening yang keluar membasahi pipi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Estelle sudah berjam-jam di kamar milik Evan untuk menangis hingga air matanya seperti sudah habis, terbukti dari tidak adanya lagi cairan bening yang keluar membasahi pipi.

Estelle duduk dengan tubuh yang bersandar pada dinding sambil memeluk bingkai foto Evan. Estelle yang tadinya sudah tenang kembali menangis seraya menundukkan kepala dan mencium bingkai foto tersebut.

"Kita bakal nikah, tapi, kenapa harus kayak gini?" Estelle menangis hingga tubuh gadis itu berbungkuk, memeluk erat bingkai foto Evan seperti tidak akan pernah melepaskannya.

Dengan susah payah, Estelle berusaha untuk bangkit karena ia ingin turun ke bawah. Jenazah Evan sudah di bawa ke rumah dan sudah banyak juga pelayat yang datang.

Estelle berhasil berdiri dan mulai berjalan dengan tubuh yang sedikit sempoyongan juga lemas, Estelle belum ada makan sama sekali begitu ia mendapat kabar jika Evan mengalami kecelakaan beruntun. Saat Estelle sudah keluar dari kamar, Estelle bertemu dengan Romeo yang sedang berjalan ke arahnya.

"Lo mau ngapain?" tanya Romeo melihat Estelle keluar dari kamar.

"Mau ke bawah." katanya seraya berjalan melewati Romeo tetapi Romeo menahannya.

"Nggak perlu, lo nggak perlu ke bawah. Temen-temen gue ada di bawah, gue nggak mau mereka ngeliat lo, gue nggak mau mereka curiga karena lo ada di sini. Lo jangan ke bawah."

"Tapi, saya mau ke bawah, kamu nggak berhak larang-larang saya."

"Jelas berhak karena gue anaknya!" Romeo mengarahkan telunjuk pada Estelle. "Mata lo bengkak, lo mau ke bawah? Temen-temen gue ada di bawah sedangkan gue bilang sama mereka gue nggak kenal lo sama sekali. Jelas temen gue bakal curiga sama lo kalo liat keadaan lo sekarang. Gue kehilangan banget, tapi, gue juga ngerasa bersyukur karena lo nggak jadi nyokap gue. Gila aja gue punya nyokap yang umurnya bahkan dua tahun lebih muda dari gue. Lo di kamar."

"Romeo! Saya mau ke bawah!" Estelle berusaha melepaskan tangannya yang ditarik oleh Romeo di mana Romeo menariknya menuju kamar. "Romeo!" seru Estelle karena kini ia sudah terkurung di kamar lantaran Romeo menguncinya dari luar.

"Romeo! Buka!" seru Estelle seraya memukul-mukul pintu. "Romeo!" Estelle jatuh terduduk di lantai saat ia tidak mendengar suara Romeo lagi dan kembali menangis dengan hati yang terasa nyeri sebab ia tidak akan bisa melihat Evan untuk yang terakhir kalinya.

 "Romeo!" Estelle jatuh terduduk di lantai saat ia tidak mendengar suara Romeo lagi dan kembali menangis dengan hati yang terasa nyeri sebab ia tidak akan bisa melihat Evan untuk yang terakhir kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang hari, Estelle masih terkunci di kamar. Hari sudah malam dan Evan juga sudah dibawa ke pemakaman tanpa Estelle bisa melihat bagaimana proses pemakaman tersebut. Padahal, Estelle ingin sekali mengantarkan Evan ke tempat peristirahatan terakhir pria itu juga menaburkan bunga, tapi, Estelle hanya bisa berada di kamar karena Romeo tidak mengizinkannya keluar.

Estelle saat ini sedang berbaring di tempat tidur dengan foto Evan yang masih ia peluk, kedua mata Estelle yang terpejam perlahan terbuka ketika mendengar suara yang berasal dari pintu, sepertinya Estelle tidak lagi terkunci sekarang. Namun, Estelle menjadi malas untuk keluar dari kamar walaupun ia sudah tidak terkunci.

Estelle benar-benar tidak ada makan dan Estelle sendiri memang tidak merasa lapar sedikitpun, kesedihan dan kesepian lah yang Estelle rasakan sekarang. Selain itu, rasa rindu juga menyelimuti Estelle di mana itu membuat kesedihan Estelle kian bertambah.

Di lain tempat, Romeo. Laki-laki itu berjalan menuju kamarnya setelah membuka kunci kamar ayahnya yang kini ditempati oleh Estelle. Walaupun sudah hampir larut malam, di lantai bawah masih terdapat orang-orang yang berasal dari kerabat dekat Ayah juga Ibu Romeo. Untuk Ibu Romeo, wanita itu langsung datang ke Indonesia saat mendengar kabar Evan telah tiada dan langsung kembali ke Australia sekitar pukul 21:00 malam tadi.

Romeo masuk ke kamarnya dan langsung menghempaskan tubuh di tempat tidur. Tadinya, Romeo tidak begitu merasa kesepian, tapi kini, Romeo mulai merasakannya. Romeo langsung teringat dengan ucapan ataupun permintaan Evan yang belum bisa ia penuhi, salah satunya adalah berada di kantor, bekerja di sana.

Mengenai mengunci Estelle, Romeo tidak menyesalinya karena menurutnya, apa yang Romeo lakukan sudah benar.

Merasa begitu lelah, Romeo pun memutuskan untuk tidur karena mulai besok, ia akan menjadi orang yang sibuk, sibuk mempersiapkan dirinya untuk menggantikan posisi sang ayah di perusahaan.

Merasa begitu lelah, Romeo pun memutuskan untuk tidur karena mulai besok, ia akan menjadi orang yang sibuk, sibuk mempersiapkan dirinya untuk menggantikan posisi sang ayah di perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Qotd: Romeo keterlaluan nggak soal kunciin Estelle?

My Stepmother? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang